Pages

Wednesday, October 7, 2020

Day 6. How does your perfect day look like?



Assalamualaikum 💕💕

Tantangan hari keenam adalah menceritakan seperti apa hari yang sempurna bagiku ...

Mari kita tuliskan bagaimana hari itu dengan sedikit mendetail.


Bangun dengan tubuh sehat dan segar

Diawali dengan bangun di sepertiga malam dengan segar dan bahagia.

Melakukan serangkaian ritual dalam suasana sunyi.

Dilanjutkan dengan cek ulang to do list hari ini.

Menulis sebentar sebelum membangunkan anak-anak salat subuh.

Anak-anak bangun tanpa drama. Kemudian kami bisa salat subuh berjamaah.

Hari yang dibuka dengan perasaan bahagia, biasanya akan berimbas pada semangat untuk melewati hari.

Jadi, mengawali hari dengan perasaan bahagia adalah koentji awal kesempurnaan hari tersebut 😁.


Olah raga

Bisa berolah raga bersama anak-anak dan Mr. Right.

Memberikan hak pada tubuh untuk senantiasa sehat dan bugar.

Jika kita mulai merasa malas, maka berolah raga lah. Jangan dibalik ya 😄.

Seorang teman mengatakan, bahwa olah raga bisa bikin hepi. Ketika kita olahraga, tubuh akan menghasilkan hormon endorfin yang dapat menghilangkan rasa sakit dan memberikan energi positif. Enggak percaya? Coba aja 🤸‍♀️🤸‍♀️


Ide menulis mengalir lancar saat jadwal menulis

Bahagia banget ini. Karena kalo udah kelar nulis, bisanya kerjaan yang lain bisa fokus. Ga kepikiran lagi mau nulis apaan. Sebisa mungkin, ide menulis sudah ada di malam hari. Jadi ketika bangun, kegiatan menulis sudah lancar.

Ide menulis itu seperti jaelangkung yang datang tak diundang, pulang tak diantar. Untuk mengatasi 'kelakuan' ide yang suka semena-mena, biasanya aku langsung menuliskan ide itu di hp supaya enggak lari. Sayangnya, kadang menuliskan ide itu membawaku terlena, mengalihkan perhatian dari kegiatan yang sedang aku lakukan. Duh ... jangan ditiru ...


Bisa masak makanan bergizi mudah dan enak

Salah satu kesempurnaan lainnya adalah bisa menyajikan makanan sehat yang laris dimakan anak-anak. Apalagi akhir-akhir ini, mereka sedang pilih-pilih makanan banget. Kesedihan ibu-ibu yang hakiki. Udah masak, tapi ga dilirik anak-anak T.T


Melewati hari tanpa drama

Karena kondisi beberapa bulan ini yang memaksa semua dilakukan di rumah, aku benar-benar mensyukuri jika bisa melewati sehari tanpa drama apa pun 💕💕.

Menutup hari dengan memberi check list pada semua jadwal harian, sambil memandang lantai rumah yang sudah bersih dari segala mainan yang berserakan.


Aku selalu menginginkan hari-hari berjalan sesuai dengan rencana yang sudah aku susun sebelumnya. Sejak mengenal bujo (Bullet Journal) setahun yang lalu, kegiatanku jadi lebih teratur. Bujo merupakan sebuah fitur analog yang dapat menampung semua keinginanku terhadap sebuah jurnal. 

Sejak kecil, aku terbiasa membuat to do list harian. Bahagia adalah ketika menjelang tidur, semua jadwal harian berhasil aku coret. Hal ini berlanjut hingga aku dewasa.  

Selain membantu merapikan to do list, bujo juga  bisa aku gunakan sebagai tempat untuk menuangkan isi hati berupa tulisan-tulisan ringan tentang yang aku alami seharian. Kadang berisi jurnal syukur atau pujian terhadap diri sendiri. 

Ke-fleksibel-an bujo benar-benar membuatku jatuh cinta.  

Sebagai orang yang terobsesi dengan keteraturan, aku akan sangat gusar ketika ada jadwal yang terlewatkan. Meskipun semakin ke sini, kadarnya semakin berkurang atas nama kewarasan. Berkurang ya, bukan hilang sepenuhnya karena masih bikin kesel juga 😆.  

Alhamdulillah, dengan bujo, aku mengenal fitur migrate yang bisa mengurangi kegusaranku ketika ada agenda yang harus mundur dan terpaksa masuk ke agenda hari selanjutnya. Kenapa bisa begitu? Karena hanya dengan menulis bujo saja, bisa membuatku mengurangi stres. Tampilan bujo sendiri sudah berhasil menghiburku meskipun melihat deretan to do list yang begitu menyita perhatian 🤣. 

Ah, jadi inget masih punya PR buat bikin tulisan tentang bujo #langsungadukadukdraft.


How does your perfect day look like?

Ketika semua agenda berjalan sesuai dengan rencana 😁. 

Apakah ada hari seperti itu? Ada dong... meskipun tidak selalu bisa terjadi 😂. Tetapi bisa diusahakan 😌.

Rasanya bisa tidur dengan nyenyak tanpa beban kalo bisa melewati hari seperti itu 😁

Sederhana ya perfect day yang aku bayangkan. Karena aku bukan orang yang suka travelling ke mana-mana, aku tidak memasukkan itu dalam perfect day-ku. Anak rumahan banget, yang di rumah aja udah bisa hepi.


Ternyata dengan menuliskan bagaimana hari yang sempurna seperti ini, dapat memberikan efek positif terhadap alam bawah sadarku. Ada rasa ingin mewujudkan semua yang tertulis. Memang benar, ketika kita memiliki keinginan, maka tuliskanlah. Dengan begitu, kita akan lebih mudah mencapainya.



Merah Itu Aku

Jogja, 7 Oktober 2020






No comments:

Post a Comment