Pages

Sunday, March 31, 2019

Komunikasi Produktif Hari ke-4

Kalo hari libur gini, aku ga gitu ngomel untuk nyuruh anak-anak mandi. Apalagi ga ada acara keluar. Yang penting mereka udah sarapan ๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜† (ibu macam apalah aku ini๐Ÿ˜ฌ).

Kakak Zidan udah bangun sendiri dan langsung sholat subuh tanpa disuruh-suruh tadi pagi. Alhamdulillah... semoga selalu begitu ya, Kak๐Ÿ˜˜.

Jam setengah delapan, Dek Lou udah aku mandiin. Kemudian disusul Kakak Athar. Kakak Zidan masih tak beranjak dari depan tivi meskipun udah bolak balik disuruh mandi. Ya sudahlah pikirku. Nanti juga mandi๐Ÿ˜†.
Tiba-tiba Dek Lou nangis, kemudian diajaklah keluar sama ayahnya. Kakak Athar ikut keluar. Waktu Kakak Zidan mau keluar, aku larang karena dia belum mandi.
Dan adegan selanjutnya adalah drama minta ditemenin mandi. Aku menolak. Lalu aku bilang "ayo sana kakak mandi sekarang. Kakak pasti berani". Setelah 3 kali aku ucapkan, dia akhirnya mau mandi tanpa ditemani. Dalam hitungan detik, acara mandi pun selesai๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚.

Ga apa-apa, kak... semoga semakin hari semakin berani ya.. ๐Ÿ˜Ž๐Ÿ˜Ž


Komunikasi produktif yang aku lakukan diberi tanda bintang

Merah Itu Aku
Jogja, 31 Maret 2019

Saturday, March 30, 2019

Komunikasi Produkrif Hari ke-3

Hari ini anak-anak libur sekolah. Dan seperti biasa, aku rada santay bangunin anak-anak. 
Amazing banget kakak Zidan tiba-tiba bangun sebelum aku sempet bangunin. Yang lebih menakjubkan lagi, dia yang biasanya leyeh-leyeh di sofa sebelum solat subuh, pagi tadi langsung ambil wudu dan sholat Subuh. Tanpa perlu disuruh-suruh๐Ÿ˜๐Ÿ˜. 
Rasa-rasanya, aku pengen bikin tumpeng saking bahagianya. Dengan berbinar-binar, aku sampaikan pujianku dengan tulus
"Masya Allah, Kakak Zidan hebat banget. Bangun tidur ga perlu dibangunin, langsung wudu dan solat Subuh tanpa Bunda suruh-suruh"
Dan kakak Zidan senyum tersipu-sipu menggemaskan๐Ÿ˜˜.

Terima kasih kakak... semoga selalu menjadi anak yang sholeh ya๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜


Poin Komunikasi Produktif yang aku lakukan diberi tanda bintang


Merah Itu Aku
Jogja, 30 Maret 2019

Friday, March 29, 2019

Komunikasi Produktif Hari ke-2

Pagi ini, masih dengan Kakak Zidan (8 tahun 5 bulan 17 hari). Tantangan masih sama yaitu ngoprak-oprak ben ndang mangkat (nyuruh cepetan ini itu).
Seperti biasa, nyuruh Kakak mandi itu bener-bener menguras emosi jiwa raga ini. Jam 6 lewat 34 menit, Kakak Zidan masih dengan gaya singa masai duduk-duduk santai di sofa dalam keadaan belum mandi, apalagi sarapan. Padahal hari Jumat ada tapak suci dan aku tau, sejak semalem belum juga masukin bajunya ke dalam tas. Sabar.....

Sekali nyuruh mandi dengan intonasi rendah, belum nampak adanya pergerakan. Hmmm... agak naikin intonasi, masih belum bergerak juga.
Sabar? Hmmm...aku usahakan...๐Ÿ˜….
Akhirnya aku bilang, "Kalo kakak mau dianter ayah, mandi sekarang" (karena kalo lewat jam 7 belum siap, jatah bundanya buat nganterin. Dan kata Kakak, kalo dianter bunda kesiangan. Ya kali siapa yang bikin kesiangan๐Ÿ˜’)
Apakah langsung beranjak mandi? Haha...tentu tidak Esmeralda๐Ÿ˜Œ๐Ÿ˜Œ.
Pada pengulangan kedua kalinya, dia baru bergerak buat mandi ๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†.
Greget banget yekan.... Ga salah aku ikut kuliah Bunda Sayang. Dan ga salah juga aku praktekin tantangan komunikasi produktif ini ke Kakak Zidan. Bener-bener menjadi tantangan yang amat sangat menantang.
Memang tidak mudah, tapi tidak boleh menyerah๐Ÿ˜‰.

Berita baiknya, tadi pagi Kakak Zidan langsung masukin baju kotor ke tempatnya hanya dengan satu kali diingatkan. Alhamdulillah. Good job Kakaaaaa๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜

Poin komunikasi produktif hari kedua diberi tanda bintang


Merah Itu Aku
Jogja, 29 Maret 2019



Thursday, March 28, 2019

Komunikasi Produktif Hari ke-1

Hari ini begitu amat sangat hectic sekali. Mungkin karena hari pertama tantangan trus gedabrukan. 
Bhaique...tantangan komunikasi produktif, aku persembahkan untuk Kakak Zidan yang semakin hari semakin menggemaskan๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚.

Pagi ini.....

Kebiasaan kakak Zidan yang meletakkan baju kotor di lantai bener-bener bikin aku emosi tingkat tinggi. Belum lagi kalo diawali dengan tidur-tiduran di sofa sebelum akhirnya lepas baju terus mandi. Setelah itu, mau pake baju aja muter-muter dulu. Yang nyari ini itu lah, gangguin adeknya lah. Duh Gustiiiii..... Biasanya aku akan mengomel panjang pendek sampe akhirnya semua selese dan mereka berangkat sekolah.
Pagi tadi, aku lumayan menghemat energi karena mengamalkan komunikasi produktif (#ecieeee๐Ÿ˜…).
Dengan suara lembut bak ibu peri, aku ucapkan kalimat-kalimat perintah pendek. Setelah selesai dikerjakan, aku keluarkan kalimat perintah lanjutan. Sampai semua selesai dikerjakan dan mereka berangkat sekolah. 


Poin komunikasi yang aku lakukan diberi tanda bintang
Alhamdulillah intonasi suaraku lebih rendah dari biasanya meskipun masih agak tinggi. Semoga besok lebih baik lagi.
Aamiin.


Merah Itu Aku
Jogja, 28 Maret 2019

Wednesday, March 27, 2019

Bersemangat

Saking bersemangatnya aku, ternyata mulai tantangan Busay itu besok. Padahal udah ngobrol-ngobrol sama Mr. Right, kalo hari ini udah mulai tantangannya๐Ÿ˜†.

Baiklah... semoga besok tetap bersemangat ya๐Ÿ˜š๐Ÿ˜š.

Merah Itu Aku
Jogja, 27 Maret 2019

Tuesday, March 26, 2019

Komunikasi Produktif

Tiba saatnya kuliah Bunsay level 1 dimulai. Degdegan banget akutu... apalagi tantangannya berat banget menurutku.

Komunikasi produktif.

Aku berencana mempraktekkan komunikasi produktif ke anak-anak. Kenapa berat? Karena bicara dengan mereka membutuhkan kesabaran seluas samudera๐Ÿ˜ช๐Ÿ˜ช.
Hari ini critanya aku pemanasan untuk tantangan yang dimulai besok. Minta mereka mandi dengan suara lembut, sambil ngusap-usap pundak, sambil peluk-peluk. Yang terjadi? Mereka ga berangkat mandi juga sampe maghrib tiba. Dan aku semakin emosi sodara-sodara๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ.

Huhu... besok harus coba lagi. Sepertinya aku belum ikhlas, atau aku belum benar-benar fokus berbicara dengan hati. Semangat!!!!

Mulai besok, aku akan banyak bercerita bagaimana aku menghadapi tantangan-tantangan di kuliah Bunda Sayang.
Kalo kata Mr. Right, demi anak-anak yang lucu dan menggemaskan๐Ÿ˜Œ๐Ÿ˜.

Merah Itu Aku
Jogja, 26 Maret 2019

Sunday, March 24, 2019

Wali Murid

Mereka lah wali murid, yang paling heboh ketika anak-anak lomba.
Mereka lah wali murid, yang paling sibuk ketika anak-anak ada PR.
Mereka lah wali murid, yang begitu nervous ketika anak-anak ujian.

Dan aku sudah merasakan jadi wali murid. Memang begitulah adanya ๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜.


Merah Itu Aku
Jogja, 24 Maret 2019

Saturday, March 23, 2019

Prioritas

Untuk kesekian kalinya, aku dapet materi dan tugas yang berhubungan dengan menejemen waktu. Materi ini berat, tapi menyenangkan.
Sebenernya ini udah tugas minggu lalu. Tapi lumayan bikin kepikiran.
Setelah aku lihat lagi, ternyata prioritas yang tertulis di planner selalu tentang aku. Tentang memenuhi kebutuhanku. Bukan tentang anak-anak. 
Egoisnya aku๐Ÿ˜”๐Ÿ˜”.
Pada materi berikutnya tentang memaafkan masa lalu, aku kembali berpikir. Apakah aku belum selesai dengan masa lalu dan diri sendiri? 
Bagaimana mungkin aku bisa jadi ibu yang baik jika belum selesai dengan urusan-urusan ini? Aku semakin merasa bersalah.

Belajar memaafkan masa lalu memang butuh keberanian dan hati seluas samudera. Tidak sampai di situ saja, ternyata aku juga butuh belajar untuk memaafkan kondisi-kondisi yang terjadi saat ini. Semoga pelajaran-pelajaran hidup ini bisa membuatku menjadi pribadi pemaaf dan berhati lembut๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š.

Merah Itu Aku
Jogja, 23 Maret 2019

Friday, March 22, 2019

Buku

Sudah lama sekali aku tidak memborong buku. Padahal aku pernah begitu rutin berbalanja buku pada jamannya.
Seingetku, aku mulai menghentikan rutinitas belanja buku setelah menyadari beberapa buku masih tersegel rapi setelah beberapa bulan sejak pembelian. Mungkin buku itu tidak terlalu menarik untukku, atau karena aku yang merasa tidak punya banyak waktu lagi untuk membaca buku. Dih sok sibuk.

Hari ini kami membahas koleksi buku. Pada salah satu pembahasan, kami membicarakan tentang e book. Ternyata di jaman now memang banyak yang beralih dari buku konvensional pada e book. Entah karena lebih ramah lingkungan (paperless), tidak membutuhkan tempat penyimpanan (cuma butuh memori hp), atau alasan kepraktisan lain. Tapi pemilihan e book juga bergantung pada individu. Ada yang masih setia dengan buku konvensional macam aku, dengan berbagai alasan juga. Kalo aku pribadi karena alasan rasa, lebih mantep pegang bukunya langsung๐Ÿ˜….

Aku teringat pernah membaca di suatu tempat. Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Bagaimana mungkin seseorang bisa menulis, jika membaca saja malas. Mari mulai rutinkan lagi membaca membeli buku๐Ÿ˜.



Merah Itu Aku
Jogja, 22 Maret 2019

Wednesday, March 20, 2019

Pilar Gemar Rapi (Part 2)

Ini menyambung pilar Gemar Rapi part 1 yang udah tayang sebelumnya ya๐Ÿ˜‰... sekarang aku mau menjabarkan pilar Gemar Rapi part 2 sesuai kondisiku.

Pilar Gemar Rapi (part 2):
5. Menyesuaikan kondisi individu (personalized)
6. RASA sebagai prinsip (principles)
7. Memenuhi standard safety dan hygiene
8. Tidak mencemari lingkungan (environment)

Penjabaran pilar Gemar Rapi:
5. Apakah Anda sudah mengetahui karakter dari anggota keluarga dalam berbenah? Jika belum, tanyakan pendapat mereka (utamakan Anda terlebih dahulu-sebagai contoh) terkait hal tersebut. Dan berikan wawasan bahwa gemar rapi menyesuaikan dengan kondisi individu.

Sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, aku banyak menghabiskan waktu di dalam rumah. Aku seorang crafter sehingga area crafting menjadi prioritasku dalam berbenah. Selain itu, aku berusaha untuk memasak makanan sehat untuk keluarga, menjadikan area dapur dan kulkas mendapat perhatian lebih. 
Untuk urusan pakaian, aku tidak membutuhkan banyak macam untuk kegiatan keluar rumah. Kalau Mr. Right, akan sulit untuk mengurangi pakaian, tas, dan sepatu karena dia banyak beraktivitas di luar rumah. Tapi nantinya akan aku bantu dia untuk declutter barang-barang dia secara besar-besaran. 

6. RASA adalah prinsip metode gemar rapi yang merupakan singkatan :
Rapi dan teratur
Aman dan nyaman
Sehat dan bersih
Alami dan berkelanjutan
Jelaskan setiap poin dari prinsip tersebut berdasar pemahaman Anda. Dalam poin ini, ada penjelasan terhadap kondisi nyaman yang diwakili oleh kata hygee. Ceritakan apa makna rasa nyaman bagi anggota keluarga dan Anda di rumah.

Rapi dan teratur
Peletakan barang-barang sesuai dengan kategori yang tentunya akan memudahkan kami untuk mengambil dan mengembalikkan barang ke tempat semula

Aman dan nyaman
Tidak ada barang berceceran yang nantinya dapat terinjak dan menyakitkan. Tidak ada barang yang diletakkan sembarangan yang dapat jatuh karena mudah tersenggol atau ditumpuk terlalu tinggi tanpa mempertimbangkan aspek keseimbangan.
Nyaman untuk melakukan aktivitas di dalam rumah. Terutama untuk anak-anak yang masih kecil.

Sehat dan bersih
Menjaga kebersihan seluruh sudut rumah, terutama area-area yang butuh perhatian khusus, yaitu dapur dan kamar mandi. Untuk membersihkan area khusus tersebut juga butuh treatment khusus agar tetap higienis.


Alami dan berkelanjutan
Mengutamakan pencahayaan dari sinar matahari di pagi dan siang hari, serta mengandalkan udara segar yang masuk dari luar rumah dibanding menggunakan pendingin udara (AC).
Berkelanjutan artinya tetap menjaga kebersihan dan kerapian secara terus menerus.

Menjaga kerapian dan kebersihan bukan berarti anak-anak tidak bisa mendapatkan kebebasan untuk berkreasi. Tapi justru dengan rumah yang tertata rapi, mereka dapat menemukan benda-benda yang mereka inginkan dengan mudah. Kemudian secara bertanggung jawab mampu mengembalikkan ke tempat semula. Sehingga mereka memiliki perasaan nyaman, senang, dan tenang ketika melakukan aktivitas di dalam rumah, inilah yang disebut hygee.

7. Cek kondisi rumah saat ini, apakah sudah sehat dan aman? Sejauh mana kehidupan sehari-hari terkoneksi dengan prinsip safety dan hygiene?

Jujurly, masih banyak yang perlu dibenahi untuk menuju kondisi yang sehat dan aman. Sementara ini, aku baru membersihkan rumah dengan ala kadarnya. Menyapu, mengepel, membersihkan kaca, membersihkan area dapur. Namun ke depannya, aku akan lebih memperhatikan kesehatan juga, seperti menjaga kehigienisan area dapur secara lebih serius.

8. Apakah ada upaya keluarga Anda agar hidup tidak mencemari lingkungan?

Sementara ini, kami belum banyak berkontribusi. Kami baru mengurangi penggunaan sedotan. Untuk pemilihan bahan makanan, aku banyak membeli dengan kemasan kaca bukan plastik. Pembelian sabun dan PKRT lain yang masih menggunakan plastik, aku pilih kemasan terbesar. Semoga ke depannya akan lebih aware untuk tidak mencemari lingkungan.

Hosh..hosh... demikianlah sedikit pengakuan tentang kondisi rumah kami... banyak sekali hal yang perlu dilakukan. Tapi kami harus semangat demi terciptanya hunian yang hygee.

2019 menuju Gemar Rapi๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช


Merah Itu Aku
Jogja, 20 Maret 2019

Tuesday, March 19, 2019

Produktif

Kalo produktif dikaitkan dengan berapa uang yang aku hasilkan setiap hari, aku bukanlah orang produktif.
Kalo produktif dikaitkan dengan benda yang aku buat, aku juga bukan orang produktif.
Jadi, kalo aku bukan orang yang produktif, apakah aku hanya menjadi beban?


Merah Itu Aku
Jogja, 19 Maret 2019

Monday, March 18, 2019

Berdamai dengan Masa Lalu

Baca judulnya aja udah menggiring ke tingkat kebaperan yang amat tinggi. Itu materi yang jadi pembahasan kuliah pra Buda Sayang hari ini.

Sedari siang, setelah aku baca materinya, aku cukup mengingat-ingat masa lalu. Adakah kejadian yang terlewatkan? Yang masih menyisakan dendam? Belum termaafkan?

Sedihnya, aku hanya sedikit merekam percakapan antara orang tua dan anak. Apakah aku tidak bahagia saat kecil? Apakah itu yang membuatku masih sering marah dengan meledak-ledak?

Yah, masa laluku belum tuntas. Sekarang saatnya aku menuntaskannya. Memaafkannya. Mengikhlaskannya๐Ÿ˜”๐Ÿ˜”.


Merah Itu Aku
Jogja, 18 Maret 2019

Sunday, March 17, 2019

Member Gathering

Kemaren kami ikut acara Member Gathering Shalihah Motherhood. Komunitas yang berisi ibu-ibu shalihah dengan segala aktivitas dan kerempongannya.
Awalnya aku berencana berangkat berdua bareng Dek Lou saja. Mr. Right yang memberikan ijin aku ikut acara, sudah mengiyakan untuk nemenin anak-anak besar di rumah main PS. Hepi dong ya...dan berharap dapet bonus dianter dan dijemput. Ngelunjak๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†

Menjelang hari H, tetiba mendadak ujug-ujug, Mr. Right harus kerja. Dan tentu saja, aku berangkat membawa rombongan. Ga perlu berharap bakalan dianter jemput kalo begini sih๐Ÿ˜’.

Candid. Berasa artis๐Ÿ˜Ž
Sebelum berangkat, aku memastikan lokasi acara dan tempat parkir. Nyaris mau pake ojek online gegara Mr. Right bilang lokasinya jauh banget, ga ada tempat parkir, dan jalannya sempit. Tapi setelah diusut, ternyata lokasi WS natural soap beberapa minggu yang lalu lebih jauh (sedikit). Tempat parkir di lokasi acara memang ga ada, tapi tempat parkir masjid Jogokariyan lumayan luas. Jalan sempit yang dimaksud Mr. Right adalah 2 lajur. Hmmm... Aku pun memutuskan untuk nyetir aja dengan mengantongi dukungan dari Mr. Right tentunya.

Sampe sana, lewat 10 menit dari jadwal. Alhamdulillah, acara belum mulai๐Ÿ˜. Aku ambil posisi di deretan belakang biar ga ganggu peserta lain karena kericuhan pasukan yang aku bawa. Anak-anak besar asik menggambar sedangkan anak kecil main bola plastik yang ada di area bermain anak. Yes, namanya juga acara motherhood, pasti banyak yang bawa anak. Dan dengan pengertiannya, Shalihah Motherhood menyediakan pojok area bermain anak๐Ÿ˜.

Area bermain anak
Materi yang disampaikan ada 2. Yang pertama tentang membangun bisnis dan yang kedua phonephotography
Aku cuma ikut materi pertama karena menjelang ishoma, anak-anak sudah mulai menunjukkan tanda-tanda akan memancing emosiku. Jadilah aku melewatkan materi kedua๐Ÿ˜”๐Ÿ˜”.

Tak mengapa lah... aku bersyukur, alhamdulillah mendapat kesempatan berkumpul bareng mother-mother yang shalihah๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜†.


Merah Itu Aku
Jogja, 17 Maret 2019


Friday, March 15, 2019

Nonton TV

Kalo sebagian besar ibu memiliki masalah dengan anak yang kecanduan main henpon, tidak begitu denganku. Tapi bukan berarti aku tidak punya masalah. Anak-anak bisa dibilang kecanduan nonton tv. Sebenernya ga mengherankan sih...mengingat aku dan Mr. Right hobi banget nonton tv.

Karena aku sudah menganggap jam menonton anak-anak terlalu lama dan mulai mengkhawatirkan, akhirnya aku batasi jam menonton anak menjadi 2 jam per hari. Dengan durasi paling lama 1 jam, kemudian diselingi istirahat.

Realita tidak seindah ekspektasi. Peraturan tinggallah peraturan setelah dipraktekkan beberapa hari. Jam menonton mereka kembali lagi seperti sebelumnya. Sebenernya kalo weekdays, jam nonton mereka maksimal 4 jam (1 jam pagi, dan 3 jam sore). Itu juga kalo ga main. Kalo pake main keluar bareng temen-temen, ga nyampe 4 jam. Cuma kalo libur, bisa dari pagi sampe malem nonton tv. Sampe aku ga kebagian nonton.

Tetapi sejak hari Selasa, Kakak Zidan ga nonton tv (sampe hari ini pun๐Ÿ˜). Bener-bener lho ga nonton tv. Bisa juga ternyata kan...
Siapakah orang hebat di balik kejadian menakjubkan ini? Tiada lain tiada bukan, beliau adalah Ustadzah di kelasnya. Hebat ya...
Hmmm... siapa ibu-ibu yang nasibnya ga jauh beda sama aku? Yang kuasanya ga lebih tinggi dari guru di sekolah?๐Ÿ˜‚.
Miris sebenernya. Tapi itu fakta.
Mungkin karena aku kurang berwibawa, atau aku kurang konsisten, atau malah karena kurang galak? Tapi yang jelas, ilmu parentingku masih begitu ceteknya๐Ÿ˜ช๐Ÿ˜ช.


Merah Itu Aku
Jogja, 15 Maret 2019

Thursday, March 14, 2019

Kidspreneur

Hari ini seperti biasa, Kakak Athar sibuk dengan hobby nya menggambar di kertas-kertas hvs. Yang mengejutkan adalah ketika dia bilang, sedang membuat Tuan Bintang pesenan temannya.
Tuan Bintang? Kemudian Kakak Athar menjelaskan (si)apa itu Tuan Bintang.

Tuan Bintang adalah nama dari gambar yang dia buat. Ada gambar hewan dan monster. Dia gambar dikertas sedemikian rupa sehingga menjadi nampak hidup. 
Penasaran kan?๐Ÿ˜

Terlepas dari semua itu, yang bikin aku lebih terkejut lagi adalah ternyata dia udah berhasil menjual 1 Tuan Bintang. Di usia dia yang belum 7 tahun, dia udah bisa memproduksi barang yang kemudian laku dijual. Keren banget ya anak jaman now๐Ÿ˜๐Ÿ˜.

Semoga rejekinya berkah ya, Kak๐Ÿ˜˜.


Merah Itu Aku
Jogja, 14 Maret 2019

Wednesday, March 13, 2019

Pilar Gemar Rapi (Part 1)

Pilar Gemar Rapi ada 8. Tapi supaya kami lebih mudah menyerap materi, dijadikan 2 kali pembahasan (masing-masing membahas 4 pilar).
Pemahaman terhadap pilar ini penting supaya kami memiliki pondasi yang kokoh dalam menjalankan metode Gemar Rapi.

Berikut ini 4 pilar Gemar Rapi part 1:
  1. Dilakukan oleh pemilik (owner)
  2. Penguatan mindset sebagai pondasi awal (Mindset Gemar Rapi)
  3. Perubahan kebiasaan sebagai tujuan (Habit)
  4. Pengurangan barang dengan prinsip Lagom (Decluttering)
Sebelum aku terjun langsung untuk berbenah, aku harus mempersiapkan diri dan pasukan. Setelah berdiskusi dengan partner tercinta, maka beginilah kira-kira hasilnya.

1. Apakah anggota keluarga Anda sepakat dengan prinsip pilar pertama? Tanyakan pada pasangan, anak, orang tua jika tinggal bersama mereka.
Seandainya mereka sibuk dan tidak berminat untuk melakukan berbenah bersama, upaya apa yang akan Anda usahakan ke depan jika jadwal berbenah dibuat nanti?

Kami sepakat bahwa berbenah harus dilakukan pemiliknya. Hal tersebut terkait dengan perbedaan rasa serta selera untuk memaknai setiap benda yang dimiliki. 
Meskipun aku didukung penuh untuk ikut kuliah Gemar Rapi, tapi aku yakin sebagian besar kegiatan berbenah akan ada dalam kendaliku (ini adalah kalimat keren dari 'hampir sebagian besar, aku yang beresin'๐Ÿ˜†). Tapi untuk barang-barang milik Mr. Right, harus dia sendiri yang memilih dan memilah, kapan pun dia ada waktu disela-sela kesibukannya๐Ÿ˜’. Kemudian aku yang membereskan ke tempat semestinya. 
Kalo untuk anak-anak, mereka mungkin tidak akan tertarik membereskan baju pun mainan. Tetapi nanti akan aku libatkan untuk berdiskusi, mana yang mau disimpan dan mana yang mau disingkirkan. Meskipun aku yakin, diskusi itu akan berjalan alot๐Ÿ˜….

2. Tuliskan pola pikir lama Anda dan keluarga, kemudian korelasikan dengan pola pikir baru setelah Anda membaca pilar kedua.

Awalnya aku pikir, rumah ini tidak akan pernah bisa rapi karena hanya aku yang hobi beberes. Sisanya...ah sudahlah. Namun setelah aku baca pilar kedua, aku yakin bahwa meskipun saat ini Mr. Right dan anak-anak masih berantakan menata barang-barang miliknya, mereka akan hepi ketika rumah ini tertata rapi nantinya. Aku yakin, dengan mengijinkan aku mengikuti kuliah ini, sebenernya Mr. Right berharap rumah kami lebih tertata dengan baik. Kami pasti bisa belajar bersama dan berubah ke arah yang lebih baik, rapi, dan tentunya lebih bahagia๐Ÿ˜๐Ÿ˜.

3. Tulis perubahan kebiasaan apa saja yang Anda dan keluarga Anda lakukan ke depan bersama Gemar Rapi

Tentu yang pertama adalah kebiasaan mengembalikan barang ke tempat semula. Ini memang perlu pembiasaan, dan aku yakin, kami bisa melakukannya bersama-sama๐Ÿ˜.
Yang kedua adalah hanya membeli barang-barang yang benar-benar kami butuhkan, bukan yang cuma kami inginkan.

4. Apa yang Anda pahami terkait pengurangan barang dengan indikator Lagom?

Declutter bersifat individual, tidak bisa disamakan antara seseorang dengan orang lain. Prinsipnya adalah tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan. Cukup. Sesuai dengan kebutuhan. Sehingga kita akan memiliki barang-barang yang membuat hidup bahagia dan nyaman, tidak malah terbebani dengan barang-barang yang dimiliki.

Nantikan part 2 minggu depan yess๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜.


Merah Itu Aku
Jogja, 13 Maret 2019



Sumber: materi Pilar-Pilar Gemar Rapi (Bagian 1)

Tuesday, March 12, 2019

Hectic

Hari ini begitu terasa hectic sangat. Dari pagi sampe malem banyak banget yang mesti dikerjakan. Padahal ini baru pemanasan. Baru buka-buka kulit luarnya aja.

Mungkin bukan ide yang bagus ambil banyak kelas di waktu yang bersamaan. Tapi bukan ide yang bagus pula kalo kita menunda-nunda melakukan hal bermanfaat padahal ada kesempatan.

Konsekuensi yang harus dihadapi dari sebuah keputusan. Dan alhamdulillah Mr. Right selalu mendukung. Iihhh...jadi makin cinta deh ๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜.

Aku pikir sih kehectican ini akan berakhir seiring berjalannya waktu. Karena capaian dari semua kelas yang aku ambil bisa diaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Setelah teori-teori ini berlalu, nampaknya ga akan sehectic hari ini. Semoga๐Ÿ˜

Dapet salam dari mi goreng
yang hampir habis

Untuk menutup hari yang hectic ini dan untuk mengapresiasi diri sendiri, aku makan mi instan menjelang tengah malam. Meskipun telornya terlalu matang, tapi cukup membuat hepi dan tetap bersemangat๐Ÿ˜.



Merah Itu Aku
Jogja, 12 Maret 2019

Monday, March 11, 2019

Mainnya Jauh

Akhir-akhir ini, aku sering berkegiatan di luar rumah. Dan lokasinya lumayan jauh. Setidaknya menurutku. Udah gitu nyetir sendiri. Tentu sudah seijin Mr. Right ya, yang sangat mendukung aku berkegiatan di luar rumah. 

Rasa-rasanya, ijin dari beliau begitu mudah di dapat. Bahkan ketika aku merasa sudah terlalu sering keluar rumah dan sudah ga enak mau minta ijin. Contohnya kemarin waktu aku cerita ada acara bagus hari Sabtu, aku awalnya ga berniat ikut karena untuk bulan ini udah beberapa kali minta ijin ikut acara di luar, eh beliau bilang 'ikut aja'๐Ÿ˜๐Ÿ˜. Padahal aku cuma memberi tau, bukan minta ijin. Trus aku jadinya ikutan dong๐Ÿ˜†.

Sebagai anak rumahan, pergi jauh-jauh dari rumah bukan sesuatu yang mudah buatku. Tapi ketemu temen-temen yang sefrekuensi, menambah ilmu baru, membuatku lebih bersemangat. Sepertinya itu yang membuat Mr. Right begitu murah hati memberikan aku ijin. Sepertinya beliau bahagia melihat aku yang berbinar-binar belakangan ini. Emang suami paling pengertian๐Ÿ˜๐Ÿ˜. Semoga beliau ga pernah menemukan dan membaca tulisan ini...bisa kegeeran parah๐Ÿ˜Œ.

Merah Itu Aku
Jogja, 11 Maret 2019

Sunday, March 10, 2019

Mini Me

Awalnya aku pikir, ketiga anakku mirip ayahnya. Ternyata ada satu yang mirip banget aku. Terutama sifat dan hobinya. Tak perlu sebut Assafir yang nomer berapa๐Ÿ˜‹.

Waktu masih kecil, dia suka nyanyi. Suaranya ga perlu dikasih nilai. Yang jelas, rasa percaya dirinya cukup tinggi ketika menyanyi. Kemampuan menggubah lirik lagu pun lumayan perlu diperhitungkan. Aku pikir dia mirip ayahnya yang suka nyanyi. Kalo aku, mmm...cukup tau diri, ngomong aja fals. Jadi ga hobi nyanyi sama sekali๐Ÿ˜….

Tapi waktu umurnya 3 tahun an, dia mulai pegang gunting. Aku percaya dia bisa pakai gunting secara bijak. Aku ga pernah melarang. Dia mulai suka menggunting dan menempel. Kalo ada gambar yang dia suka, dia gunting trus ditempel di buku, di tembok, di pintu, di mana aja yang menurut dia oke. Jangan ditanya seberapa cepat lem dan selotip ku habis untuk mensupport hobinya itu. Akhirnya aku belikan lem kiloan. Untuk selotip, aku belum menemukan edisi ekonomisnya๐Ÿ˜„. 

Tidak berhenti sampe kegiatan menggunting dan menempel kertas, dia merambah juga ke kain flanel. Beberapa kali ikut menggunting dan menjahit bersamaku. Meskipun hasilnya tidak jelas, tapi dia nampak menikmatinya.

Tapi ternyata, kemiripannya bukan cuma itu saja. Sifat keras kepala, pemarah, penuh emosi, sensitif, dan gampang ngambek pun ada padanya. Hhh...aku merasa bersalah. Kenapa bukan yang baik-baik saja yang dia dapatkan dariku?๐Ÿ˜”

Mini me, tumbuhlah menjadi pribadi yang kuat. Kendalikan emosi, lepaskan energimu yang berlebih itu untuk hal-hal yang bermanfaat. Jadilah pribadi yang jauh lebih baik dari aku๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜


Merah Itu Aku
Jogja, 10 Maret 2019


Saturday, March 9, 2019

Challenge

Hampir di setiap komunitas yang aku ikuti mengadakan challenge. Dan dari semua challenge yang ada, hampir semua aku ikuti. Bukan karena aku orang yang kompetitif ya... apalagi pengen menang. Ish... aku masih cukup tau diri๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†. Aku cuma mempunyai banyak waktu luang๐Ÿ˜.

Alasan kenapa aku berusaha mengikuti challenge, karena aku pengen mengukur, seberapa kemampuanku. Komunitas yang aku ikuti adalah yang sesuai dengan passion, jadi saat mengerjakan challenge, aku bisa happy. Etapi passion di sini diartikan suka aja, belum tentu ahli๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚. 

Mari niatkan untuk belajar hal baru, menguji diri sendiri, dan mengalahkan kemalasan supaya semangat mengikuti challenge๐Ÿ˜Ž๐Ÿ˜Ž.


Merah Itu Aku
Jogja, 9 Maret 2019

Friday, March 8, 2019

Kuaci

Pertama kali kenal kuaci biji bunga matahari, waktu masih SD. Dulu ada gosip kalo makan kuaci biji bunga matahari, kita bakalan pusing-pusing. Sekarang baru berpikir, sepertinya itu trik marketing kuaci yang sudah ada sebelumnya, yaitu kuaci biji semangka๐Ÿ˜….

Aku ga mau membahas lebih dalam tentang seberapa kompetitifnya kedua kuaci itu untuk mengambil hati dan lidah para konsumen kuaci. Tapi yang jelas, saat ini aku lebih mudah menemukan kuaci dari biji bunga matahari dibanding kuaci dari biji semangka. Mungkin karena promosi yang lebih gencar dari kuaci biji bunga matahari dibanding kuaci biji semangka. Atau aku aja yang ga tau kalo kuaci biji semangka masih banyak juga dijual di pasaran๐Ÿ˜„. Maaf karena tulisan ini tidak diawali dengan riset pasar๐Ÿ˜†.

Beberapa bulan belakangan ini, di rumah hampir selalu ada kuaci biji bunga matahari. Dan supplier ku adalah bapak dan ibu (ibu sih lebih tepatnya๐Ÿ˜‹). Ibu juga yang mempengaruhiku mengkonsumsi kuaci di waktu luang karena ibu pun terpengaruh temen-temennya yang suka makan kuaci juga. Haha...ibu nyari temen yaaaa...๐Ÿ˜˜.
Duh...kebayang kan betapa selow nya hidupku yang masih punya banyak waktu luang untuk makan kuaci. Kenyang kagak...cape iya. Tapi nikmat juga๐Ÿ˜‚

Kemaren malem, saat yang lain udah tidur, aku dan bapak, yang lagi di Jogja, makan kuaci berjamaah. Duduk berdua di ruang makan, berhadap-hadapan, dipisahkan oleh meja makan. Dalam diam, tanpa kata. Hanya suara-suara kulit kuaci terpecah dan rintik hujan yang terdengar. Begitu syahdu. Hingga masing-masing dari kami menghabiskan segenggam kuaci yang kami ambil. 

Kami dan kuaci, menutup malam itu dengan damai.

Merah Itu Aku
Jogja, 8 Maret 2019

Thursday, March 7, 2019

Handmade Artisan Soap

Artisan soap ini lagi hits banget di timeline ig aku. Setelah aku googling, ternyata udah lama juga muncul artisan soap. Aku aja yang baru tau๐Ÿ˜†
Awal ngliat artisan soap, aku ga tau kalo itu sabun. Soalnya bentuknya lucu-lucu banget. Ada yang kayak kueh, es krim, agar-agar. Pokoknya yummy banget lah๐Ÿ˜Œ. Dan menurutku terlalu sayang untuk dipake๐Ÿ˜„.

Artisan soap yang aku tau, biasanya handmade dan menggunakan bahan-bahan natural. Trus harganya mahal.
Siapa menyangka dibalik kelucuannya itu, ternyata handmade artisan soap ini punya banyak keunggulan. Dengan menggunakan bahan-bahan natural, sabun ini lebih aman untuk kulit sensitif, lebih sehat untuk menjaga kelembapan kulit, dan ramah lingkungan.

Hari ini aku mengikuti workshop soap crafting (pembuatan handmade artisan soap๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜) yang diadakan rumah belajar crafting IIP Jogja. Seru banget acaranya. Kami diajari dan praktek langsung membuat sabun lucu yang lagi hits itu. 


Ini handmade artisan soap buatan kelompok kami๐Ÿ˜
Hasilnya belum sempurna karena ternyata tidak mudah bikinnya. Tapi aku sukaaaa... Kami bisa mencampur dengan bahan-bahan tambahan yang kita inginkan. Tadi kami memilih bubuk kopi, bubuk kayu manis, dan bubuk kunyit sebagai tambahan. Sabun ini baru bisa dipakai mandi, setelah 4 minggu. Kalo enak dipake buat mandi, aku mau bikin lagi ah๐Ÿ˜.

Merah Itu Aku
Jogja, 7 Maret 2019

Wednesday, March 6, 2019

Clutter

Clutter merupakan kata benda, diambil dari bahasa Inggris yang artinya kebisingan; kekacauan; kekusutan; keributan. Jika aku diterjemahkan secara bebas dalam bahasa berbenah, clutter aku artikan sebagai benda-benda yang tidak jelas fungsinya berada dalam rumah, yang jika benda tersebut tidak ada, hidup kita sebenarnya masih tetap baik-baik saja. Atau benda itu bermanfaat, tapi ketika kita cari, benda itu tidak tau di mana, atau bahkan kita lupa memilikinya, akhirnya kita beli lagi saat membutuhkannya.

Usaha menghilangkan clutter di rumah atau yang disebut declutter dapat diawali dengan mencari tahu penyebab clutter. Aku melibatkan Mr. Right dan anak-anak besar untuk mengidentifikasi penyebab dan dampak clutter di rumah.

List penyebab dan dampak clutter di rumah:

1. 
Penyebabaku penimbun karton dan botol bekas yang berdalih suatu saat benda-benda tersebut akan berguna
Dampak: terjadi penumpukan kardus dan botol bekas di beberapa titik di rumah

2.
Penyebab: aku pengkoleksi kain flanel, kain perca, benang, dan bahan craft lain
Dampak: meskipun sudah ada craft corner, nyatanya masih banyak bahan craft yang bergeletakan karena storage ga muat.๐Ÿ˜“๐Ÿ˜“

3.Penyebab: aku berpikir bahwa baju kakak pertama bisa diturunkan hingga adek terakhir. Mereka semua cowo yekan?๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†
Dampak: lemari kak Athar penuh karena dapet hibah dari kak Zidan, sedangkan baju-baju dia yang kekecilan belum pindah ke lemari dek Lou karena jarak mereka terlalu jauh.

4.Penyebab: Mr. Right baru setahun ini tinggal bersama kami setelah LDM 8 tahun. Jadi barang-barang pindahannya masih ada yang belum punya tempat saking banyaknya.
Dampak: ada 2 box kontainer yang teronggok manis di pojokan ruang tamu karena ga punya tempat buat nyimpen barang-barang itu

5.Penyebab: Mr. Right sangat mudah tergoda belanja karena ingin bukan butuh
Dampak: meskipun udah banyak yang dikasihkan ke orang, barang-barang dia ga pernah berkurang. Ajaib banget dah๐Ÿ˜Œ

6.
Penyebab: anak-anak suka koleksi kertas yang berisi gambar buatan mereka
Dampak: storage khusus buat nyimpen koleksi mereka sudah penuh saking hobinya gambar dan koleksi (ga boleh dibuang). Akhirnya di setiap sudut rumah bisa ditemukan kertas berisi gambar yang mereka bikin. Udah lumayan banyak yang aku buang-buang. Tapi jumlahnya masih menakjubkan saja.

7.Penyebab: anak-anak terlalu mencintai mainannya
Dampak: mainan yang udah rusak-rusak tetep ga boleh dibuang. Kotak mainan udah ga muat menampung. Tiap laci ada mainan yang tergeletak. Dan mereka pun kesulitan mencari mainannya.

8.
Penyebab: para lelaki hobi sekali meletakkan barang-barang tidak pada tempat semula
Dampak: seringkali kesulitan mencari barang. Yang bisa berakhir dengan membeli lagi barang yang sama๐Ÿ˜’๐Ÿ˜’๐Ÿ˜’๐Ÿ˜’

Huhu...list nya kok panjang ya.. jadi ketauan deh rumahnya mirip-mirip gudang๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†.

Dalam 5 - 10 tahun mendatang, aku ingin menjadikan rumah kami menjadi hunian yang :
1. Rapi dan teratur. Agar kami tidak kesulitan dalam menemukan barang di dalam rumah.

2. Aman dan nyaman. Agar tidak terjadi kecelakaan menginjak mainan atau tersandung tumpukan barang yang tidak jelas. Kami pun merasa nyaman berada di rumah.

3. Sehat dan bersih. Ingin sekali mengucapkan selamat tinggal onggokan barang-barang unfaedah yang bisa menjadi sarang hewan-hewan yang tidak diinginkan kehadirannya di dalam rumah. Ingin menjadikan rumah sebagai obat stress setelah seharian beraktivitas di luar.

4. Alami dan berkelanjutan. Ingin menjadikan gemar rapi sebagai gaya hidup sehingga menjaga kerapian rumah bukanlah suatu beban.

Hal yang memotivasi aku untuk bergaya hidup gemar rapi:
1. Aku ingin memberikan suasana rumah yang selalu dirindukan untuk pulang.
2. Aku ingin memiliki tempat yang nyaman untuk berkreasi.
3. Aku ingin anak-anak tumbuh sehat di rumah yang sehat.

Semoga kami bisa menata rumah seperti yang kami impikan. Aamiin๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜

Merah Itu Aku
Jogja, 6 Maret 2019



Tuesday, March 5, 2019

Eyang dan Cucu

Ini cerita tentang hubungan cucu (anak-anakku) dengan eyangnya (orang tuaku). Mereka emang begitu akrab๐Ÿ˜„. Kalo udah ketemu, ada aja cerita yang bisa mereka bagikan. Anak-anakku emang ceriwis ke eyangnya.

Aku teringat bagaimana pesan eyang wannabe saat aku hamil Zidan, 9 tahun yang lalu. Beliau berpesan bahwa sebaik-baik pengasuhan anak-anak adalah dilakukan oleh orang tuanya. Sebisa mungkin jangan terlalu sering berada di dekat eyangnya apalagi dalam kurun waktu yang panjang dan lama. Bukan karena eyangnya ga mau deket-deket sama cucunya. Justru sebaliknya. Begitu besar rasa sayang mereka ke cucu-cucunya dikhawatirkan justru membuat cucu-cucu menjadi manja. Dan akan ada pola asuh yang sangat dimungkinkan berbeda antara kami (aku dan Mr. Right) dengan eyangnya, yang dapat membuat mereka bingung.

Mungkin ada orang tua yang terpaksa mengandalkan eyang dari anak-anaknya untuk menjaga sementara waktu. Hidup adalah pilihan. Dan setiap pilihan pasti sudah dipikirkan baik dan buruknya.

Merah Itu Aku
Jogja, 5 Maret 2019

Monday, March 4, 2019

Ujian

Hari ini Kakak Zidan mulai ujian tulis tengah semester. Dan sebagai ibu, ternyata aku lebih heboh dari anaknya. Dari yang mencari bahan ujian, sampai berusaha memastikan kalo kakak bener-bener udah paham. Lebih degdegan dan grogi dibandingkan dengan yang menjalani ujian. Yang ujian santaiiii... Kakak Zidan memang baru kelas 2 SD. Apakah itu wajar, pemirsah?

Dulu, waktu belum punya anak SD, aku selalu heran ngliat emak-emak yang heboh tiap anaknya ujian. Dih..lebay..๐Ÿ˜†. Dan sekarang, mungkin aku lebih lebay dari emak-emak itu. Rasain๐Ÿ˜Œ๐Ÿ˜Œ

Selamat mendampingi anak-anak yang lagi musim ujian ya, buibu... Jaga kesehatan, makan yang teratur buat ibu dan anaknya๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜

Merah Itu Aku
Jogja, 4 Maret 2019

Sunday, March 3, 2019

Sepi

Aku suka sepi, jauh dari keramaian. Mungkin karena aku berasal dari keluarga yang sedikit bicara dan lebih banyak bertindak. Ibu yang identik dengan kebawelan pun ga aku lihat dari ibuku. Memang lebih sering berbicara dibanding bapak, tapi tidak cukup banyak untuk bisa dikatakan cerewet. Apalagi bapak yang jarang bicara jika tidak perlu-perlu amat. Bapak lebih banyak bergerak untuk ini itu. Dari pada nyuruh orang, beliau lebih suka mengerjakan sendiri. Dalam diam tentu saja.

Menyukai sepi bukan berarti aku anti sosial. Aku tetap menyukai berkumpul bersama teman-teman maupun menyambut kedatangan saudara-saudara di rumah. Apalagi sebenernya dengan tiga anak saja sudah cukup rame sih rumah kami. Menyepi seperti untuk menemukan kedamaian ๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€.

Waktu aku resign dan ditawari untuk tetap tinggal di Jakarta, Jogja, atau Cilacap, tanpa ragu-ragu aku pilih Jogja. Jauh dari keramaian ibu kota, dan jauh dari kebisingan suara-suara yang tidak perlu.

Meskipun suka sepi, aku bukan seperti ibuku yang tak pernah bersuara menggelegar di rumah. Mungkin karena ibu seorang guru yang kebutuhan pengeluaran ribuan kata per hari sudah terpenuhi di sekolah. Sedangkan aku, memenuhi kebutuhan ribuan kata dengan lumayan bawel ke anak-anak, dan menulis. Intonasi suara pun kerap kali meninggi untuk mengimbangi kegaduhan di rumah.

Saat malam tiba dan sudah sepi, kerap kali penyesalan datang kenapa aku masih saja belum bisa menahan diri untuk tidak berteriak. Menyesal dalam sepi. Dan aku masih menyukai sepi.

Merah Itu Aku
Jogja, 3 Maret 2019


Saturday, March 2, 2019

Takut

Beberapa minggu ini, anak-anak besar bertingkah luar biasa menguji kesabaran. Biasanya juga sih. Cuma yang terakhir benar-benar di luar nalar.

Mereka jadi lebih penakut dari biasanya. Ke kamar, ke dapur, ke belakang, jalan ke kulkas, minta ditemenin. Kan bikin gregetan. Kayak rumahnya segede-gede apaan. Orang dari depan tv aja udah bisa ngliat sebagian besar ruangan di rumah. Duh, si emak bener-bener dibikin emosi jiwa.

Gara-garanya tuh mereka lagi demen-demennya cerita horor-horor gitu sama temen-temennya. Ya kalo mereka jadi berani sih ga papa. Lha ini kalo cerita sama temen-temennya semangat banget. Begitu pulang ke rumah, udah kayak rombongan aja ke sana ke mari bareng-bareng. Kan ngeselin.

Waktu aku masih kecil, aku juga penakut. Tapi ga sok-sokan cerita-cerita horor sama temen-temen.
Dan seingetku, meskipun aku penakut dan kalo malem-malem pengin ke kamar mandi selalu minta ditemenin, orang tuaku ga pernah lho marah-marahin aku. Setelah segede juga berani-berani aja kok aku๐Ÿ˜
Kalo menurut Mr. Right, itu karena aku perempuan. Lha anak-anak besar ini kan laki-laki, masa penakut... Jadi emang harus diomongin dengan keras dan tegas. Gender banget ya..

Entah sampe kapan masa-masa mereka takut akan berakhir. Dan entah harus bagaimana caranya bikin mereka jadi berani. Apakah dengan bertambahnya usia mereka akan menjadi pemberani? Atau tuntutan kehidupan yang akan menuntun mereka ke jalan keberanian? Kita tunggu saja beberapa tahun lagi๐Ÿ˜‹๐Ÿ˜‹

Merah Itu Aku
Jogja, 2 Maret 2019


Friday, March 1, 2019

Lulus Home Educator

Hari ini pengumuman kelulusan kuliah Home Educator. Setelah mengikuti 4 pekan perkuliahan dengan 4 materi dan 4 tugas, akhirnya aku dinyatakan lulus. Alhamdulillah๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•

Masih banyak yang harus diperbaiki. Berusaha berkomitmen dan terus praktek. Aku masih terseok-seok dan tertatih-tatih jadi home educator. Kurang sabar aku tu orangnya. Harus banyak belajar lagi.

Bismillah... ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan. Semoga tetap berkomitmen menyusun kurikulum untuk anak-anak๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜.

Merah Itu Aku
Jogja, 1 Maret 2019