Pages

Sunday, January 31, 2021

Wajah KLIP 2021

Sabtu kemaren, aku mengikuti persiapan kelas di FB live KLIP. Sayangnya aku telat hadir sekitar setengah jam. Pas aku masuk, sedang agendanya Kak Risna -- Ibu Drakorclass 🤭.

Diambil dari FBG KLIP


Acara ini dipandu oleh Kak Dwi Tobing. Suasananya bener-bener cerah ceria. Hangat dan santai. Beneran kayak nonton talkshow kalo kata aku. Dan penuh kompor agar KLIPers semakin bersemangat dalam menulis.


Setelah acara selesai, aku putar ulang untuk mengejar ketertinggalan setengah jam sebelumnya. Menarik banget sih, ya ampuunnn…. Sampe membuatku sepenasaran itu dengan pembukaannya.


Keputusan untuk menonton acara dari awal memang keputusan yang tepat. Pada awal acara, ada Teh Shanty dan juga pengurus baru yang diperkenalkan.


Sejarah KLIP

Sejujurnya, aku baru tau benar bagaimana sejarah KLIP kemarin sore. Baru tau banget kalo ternyata cikal bakal KLIP sudah muncul sejak tahun 2016. Bayangkan… usianya sudah 5 tahun, gaesss…


-- 2016 -- 

Awalnya dari IP Bandung yang mengadakan #ODOPfor99days. Cara mainnya masih sederhana. Hanya melatih menulis selama 99 hari. One Day One Post (ODOP).

Ide yang hanya berupa obrolan, ternyata disambut baik oleh Bu Septi dan kemudian dijadikan agenda nasional.

Saat pertama kali diadakan, peserta ODOP mencapai 239 orang.

Pengurus ODOPfor99days ada enam personil, termasuk Teh Shanty di dalamnya. 


-- 2017 --

Pada tahun 2017, #ODOPfor99days memulis sebuah buku antologi Me Time dan parade flash fiction.

Pengurusnya hanya dua orang, yaitu Teh Shanty dan Mbak Lendy. Hebat banget ya… mereka berdua tugas bergantian setiap dua minggu sekali. Masya Allah perjuangan kalian membesarkan KLIP tidak main-main.


-- 2018 --

Masih mengusung ODOP, kelas ini membuat sesi menulis menjadi tiga per tahun. Tidak ada sistem gugur, dan boleh masuk kapan pun juga.

Pada tahun ini, para pengurus menyadari bahwa konsistensi menulis tidak bisa muncul dalam sebulan dua bulan. Maka dari itu, dibuatlah program selama setahun.

Pengurus kelas semakin bertambah, yaitu lima orang. Teh Shanty masih bertahan, sedangkan Mbak Lendy tidak menjadi pengurus di tahun ini.


-- 2019 --

Nah, tahun 2019 inilah lahirnya Kelas Literask Ibu Profesional untuk pertama kalinya. Program yang ditawarkan jelas lebih menantang konsistensi dalam menulis. Alhamdulillah, aku keangkut dalam rombongan yang ikut di tahun ini 😍😍.

Teh Shanty menggandeng dua partner untuk menjalankan kelas, yaitu Mbak Erna dan Mba Miranti. Mereka bertiga keren banget menggawangi KLIP di tahun tersebut.

Diakui Teh Shanty, pada tahun tersebut, rekap raport dilakukan manual dan rawan kesalahan. Jadi memang sangat-sangat terbuka untuk merevisi. Namun, sungguh ya… meskipun demikian, dengan tiga personil, kekuatan KLIP pada saat itu, setara dengan banyak orang. 

Bayangkan saja mengurusi 115 peserta di sesi pertama, kemudian menjadi 80 peserta di sesi kedua, serta meluluskan 26 peserta di akhir sesi. Dengan bangga, aku umumkan bahwa aku masuk sebagai 26 peserta yang bertahan hingga akhir 🤸‍♀️🤸‍♀️. Bahkan dari 26 peserta, ada 5 peserta yang memperoleh 12 badge, yang artinya konsisten menulis minimal 10 tulisan setiap bulan dalam setahun 😍😍


-- 2020 --

KLIP tahun kedua dengan meneruskan program di tahun sebelumnya dengan kemajuan yang cukup pesat. Personilnya bertambah lagi menjadi lima orang. Teh Shanty masih jadi ketua kelas.

Bersama Mbak Erna, Mbak Lendy, Mba Reisha, dan Kak Dea, mereka sangat memberi perubahan warna bagi KLIP. Agenda-agenda KLIP semakin beragam. Apalagi, di akhir sesi, masuk Kak Risna yang semakin menambah ramai kegiatan dalam kelas.

Ah ya… jangan lupakan DrakorClass yang ternyata semakin serius membangun base sebagai ekstrakurikuler KLIP 🤩. Yah, meskipun ga disebutkan dalam perjalan KLIP, tapi penghuni wag KLIP pasti kenal dengan penghuni bangku belakang yang selalu ramai memberi semangat dan rajin setor tulisan 😍😍.



Pergantian Pengurus KLIP

Pada tahun 2021, KLIP memiliki wajah baru. Wajah ketua kelas baru dan tentunya program-program yang semakin seru dan menarique.

Di akhir ceritanya, Teh Shanty memperkenalkan pengurus baru KLIP. Setelah lima tahun menjadi Ketua Kelas, akhirnya di tahun ini, Teh Shanty memutuskan untuk meletakkan jabatan. Memang sebuah kepungurusan harus mengalami regenerasi untuk menghadirkan ide-ide dan memunculkan bibit-bibit baru. Tentu saja aku pribadi kehilangan Teh Shanty, tapi tenang saja, ternyata Teh Shanty masih ada di kepengurusan tahun ini 🤩.


Diambil dari FBG KLIP



Mbak Erna -- Ketua Kelas

Sebagai orang lama yang mengikuti lika liku perjuangan KLIP, Mbak Erna memang kandidat kuat untuk menggantikan posisi Teh Shanty. Loyalitas Mba Erna dalam membangun KLIP juga enggak kaleng-kaleng.


Mbak Reisha -- PJ Raport Bulanan

Siapa yang tak kenal kepiawaian Mbak Reisha dalam mengolah data ribuan setoran KLIPers di tahun 2020? Bikin aku pribadi selalu ternganga dengan terobosan-terobosan barunya.

Pewarnaan otomatis pada setoran yang perlu perhatian khusus, nama KLIPers yang sudah tersedia dalam bentuk list pilihan,  merupakan salah dua dari kecanggihan Mbak Reisha. Ih..ih.. kok bisa sih… kok bisa gitu sih… kece.. kece… 

Awal tahun ini, Mbak Reisha semakin membuatku terpesona dengan web KLIP yang luar biasa banget. Dengan web KLIP tersebut, KLIPers benar-benar dipermudah sejak proses pendaftaran, mengisi form setoran, hingga melihat data realtime. 


Kakak Dea -- Kenal Lebih Dekat

Ah, Kakak Dea ini membuatku terpesona dengan kalimat-kalimatnya yang mengena. Aku termasuk salah satu penggemar tulisannya. Kemasan apik di setiap tulisan yang selalu memberi insight dengan cara-caranya yang unik. Hihi… seunik nama blognya ye… jampasirunik 😘.

Cocok banget lah Kakak Dea dipertahankan di KLD karena kemampuan berkata-katanya yang menghanyutkan 😍.


Kak Risna -- Klub Buku

Hihi… awalnya aku sedikit berharap Kak Risna jadi ketua klub Drakor 😆.

Eh enggak deng… tahun lalu, Kak Risna udah pegang klub buku. Aku belom pernah ikutan zoom klub buku sih… karena masih jiper. Buku-buku yang temen-temen baca tuh kece-kece. Menambah referensi buku bacaan. Dan aku belum sampai pada tahap itu. Aku berharap, tahun ini lebih rajin baca buku dan menulis review-nya 😁.

Semangati aku, Kak… 😆


Wah, hampir lupa deh, Kak Risna adalah satu dari dua orang yang berhasil konsisten menulis selama 12 bulan di tahun 2020, dengan perolehan 12 badge outstanding performance. Yang artinya, setiap bulan Kak Risna menulis minimal 30 hari kecuali bulan Februari 27 tulisan dan bulan Desember 20 tulisan.



Teh Shanty dan Mbak Lendy -- Mystery Challenge


Duet maut banget sih ini namanya. Pada sesi kedua dan ketiga, akan ada Mistery Challenge yang akan dipandu oleh kedua sesepuh KLIP. Aahhh… makin cinta deh sama KLIP. Bikin semakin semangat nulis biar bisa bertahan sampe sesi terakhir 🤩🤩.


Mbak Tami -- Writing Challenge

Mbak Tami ini personil baru. Tapi sepak terjang selama menjadi KLIPers tidak bisa diragukan lagi.

Kita lihat saja bagaimana writing challenge tahun ini. Kalo tahun lalu, aku sering ketinggalan info. Semoga tahun ini bisa rajin ikutan. Sesungguhnya, adanya writing challenge bisa mempermudah kita dalam mencari ide tulisan.


Ah… selamat bertugas pengurus baru KLIP… semoga KLIP semakin bersinar gemilang di tahun ini dan tahun-tahun mendatang. 

Masa kepengurusan KLIP selama dua tahu. Jadi teman-teman pengurus akan berbakti pada KLIP hingga akhir 2022.

Gogogo… kalian keren 🤸‍♀️🤸‍♀️🤸‍♀️


Tips Menulis dari Kak Risna

Pada acara kemaren sore, Kak Risna berbagi tips agar bisa konsisten menulis. Seperti yang sudah aku tulis lagi, tahun lalu Kak Risna dapet 12 badge OP 🤩🤩. Kalo kata Kak Dwi, udah jendral 😆.


Tips menulis dari Kak Risna

  1. Tentukan strong why

Tentukan mengapa kita harus menulis. Strong why masing-masing orang berbeda. Bisa saja keinginan menghidupkan blog agar tidak berdebu menjadi salah satu motivasi. Atau mau bikin buku dari tulisan setahun? 😍


  1. Gabung komunitas menulis

Dengan bergabung di komunitas menulis, kita akan lebih semangat lagi untuk menulis. Apalagi bersama KLIPers yang rajin mengingatkan untuk setor. Makanya ayo semangat dapet badge biar bisa masuk wag di bulan depan 😁


  1. Tentukan topik tulisan

Banyak sekali hal yang bisa kita tulis. Maka dari itu, tentukan dulu topik apa yang ingin kita tulis.


  1. Sediakan waktu 

Waktu itu harus disediakan khusus. Karena jika ditunggu, waktu itu tidak akan datang. Maka kitalah yang harus menyediakan waktu khusus untuk menulis.


  1. Sumber ide

Sumber ide bisa diperoleh dari mana saja. Dari kegiatan sehari-hari, kejadian yang pernah kita alami, hobi yang kita sukai, buku yang kita baca, atau bisa juga dari drakor yang ditonton. Eaaa… drakor lagi. Nanti jadi rekrutmen alus 😅.


  1. Teruslah berlatih

Malas itu akan tetap ada. Kita harus selalu berlatih untuk melawan rasa malas. Karena kalo udah bolos sekali, biasanya akan berlanjut menjadi berkali-kali. Eh, ini aku sih 😆



Modal Menulis 

Materi ini disampaikan oleh Mbak Erna. Pada awal materi, Mbak Erna menceritakan pengalaman pribadinya menulis dengan segala keterbatasan. Namun, dengan segala keterbatasan yang ada, Mba Erna justru berhasil menulis sebuah novel. Masya Allah…


Jadi sebenernya, modal utama menulis adalah 

  1. Diri sendiri, 

berupa fisik dan mental. Kita harus bisa mengandalkan diri sendiri dalam menulis. Tidak perlu banyak alasan karena tidak ada peralatan yang mendukung, harus ini itu, hingga akhirnya tidak mulai menulis.


  1. Keluarga,

Suami dan anak adalah pendukung kita. Tapi kita tidak perlu meminta mereka agar mengerti kita. Cukup kita yang memenuhi kebutuhan mereka agar kita dapat menulis.



Aakk… terima kasih Kak Risna dan Mbak Erna atas sharingnya… sangat-sangat bermanfaat untuk meningkatkan semangat menulis. Semoga bulan depan lebih rajin lagi menulis. Apalagi untuk badge outstanding performance bulan Februari 'cuma' 27 setoran. Eaaa… 😄😄



Merah Itu Aku
Jogja, 31 Januari 2021

Wednesday, January 27, 2021

Jurnal Telur-Telur: Telur Oranye

Pada pekan ketiga kuliah Bunda Cekatan, kami diminta untuk menemukan cara belajar. Semakin lama, jurnal kuliah Bunda Cekatan semakin membuatku berpikir. Bener ga yah pilihanku? Apa memang ini yang aku butuhkan? 

Kegalauan-kegalauan itu masih saja datang karena begitu banyak ilmu yang ingin aku pelajari. Namun, setelah mendengarkan materi dan sesi tanya jawab dengan Kunang-Kunang Farda (ah, kembaranku yang terpisah jauh dan baru sekali ketemu langsung 🤭), akhirnya aku mulai meyakinkan diri, ya, inilah yang akan aku dalami selama kuliah di Bunda Cekatan.

Ada hal yang aku pegang, bahwa setiap orang memiliki kebutuhan belajar yang berbeda. Bahkan ketika ilmu yang dibutuhkan sama pun, tujuan belajarnya bisa saja berbeda.

Selain itu, dalam belajar sesuatu, kita harus fokus dan jangan silau dengan apa yang sedang dipelajari orang lain. Yakinlah dengan apa yang sudah kita putuskan. Ga perlu merasa kurang kece dari orang lain.

Untuk mengisi jurnal telur oranye, kami harus melihat kembali jurnal telur merah (#lacaktrampilmu) yang berisi ketrampilan penting dan mendesak, yang perlu dikuasai untuk mendukung kekuatan pada telur hijau.

Ada lima ketrampilan yang aku tulis di telur merah:

1. Manajemen waktu.

2. Self healing.

3. Food preparation.

4. Komunikasi produktif.

5. Pengelolaan keuangan.


Dari telur merah itu, aku akan menemukan cara belajarku dengan mengisi jurnal telur oranye. Ohiya, agar aku lebih fokus, maka aku akan ambil dua ketrampilan dari telur merah, yaitu manajemen waktu dan food preparation. Kedua ketrampilan ini yang paling aku butuhkan untuk saat ini.


Mari kita isi jurnal telur oranye 💕💕

Tujuan Belajar

Apa sih alasan terkuat, kenapa aku harus menguasai ketrampilan di telur merah? Sebenarnya, aku sudah tuliskan alasan-alasan  pada jurnal telur merah. Tapi karena aku memutuskan untuk fokus pada dua telur merah saja, maka akan aku tulis big strong why-nya di sini.

Menemukan strong why, merupakan langkah awal yang perlu kita lakukan agar dapat membuat kita tetap on tract dalam belajar. Ketika suatu saat kita oleng, galau, ingin berhenti, atau merasa lelah, maka dengan melihat strong why yang pernah kita tuliskan, kita akan kembali bersemangat untuk belajar.

Alasan terkuat sehingga aku harus menguasai ketrampilan manajemen waktu dan food preparation:

1. Aku ingin hidup seimbang antara dunia dan akherat.

2. Aku ingin menggunakan waktu dengan produktif.

2. Aku ingin bersikap adil terhadap diri sendiri, anak-anak, dan suami.

3. Aku ingin menyiapkan hidangan sehat, mudah, dan cepat untuk keluarga di rumah.


Ilmu yang Diperlukan

Untuk mencapai tujuan tersebut, aku membutuhkan ilmu:

1. Bullet journal method untuk meningkatkan produktivitas. 

Agak tricky sih pemilihan bullet journal ini. Karena dalam bullet journal kita dapat memasukkan apa saja yang kita inginkan. Tapi kali ini, aku akan fokus pada metode bullet journal. Karena dengan metode ini, insya Allah dapat membantu banget dalam langkah-langkah selanjutnya.

Aku sudah memakai metode bullet journal selama dua tahun lebih. Tapi aku merasa belum maksimal dalam memanfaatkan fitur-fitur yang ada.

2. Seluk beluk food preparation.


Sumber Ilmu

1. Buku Ryder Carroll tentang Bullet Journal Method

2. Praktisi Bullet Journal. 

Ada beberapa blogger yang aku ikuti tulisannya tentang Bullet Journal. Semoga diberi kemudahan untuk dapat berguru secara langsung.

3. Buku food preparation.

Jujur saja, untuk food preparation ini, aku masih meraba-raba. Semoga seiring berjalannya waktu, aku akan menemukan secercah cahaya menuju ke sana.

4. Praktisi food preparation.


Cara Belajar

Sebagai orang yang dominan visual, aku memilih beberapa cara belajar yang mengandalkan pengelihatan dibanding pendengaran.

1. Membaca buku

2. Blog walking

3. Menonton video di youtube

4. Bertanya langsung pada praktisi

5. Praktek




Aha... aku memantapkan diri untuk fokus belajar dua hal ini, untuk enam bulan ke depan 💪💪


Alhamdulillah, aku sudah menemukan dua telur oranye. Semoga dimudahkan dan dilancarkan dalam belajar 💪💪.


Merah Itu Aku

Jogja, 27 Januari 2021

Tuesday, January 26, 2021

Petualangan Mencari Kunci yang Hilang

Sudah beberapa hari ini, aku benar-benar merasa tidak tenang. Hari Sabtu kemaren, aku baru menyadari bahwa kunci motorku tidak ada pada tempatnya. Padahal aku sedang buru-buru mau ke sekolah karena waktu sudah lumayan mepet. 

Akhirnya aku pakai kunci cadangan dan terpaksa pergi tanpa bawa STNK. Kunci dan STNK memang aku jadikan satu supaya kalo ada yang pinjem motor, ga ribet. Huhu… ternyata kalo ilang kunci, ribet juga bareng seSTNKnya. Memang paling aman sih ga usah ilang-ilangan.


Setelah dapet izin dari Mr. Right, aku berangkat. Alhamdulillah jalan ke sekolah memang ga nglewatin traffic light dan bukan area polisi mangkal. Perjalanan juga ga nyampe 10 menit. Mungkin karena pertimbangan itulah, Mr. Right mengizinkanku berangkat.

*Kalo ga diizinin, aku bakalan minta anter 🤣🤣.


Pulang dari sekolah, aku mulai mencari-cari kunci motor. Aku adalah tipe orang yang ga bisa kehilangan sesuatu. Penghapus ilang aja, aku bisa kesel dan kepikiran. Apalagi kunci motor beserta STNK yang kalo beneran ilang, urusannya bakalan panjang.


Aku mencari kunci di sekitar tempat penyimpanan kunci. Yaitu di area dapur. Btw, aku punya tempat penyimpanan kunci khusus di belakang pintu dapur. Namun, sejak anak kecil, dengan cerdasnya bisa ambil kunci sendiri pake kursi plastik, akhirnya, kunci dipindah ke lokasi yang lebih tinggi, yaitu di atas lemari dapur. Ternyata masih juga bisa terjangkau.


Pernah suatu saat, kunci motorku dan Mr. Right dimasukkan ke bawah jok motor dan terkunci bersama-sama di sana. Alhamdulillah, Dek Lou langsung laporan kalo kunci motor Bunda dan kunci vespa ayah, ada di dalem motor bunda. Oke, sip. Aku berhasil menyelamatkan kedua kunci tersebut menggunakan kunci serep.


Berdasarkan kejadian tersebut, aku juga mencari di bawah jok motorku dan Mr. Right. Ternyata nihil.


Bertanya pada Dek Lou pun, tidak banyak membantu. Entah juga, kunci motor ini sudah berpindah sejak kapan. Terakhir aku pakai motor, sepertinya lebih dari sepuluh hari yang lalu. Tak tau apa yang terjadi selama itu.


Aku berusaha menarik ingatan. Apa yang sudah Dek Lou lakukan terhadap kunci motorku. Agak ragu, aku mulai mengingat-ingat, jangan-jangan justru aku yang memindahkan kunci ke lokasi yang tak terjangkau oleh Dek Lou. Ah, sepertinya tyduck.


Mobil pun tak luput dari screening. Ternyata tak ada juga. Sampe dua kali aku cari di dalam mobil, kunci itu masih belum juga ditemukan.


Hari Senin, aku membongkar semua kotak mainan anak-anak. Ga ketemu juga. Ya udahlah, itung-itung sekalian beresin dan sortir mainan yang buangable.


Kehilangan kunci ini, membuatku merapikan beberapa sudut rumah yang mulai tak tersentuh. Ah, memang selalu ada hikmah di balik setiap kejadian tidak menyenangkan.


Selain kamar anak-anak, aku juga menscreening ruang tamu. Aku bahkan sempat menggeser posisi sofa. Meskipun hari ini dikembalikkan ke posisi semula karena kurang oke 🤣.


Hari ini, aku bermaksud membereskan area depan tivi. Tapi akhirnya mengurungkan niat karena teringat pada tugas membuat laci dari Mr. Right.


Setiap aku keidean lokasi yang kira-kira menjadi tempat persembunyian kunci, langsung aku bongkar. Hingga aku ngeloni Dek Lou tadi, kunci belum juga ketemu.


Sungguh, aku mulai tidak tenang. Aku berencana mencari tahu bagaimana cara mengurus STNK yang hilang. Sangat memalukan jika harus membuat berita kehilangan. Alasan apa yang harus aku berikan? Ah, tapi kalo memang STNK hilang kan harus diurus. Jangan sampe pas udah waktunya bayar pajak, baru kepikiran buat ngurus kehilangan.


Dilansir dari Kompas.com, tidak sulit kok mengurus STNK yang hilang. Kita bisa mengurus ke Samsat, dengan membawa persyaratan:

  1. Surat kehilangan STNK dari kepolisian, 

  2. Fotokopi eKTP dan asli, 

  3. Fotokopi STNK jika ada, 

  4. BPKB


Langkah mengurus STNK hilang:

1. Bawa kendaraan ke kantor Samsat untuk dilakukan cek fisik.


2. Fotokopi hasil tes tersebut dan isi formulir pendaftaran di loket pendaftaran.


3. Pemilik datang ke loket untuk mengurus STNK hilang di Samsat. Persyaratan juga dibawa seperti dokumen yang berisi keterangan keabsahan STNK, fotokopi cek fisik kendaraan.


4. Mengurus pembuatan STNK baru di loket BBN II. Lampirkan semua persyaratan data dan surat keterangan hilang dari Samsat.


5. Jika masih ada tunggakan pajak tahunan pada pembuatan STNK baru, maka akan dikenakan biaya tambahan yakni pajak yang belum terbayarkan.

Tapi jika tidak ada tanggungan, biaya yang dikenakan hanyalah biaya pembuatan STNK baru saja.


6. Menunggu pengambilan STNK dan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD). Adapun biaya penerbitan STNK adalah Rp 50.000 untuk roda dua dan tiga, atau angkutan umum, serta Rp 75.000 untuk kendaraan bermotor roda empat atau lebih.



Hhh… bete banget kan kalo harus ngurus-ngurus begituan 😑😑.


Mending cari lagi deh sekalian beresin rumah 😅.


Setelah Dek Lou tidur, aku mulai mencari di laci-laci meja ruang tamu. Meskipun kemaren udah dibuka-buka, aku tetep buka lagi. Ya kali, kemaren ada yang kelewat. Ternyata ga ada.


Baiklah, aku beresin area depan tivi aja. Semua kotak mainan aku keluarkan. Laci meja tivi, aku bongkarin. Dan eng ing eng… kunci itu teronggok di belakang salah satu kotak mainan yang ada di sana. Alhamdulillahi Robbil'alamiin 🤲. Semua gundah gulana yang melanda sejak beberapa hari yang lalu, sirna sudah 😅.


Tak perlu lah mencari tau kenapa kunci itu bisa berada di sana. Yang penting, aku ga perlu ngurus surat kehilangan, untuk bikin STNK baru.


Apakah setelah mengalami hal ini:

  1. Aku akan memisahkan STNK dari kunci motornya?

  2. Memindahkan lokasi penyimpanan ke tempat yang tidak bisa dijangkau Dek Lou?


Belum ada ide. Saat ini, kunci motor beserta STNK, aku kembalikan ke tempat penyimpanan semula. Biarlah besok aku diskusikan dengan Mr. Right tindak lanjut apa yang akan kami ambil.


Kunci sudah bersatu bersama kawanannya




Merah Itu Aku

Jogja, 26 Januari 2021

Monday, January 25, 2021

Kulzoom Menata Waktu Bersama Ummu Balqis

Hari Jumat, tanggal 22 Januari 2021, Gemar Rapi mengundang Ummu Balqis sebagai narasumber ahli dalam materi Menata Waktu untuk kelas Gemari Madya. Masya Allah ilmunya daging banget.

Siapa yang belum kenal Ummu Balqis?

Jamaah Bengkel Diri pastinya udah kenal banget dengan sosok beliau. Yak, Ummu Balqis adalah founder dari Bengkel Diri, seorang ibu dengan dua anak, womenpreneur, parenting and marriage enhusiasts. Beliau alumni FMIPA Institut Pertanian Bogor dan Lasalle Collage International.

Tak menyangka banget kalau Ummu Balqis bakalan hadir di Gemari Madya. Sedikit mengobati kerinduan pada kelas lanjutan Bengkel Diri.

Kulzoom kali ini tidak direkam. Jadi, kalau tidak hadir saat kulzoom, tidak bisa menonton ulang. Alhamdulillah, aku dimudahkan dalam mengikuti kulzoom Jumat kemaren.



Materi yang dibawakan oleh Ummu Balqis adalah Super Produktif Muslimah. Seperti merecall kelas Bengkel Diri. Tapi karena kemaren live zoom, rasanya lebih masuk aja gitu. Dan memang materi ini relate banget dengan kebutuhan penting dan mendesak saat ini.

Super Produktif Muslimah

Ummu Balqis membuka kulzoom ini dengan kalimat yang luar biasa menohok bagi orang-orang yang seneng bikin rencana. Intinya adalah, idealisme itu perlu, namun idealisme tanpa action itu adalah hal yang sia-sia.

Yes! Kadang ada orang yang tinggal di planet antah berantah, hobi banget bikin rencana-rencana yang super ideal. Tapi rencana doang, ga ada action-nya. Apakah produktif? Tentu saja tidak.

Pengertian Poduktif

Sebenernya, apa sih PRODUKTIF itu?

Menurut KBBI, 

1. Bersifat atau mampu menghasilkan (dalam jumlah besar)

2. Mendatangkan (memberi hasil, manfaat, dsb); menguntungkan.

3. Mampu menghasilkan terus dan dipakai secara teratur untuk membentuk unsur-unsur baru. 


Jika dilihat dari KBBI, produktif dikaitkan dengan HASIL. Dan ternyata, hasil itu tidak selalu berupa barang. Produktif, bisa juga menjadikan kita semakin mendekat kepada kebaikan.

Ciri pertama orang yang produktif adalah selalu menghargai waktu. Baik untuk dirinya sendiri, maupun orang lain. Maka dari itu, mulai biasakan untuk on time. Karena ketika tidak on time, sebenarnya akan ada pihak yang terdzolimi.

Sudah semakin tertohok? Lanjuutttt...


Produktif VS Sibuk

Produktif tidak sama dengan sibuk lho, Bukibuk... Begini perbedaannya.

Produktif:

1. Fokus pada tujuan besar

2. Bekerja berdasarkan prioritas

3. Hidup berimbang

4. Berpikir sebelum bertindak.


Sibuk:

1. Sekadar menyelesaikan tugas

2. Semua dikerjakan tanpa pilah

3. Bekerja sepanjang waktu

4. Aksi tanpa pikir.


Berbeda sekali ya antara sibuk dan produktif. Jadi mengingat-ingat nih, selama ini, aku termasuk yang produktif atau sibuk? 😌

Aku jawab di dalam hati sajalah.


Orang produktif mempunyai niat yang benar dan tujuan yang jelas. Mereka akan fokus pada tujuan besar.

Tentukan dulu, apa tujuan utamanya. Tentukan strong why yang akan menjadi pegangan untuk menjadi produktif.

Seorang muslimah akan menjadikan ridha Allah sebagai tujuan utama. Kemudian, tentukan apa tujuan parsial yang tentunya tidak boleh menyimpang dari tujuan utama.

Untuk mempermudah kita dalam mencapai tujuan, kita dapat membuat Life Mapping. Buat untuk jangka pendek, menengah, dan juga panjang.

Life mapping (sumber: ig @firda.rosiana)

Dua tahun lalu, aku membuat life mapping untuk jangka pendek (satu tahun), jangka menengah (5 dan 10 tahun), jangka panjang (15 dan 20 tahun). Alhamdulillah ada beberapa yang sudah terlaksana dan ada juga tujuan jangka menengah yang sudah mulai nampak di tahun pertama. Tapi yang meleset juga ada.

Masya Allah, ketemu Ummu Balqis seperti menarikku untuk kembali teringat pada life mapping yang pernah aku buat. Terima kasih, Ummu 💕💕.


Konsep Waktu

Produktif adalah selalu menghargai waktu. Semua orang memiliki 24 jam dalam hidupnya. Tapi tidak semua orang bisa menggunakan waktunya secara produktif. Yuk, mulai dilihat, digunakan untuk apa saja waktu yang kita punya?

Auto membuka journal harian, meratapi deretan rencana yang beberapa kali harus migrasi ke hari berikutnya karena belum beres. Huhu... aku harus serius melakukan audit waktu 💪💪.

Kita sering mendengar kalimat Time is money. Really?

Kenyataannya, ada banyak konsep tentang waktu. Tidak semua hal produktif akan menghasilkan uang.

Menurut Imam Syafii, "Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia."

Menurut Imam Al Ghazali, "Waktu adalah kehidupan."


Urgensi Waktu

Ada dua nikmat, yaitu kesehatan dan kesempatan (HR. Bukhori).

Bahkan dalam Al Quran, Allah berjanji menggunakan waktu. Seperti dalam surat Ad Duha, Al Lail, Al Ashr, dan masih ada yang lain.


Prinsip untuk Produktif

Ada tiga prinsip agar selalu produktif:

1. Lakukan yang bermanfaat (diridai Allah)

2. Catat - Tentukan prioritas - Action (jangan menunda)

Pencatatan to do list sangat membantu kita untuk lebih produktif. Aku jadi ingat suatu kulwap yang berjudul, "Semakin Produktif dengan Bullet Journal." 

Benar adanya, Bujo yang sesungguhnya adalah untuk membantu kita dalam meningkatkan produktivitas. Jadi, mulai dikurang-kurangi ya, berselancar di pinterest buat cari inspirasi menghias bujo. Karena sejatinya, pencatatan pada bujo lebih penting daripada hiasannya. Etapi itu masuk me time ya... #ngeles.

Setelah menulis to do list, maka masukkan ke dalam kuadran prioritas.

1) Penting - mendesak : lakukan sekarang

2) Tidak penting - mendesak : segera rencanakan

3) Penting - tidak mendesak : minta bantuan orang lain untuk melaksanakannya.

4) Tidak penting - tidak mendesak : tunda atau batalkan.


Dalam pendelegasian tugas kepada orang lain, jangan sampai kita menghilangkan personal touch. Sungguh bagian ini memberi angin segar buatku. Sah-sah aja kok kita mendelegasikan sesuatu kepada orang lain. Kita tidak bisa melakukan semuanya sendiri. Dan contoh yang diberikan Ummu sesuai banget dengan keseharianku.

Ga apa-apa yang nyetrika baju bukan kita sendiri. Tapi yang memasukkan baju ke dalam lemari adalah kita. Jadi, kalo anak-anak atau suami nyari sesuatu, tetep nanya ke kita. Adem banget kan... mengurangi perasaan bersalah buat Bukibuk yang perfeksionis, tapi terpaksa laundry setrika 🤭.

3. Jadikan life style.

Jadikan produktif, selalu menghargai waktu, sebagai gaya hidup. Sejalan banget dengan prinsip Gemar Rapi 💕.


Power Nap

Produktif bukan berarti bekerja sepanjang waktu. Ada saatnya kita beristirahat. Tidur siang selama 30 menit sudah cukup.

Kita juga boleh-boleh aja melakukan me time. Boleh sendirian, bareng keluarga, atau bareng temen. Hidup tetap harus seimbang.


Semangat menata waktu, Gemarian 🥰🥰.


Merah Itu Aku

Jogja, 25 Januari 2021


Thursday, January 21, 2021

Jurnal Telur-Telur: Telur Merah

Jurnal pekan kedua di perkuliahan Bunda Cekatan, sudah lumayan membuatku berpikir keras. Apakah ada aktivitas yang salah masuk kuadran di jurnal pertama?

Sepertinya tidak. Apa yang aku tuliskan sudah sesuai dengan kondisi saat ini. Menyenangkan sekali ya jika tugas perkuliahan berdasarkan kondisi masing-masing. Tidak ada benar salah karena kondisi setiap orang tidak selalu sama.

Pada jurnal pekan kedua, yaitu telur merah, aku diminta untuk mencari apa saja ketrampilan yang dibutuhkan, untuk meningkatkan kebahagiaan dalam melakukan aktivitas pada kuadran bisa dan suka yang aku tuliskan di jurnal pertama.

Ketrampilan yang dimaksud yaitu:

1. Ketrampilan untuk meningkatkan aktivitas suka-bisa.

2. Ketrampilan untuk mengatasi hambatan yang ada dalam melakukan aktivitas suka-bisa.


Lumayan menguras pikiran banget ya... aku mencari-cari ketrampilan apa saja yang aku butuhkan untuk meningkatkan kebahagiaan dalam menjalankan aktivitas yang aku suka dan bisa.

Galau deh, karena ada ketrampilan yang aku butuhkan, ternyata masuk ke kuadran di luar suka dan bisa. Akhirnya aku mencari akar permasalahan dari kegalauan yang aku rasakan. 

Setelah aku uraikan semua ketrampilan yang aku butuhkan, kegalauanku berpindah pada menempatkan ke dalam empat kuadran yang nantinya akan menentukan ketrampilan apa saja yang akan aku asah terlebih dahulu. Keempat kuadran itu adalah:

1. Tidak penting dan tidak mendesak

2. Tidak penting dan mendesak

3. Penting dan tidak mendesak

4. Penting dan mendesak

Ketrampilan yang berhasil aku petakan

1. Tidak penting dan tidak mendesak

Belajar cabang crafting baru, aku masukkan ke dalam kuadran ini. Meskipun sering tergoda, aku akan menahan diri untuk tidak melakukannya dahulu. Aku akan fokus pada macrame.


2. Tidak penting dan mendesak

Segala bentuk ketrampilan untuk mendukung promosi, aku letakkan pada kuadran ini. Suatu saat nanti, aku akan membutuhkannya.

Ketrampilan tersebut adalah:

- Membuat desain promosi

- Content writing

- Fotografi

- Video editing


3. Penting dan tidak mendesak

Aku masukkan ketrampilan pendukung kepenulisan ada di kuadran ini. Aku menganggapnya penting, karena masih berjalan dan aku lakukan, tetapi tidak mendesak.

- Jurnaling 

- Mengikuti kelas menulis


4. Penting dan mendesak

Lima ketrampilan yang akan aku asah terlebih dahulu


Ketrampilan yang aku letakkan pada kuadran ini adalah ketrampilan paling mendasar, agar kebahagiaanku akan terasa paripurna.


- Manajemen waktu

Seperti aktivitas berdasarkan passion pada umumnya, ketika aku melakukan aktivitas yang berada pada kuadran suka dan bisa, terkadang (bahkan sering membuatku lupa waktu). Dengan perencanaan waktu yang tepat, aku berharap dapat lebih maksimal melaksanakan aktivitas dengan bahagia, tanpa mengabaikan kewajibanku sebagai istri dan juga ibu.


- Selfhealing

Ada saat-saat di mana, aku melakukan aktivitas suka dan bisa untuk melarikan diri dari masalah. Aku harap, ketika aku sudah selesai dengan diriku sendiri, aku tidak perlu menjadikan aktivitas suka dan bisa sebagai pelarian. Aku ingin benar-benar bahagia saat melakukan aktivitas ini.


- Food preparation

Ketrampilan food preparation aku butuhkan untuk memangkas waktu memasak. Setelah aku telaah lebih jauh, hal yang membuatku tidak suka memasak disebabkan waktu yang terlalu lama. 

Memang tidak ada aktivitas memasak pada kuadran suka dan bisa. Namun, tugas sebagai istri dan ibu membuatku bertanggung jawab untuk menyajikan masakan bagi seisi rumah. Bagaimana aku bisa menjalankan aktivitas suka dan bisa jika ada tugas yang belum aku tunaikan?

Dengan memiliki ketrampilan food preparation yang baik, maka aku bisa menyiapkan makanan dengan lebih bahagia. Hal ini tentu saja akan mendukungku dalam melakukan aktivitas suka dan bisa. Apalagi, aku juga menyukai mengorganize barang-barang. Jadi, dengan mantap aku masukkan food preparation ke dalam ketrampilan yang akan aku asah pada kesempatan pertama.


- Komunikasi produktif

Meskipun sudah pernah dipraktekkan pada kuliah Bunda Sayang, aku harus terus meningkatkan ketrampilan komunikasi produktif. Ketrampilan ini sangat diperlukan untuk mengkondisikan anak-anak, ketika aku akan melakukan aktivitas suka dan bisa.

Selain itu, ketrampilan ini juga berguna ketika aku akan melakukan lobi-lobi kepada pihak luar yang terkait.


- Pengelolaan keuangan

Setelah akhir-akhir ini, beberapa aktivitas sesuai passion-ku memberikan tambahan penghasilan, aku menyadari kurangnya ilmu yang aku miliki tentang pengelolaan keuangan pribadi dan hasil usaha. Jangan sampai ketika pengelolaan keuangan tidak beres, malah mengurangi kebahagiaan dalam melakukan aktivitas bisa dan suka.


Bismillah, semoga aku diberikan kemudahan dan kelancaran dalam meningkatkan ketrampilan-ketrampilan ini. Semoga, kebahagiaan yang aku rasakan juga dapat dirasakan oleh orang-orang terdekatku.

Aku semakin excited dengan jurnal-jurnal pada kuliah Bunda Cekatan ini. Ada kejutan apa lagi ya di jurnal pekan selanjutnya?


Merah Itu Aku

Jogja, 21 Januari 2021




Wednesday, January 13, 2021

Jurnal Telur-Telur : Telur Hijau

Alhamdulillah... akhirnya aku sudah mulai bermain di hutan Kupu-Kupu. Masya Allah, penyambutan peri hutan begitu meriah. Aku pun semakin bersemangat melakukan penjelajahan bersama teman-teman Bunda Cekatan (Buncek) Batch#2.

Awalnya, aku sempat ragu untuk mengikuti Buncek Batch #2. Alhamdulillah aku tetap maju sambil meyakinkan diri bahwa aku akan menyesal jika tidak mengambil kesempatan yang sudah ada di depan mata.

Dan memang benar adanya. Baru di depan gerbang Hutan Kupu-Kupu aja, aku sudah begitu bersemangat mengikuti penjelajahan.

Pekan ini, kami mulai belajar di kelas telur-telur. Kelas ini berlangsung selama sebulan, dan kami harus mengumpulkan empat jurnal untuk dapat melanjutkan ke tahapan berikutnya.

Dalam kelas telur-telur, kami belajar mengenal diri sendiri dan mengidentifikasi potensi yang kami miliki. Penjelasan dari Kunang-Kunang di hari Senin dan Selasa, membuatku sangat tercerahkan. Langsung muncul berbagai aktivitas yang selama ini aku lakukan dan menempatkannya pada masing-masing kuadran.

Kuadran aktivitas yang kami isi di tahap telur hijau adalah:

1. Tidak suka dan tidak bisa

2. Tidak suka dan bisa

3. Suka dan tidak bisa

4. Suka dan bisa

Kenapa sih kami harus mengelompokkan aktivitas ke dalam masing-masing kuadran? Kunang-kunang menjelaskan, bahwa seorang perempuan, ibu, dan juga istri, haruslah berbahagia. Maka, nantinya kami akan fokus pada kuadaran keempat, yaitu suka dan bisa. Sebenarnya, kuadran suka dan tidak bisa, mempunyai potensi membuat berbahagia. Namun, untuk penjelajahan kali ini, kami diminta fokus pada kuadran suka dan bisa.


Hasil perenungan


Setelah merenung dan berpikir, akhirnya aku mengelompokkan beberapa aktivitas ke dalam matriks daun di atas.

Tidak bisa dan tidak suka

1. Menyanyi

Aku penikmat musik. Tapi aku selalu insecure ketika diajak karaokean 🤣🤣.

Ada suatu masa dalam hidupku, sebutlah saat masih SMA, aku mengalami titik balik yang menyadarkan bahwa aku tidak bisa menyayi. Bayangkan, aku harus ikut remidi pelajaran seni musik gara-gara suaraku ga bisa pas sama tangga nada.

Padahal, waktu SD aku ikut les nyanyi dan begitu pede nya ikut nyanyi. Setelah aku ikut remidi di kelas 1 SMA, aku langsung memutuskan untuk menjauh dari kegiatan yang berhubungan dengan tarik suara.


2. Public speaking

Apakah ini berhubungan dengan suaraku yang fals? Aku ga tau...

Yang aku tau dengan pasti, sejak kecil aku memang tidak suka tampil dan menjadi pusat perhatian. Waktu SD, aku pernah jadi pemimpin upacara dan itu sangat membuatku tidak nyaman.

Hingga jenjang pendidikanku semakin tinggi, aku selalu menghindar menjadi moderator, juru bicara kelompok, dan apalah-apalah yang ga pernah aku ikuti.

Aku ga nyaman berbicara di depan orang banyak dan aku memang ga bisa.


Bisa dan tidak suka

Ini sempet aku konfirmasi ke Mr. Right kemaren malam. Jadi, ini ukuran bisa masak masakan gampang dan cepat ala rumahan ya 😅.

Menurut beliau, aku bisa masak. Aku pun merasa bisa lah. Kan tinggal cari resep 🤭. Selama ini juga Mr. Right dan anak-anak bisa menikmati hasil masakanku 😁.

Tapi memang ya, ukurannya bukan masakan yang wah, sulit bin rumit.

Mungkin aku suka bagian melihat anak-anak dan Mr. Right yang menyukai masakanku. Tapi memasak tidak selalu menjadi kegiatan yang bisa aku nikmati.

Jadi, aku masukkan memasak ke dalam kuadran bisa tetapi tidak suka.


Suka dan tidak bisa

1. Desain grafis

Aku suka mendesain, mencari warna, font, bentuk, dan tata letak sebuah desain. Aku kerap kali lupa waktu ketika membuat desain. Namun, aku merasa bahwa feel desainku kurang terasah. Saat ini, aku sedang menimba ilmu di Rumah Belajar (Rumbel) Desain Grafis IP Jogja. Tapi aku masih harus banyak belajar lagi.


2. Berkebun

Aku agak galau memutuskan berkebun ke ranah suka. Kalo ga bisa, itu sudah pasti. Track record ku dalam memelihara tanaman sudah membuktikannya.

Aku suka merapikan tanaman yang ada di halaman depan rumah. Kalau sudah mulai bersih-bersih dan menata halaman itu, aku bisa lupa waktu saking asyiknya. Tapi setelah itu, akan membutuhkan banyak dorongan agar aku menyentuh halaman lagi. Entah menunggu rumput tinggi, atau menunggu mendapat pencerahan 😌.


3. Berjualan

Aku suka jual hasil crafting-ku. Tapi aku kurang ilmu, yang menyebabkan aku kurang aktif dalam menawarkan barang jualanku. Semoga suatu saat diberi kesempatan untuk mengikuti kelas bisnis.


Suka dan bisa

1. Menulis

Aku suka menulis, itu sudah tidak diragukan lagi. Aku bisa menulis, ya... lumayan lah. Tahun lalu, aku menulis 12 buku antologi. Sepertinya itu sudah bisa mengkonfirmasi. Ga usah dibandingin sama penulis-penulis yang udah senior, tar kuadran suka dan bisa, malah kosong melompong karena krisis PD 😌.


2. Crafting

Lupa waktu karena bebikinan? Wah, sering banget.

Hasil crafting bikin happy dan kadang-kadang bisa diuangkan? Checked

Spesialisasinya, mungkin macrame ya... walaupun jenis craft lainnya juga selalu bikin aku berbinar-binar 😆


3. Beberes

Aku suka beberes, meskipun rumah lebih sering berantakan daripada beresnya. 

Aku bisa beberes. Ya iyalah... yang bernatakin bukan aku kok, serius 😆😆. 


4. Bullet Journaling

Aku suka banget merencanakan apa pun dalam bullet journal (bujo). Meskipun belom jago, tapi aku mau memasukkannya ke kuadran suka dan bisa. 


5. Belajar

Aku suka banget belajar. Kadang sampe bingung milih mana yang prioritas. Semua aku anggap perlu. Jadi inget cerita Kunang-Kunang yang suka belajar sampe semua dipelajari. Bisa sih, tapi abis itu ya udah aja... belajar lagi yang lain. Terus aja belajar 😁.

Bisa belajar, iya, bisa. Beberapa kelas yang aku ambil, bisa aku ikuti secara berbarengan. Memang nantinya akan terlihat ilmu mana yang paling menarik untuk aku tindak lanjuti. Yang jelas, aku memang suka belajar hal baru.


Lima bekal kekuatan yang akan aku bawa selama menjelajah hutan Kupu-Kupu

Semoga aku tidak salah memilih kekuatan yang akan menjadi bekal dalam menjelajah Hutan Kupu-Kupu 💕💕.


Merah Itu Aku

Jogja, 13 Januari 2021