Di sinilah aku sekarang
Ada tetapi tidak terlihat
Hidup tetapi tidak dipedulikan
Menjadi yang tersia-siakan
Menjadi yang terbuang
Menjadi tidak berharga
Harus sangat kuat untuk bisa kembali bangkit
Tanpa bergantung padanya
Tanpa mengharapkan apa-apa lagi darinya
merah itu aku,
Jakarta, 22 Oktober 2009
Pages
▼
Thursday, October 22, 2009
Tuesday, October 20, 2009
Tak Berujung
Just another fight...
Bukan yang pertama dan aku yakin, ini juga bukan yang terakhir. Bertengkar dengan tema yang sama. MENIKAH.
Sebenernya apa sih yang menjadi tujuan dari sebuah hubungan? Menikah? Aku pikir itu bukan hal yang salah. Hanya saja, aku masih tidak habis pikir, kenapa setiap membicarakan masalah nikah, kami selalu bertengkar...
Sejak empat tahun yang lalu, tiga tahun yang lalu, dua tahun yang lalu, setahun yang lalu, dan kemudian malam ini. Kami masih saja mengakhiri pembahasan itu dengan pertengkaran. Saling menyerang, saling menyakiti, saling menunjukkan bahwa masing-masing dari kami adalah yang paling tersakiti, paling menderita, paling tidak beruntung, paling menyedihkan, dan paling ingin dilihat sebagai yang terkuat karena masih bisa bertahan dengan siksaan yang bertubi-tubi.
Kami tidak juga menjadi dewasa dengan pertengkaran-pertengkaran itu. Kami tidak juga menemukan cara untuk saling menenangkan. Kami tidak berusaha untuk mengalah. Kami tidak pernah menggunakan kepala dingin untuk membicarakannya. Kami memang sama-sama egois. Dan mungkin, itulah penyebab kenapa sampai sekarang kami belum juga menikah....
merah itu aku,
Jakarta, 2o Oktober 2009
Bukan yang pertama dan aku yakin, ini juga bukan yang terakhir. Bertengkar dengan tema yang sama. MENIKAH.
Sebenernya apa sih yang menjadi tujuan dari sebuah hubungan? Menikah? Aku pikir itu bukan hal yang salah. Hanya saja, aku masih tidak habis pikir, kenapa setiap membicarakan masalah nikah, kami selalu bertengkar...
Sejak empat tahun yang lalu, tiga tahun yang lalu, dua tahun yang lalu, setahun yang lalu, dan kemudian malam ini. Kami masih saja mengakhiri pembahasan itu dengan pertengkaran. Saling menyerang, saling menyakiti, saling menunjukkan bahwa masing-masing dari kami adalah yang paling tersakiti, paling menderita, paling tidak beruntung, paling menyedihkan, dan paling ingin dilihat sebagai yang terkuat karena masih bisa bertahan dengan siksaan yang bertubi-tubi.
Kami tidak juga menjadi dewasa dengan pertengkaran-pertengkaran itu. Kami tidak juga menemukan cara untuk saling menenangkan. Kami tidak berusaha untuk mengalah. Kami tidak pernah menggunakan kepala dingin untuk membicarakannya. Kami memang sama-sama egois. Dan mungkin, itulah penyebab kenapa sampai sekarang kami belum juga menikah....
merah itu aku,
Jakarta, 2o Oktober 2009
Sunday, October 18, 2009
Missing Him
Baru saja dimanjakan dengan beberapa malam bersama Mr Right
Dan ketika sore ini Mr Right harus pergi, malamku menjadi begitu sepi
Hufff..
Bagaimana mungkin aku berpikir untuk benar-benar berpisah dengannya
Aku merindukan saat bersamanya..
Tolong hadirkan malam-malam itu lagi...
merah itu aku,
Jakarta, 18 Oktober 2009
Dan ketika sore ini Mr Right harus pergi, malamku menjadi begitu sepi
Hufff..
Bagaimana mungkin aku berpikir untuk benar-benar berpisah dengannya
Aku merindukan saat bersamanya..
Tolong hadirkan malam-malam itu lagi...
merah itu aku,
Jakarta, 18 Oktober 2009
Menyerah
Pada akhirnya kami harus menyerah pada keadaan
Memang sangat menyebalkan
Tapi kami harus melakukannya
Menyerah bagi kami, bukanlah memusnahkan semua mimpi yang kami miliki
Tidak
Kami masih memiliki mimpi-mimpi kami
Mimpi tertinggi kami yang pasti akan kami raih bersama-sama
Dan kami yakin, keputusan kami untuk menyerah adalah keputusan yang tepat
Menyerah untuk menang, semoga
merah itu aku,
Jakarta, 18 Oktober 2009
Memang sangat menyebalkan
Tapi kami harus melakukannya
Menyerah bagi kami, bukanlah memusnahkan semua mimpi yang kami miliki
Tidak
Kami masih memiliki mimpi-mimpi kami
Mimpi tertinggi kami yang pasti akan kami raih bersama-sama
Dan kami yakin, keputusan kami untuk menyerah adalah keputusan yang tepat
Menyerah untuk menang, semoga
merah itu aku,
Jakarta, 18 Oktober 2009
Tuesday, October 13, 2009
COUNTDOWN
Hitung mundur, menunggu saat-saat terakhir..
Ditinggalkannya,
atau menjadi miliknya untuk selamanya...
dan ketika pada akhirnya aku harus ditinggalkan, aku mungkin hanya bisa menertawakan kehidupanku
melewatkan dua setengah tahun hanya untuk menunggu untuk ditinggalkan.
tapi aku sangat yakin, tidak ada yang sia-sia
mungkin..
akan ada seseorang yang lain, yang akan mencintaiku dengan tulus, menerimaku apa adanya, seseorang yang entah seperti apa, dan bukan dia. dan aku harus belajar untuk mencintai orang itu...
atau mungkin...
usiaku tidak akan panjang, dan Tuhan terlalu menyayanginya, sehingga tidak membiarkannya merasa kehilangan ketika aku pergi
mungkin... entahlah...
semoga aku bisa menerima segala kemungkinan yang akan terjadi
semoga
merah itu aku,
Jakarta, 13 Oktober 2009