Akhir September, aku melihat ada info tantangan menulis di akun instagram @ruang_nulis. Memang sepanjang bulan September, aku mengikuti September Menulis yang diselenggaran oleh @ruang_nulis. Jadi, aku cukup rajin memantau feed-nya.
Belum juga selesai mengikuti September Menulis, aku tertantang untuk mendaftar SaGuSaKa (Satu Minggu, Satu Karya). Event yang diselenggarakan @ruang_nulis ini, berlangsung selama bulan Oktober.
Seperti namanya, SaGuSaKa merupakan event menulis dengan menghasilkan karya setiap minggu. Cukup menantang, kan?
Ternyata, SaGuSaKa sudah dilaksanakan sebanyak tiga kali. Bulan Oktober 2020, bulan Maret 2021, dan yang sekarang. Alhamdulillah, aku banyak belajar dri event ini.
Hal paling menantang dari SaGuSaKa adalah, tidak semua nsakah yang masuk, bisa terpilih. Misalnya pada tantangan minggu pertama, hanya 50 naskah yang terpilih. Jadi, jika semua naskah kita lolos, ada empat buku antologi yang bisa kita dapat. Menggiurkan banget kan? Tentu saja juga menantang. Cocok banget buat yang menyukai tantangan.
Tantangan yang diberikan pada event ini juga nggak kaleng-kaleng. Minggu pertama, kami ditantang menulis kisah yang renyah, dengan tema kukis. Ada syarat dan ketentuan yang harus diikuti. Dari jumlah kata, ukuran halaman, margin, jenis dan ukuran huruf, judul, serta bionarasi. Baiknya, pihak penyelenggara memberikan template word untuk memudahkan peserta dalam menulis. Biar gampang, memang lebih aman pakai template yang sudah dikasih.
Alhamdulillah, naskah minggu pertamaku lolos.
Minggu kedua, tema rumah sakit dan kami harus memilih tokoh utama sebagai tenaga kesehatan. Ada beberapa jenis profesi yang ditawarkan. Masing-masing profesi hanya boleh diisi oleh beberapa orang saja. Dengan nekat, aku pilih apoteker.
Sebagai apoteker, aku justru belum pernah membuat cerita tentang profesi ini. Pertama kali menuliskan tokoh utama seorang apoteker, aku agak gamang. Bener kayak gini, ga, yah? Khawatir aja kalau nggak logis. Hihi ... kan memalukan ya ...
Keuntungannya, aku nggak perlu banyak-banyak riset tentang profesi yang aku pilih itu. Cukup membayangkan teman-teman apoteker yang kerja di rumah sakit.
Asli sih, sebenarnya aku merasa kurang percaya diri bakalan lolos. Peserta yang lain nampak sudah lebih berpengalaman karena pernah mengikuti SaGuSaKa sebelumnya.
Alhamdulillah, naskahku di tantangan kedua juga lolos. Udah ketar ketir aja bawaannya setiap hari Kamis. Karena pengumuman naskah lolos dilakukan di hari itu.
Tantangan ketiga semakin challenging saja. Kami diberi tiga kondisi untuk dijadikan cerita. Dua di antaranya amat sangat sungguh fantasi sekali. Aku belum punya pengalaman menulis fantasi. Tadinya pengen mencoba untuk menuliskannya. Namun, saat aku konsultasi pada Mr. Right, dia pilihkan kondisi yang tidak fantasi.
Kondisi yang dipilihkan itu sebenernya bergenre thriller. Memang nggak fantasi, tetapi dalam imajinasiku, bermain-main cerita psikopat sadis. Meskipun saat eksekusi, aku nggak sampai memberi kesan itu. Hanya akhir yang mengajak pembaca untuk menentukan akhirnya bagaimana.
Alhamdulillah lagi, naskahku di tantangan minggu ketiga juga lolos.
Tantangan minggu keempat, sebagai penutup, kami diminta menulis berpasangan. Padahal aku nggak kenal satu pun peserta yang lain. Aku sempat menghubungi dua orang di grup dan ditolaknya. Haha ... penolakan pertama karena beliau sudah ada pasangan, sedangkan yang kedua karena ternyata sudah menyerah.
Namanya jodoh memang tidak bisa kita ketahui dari mana datangnya. Aku justru menemukan pasangan menulisku di grup finisher September Menulis. Haha ... karena grup SaGuSaKa dikunci setelah arahan mencari pasangan, ternyata pesertanya menempuh jalan ninja cari pasangan di grup sebelah.
Untuk tantangan terakhir ini, belum ada pengumuman. Naskah aja belom disubmit 😂. Pengumuman hari Kamis depan.
Apa pun hasilnya, mari kita syukuri. Karena proses yang sudah kita lalui di SaGuSaKa sungguh mengayakan.
Aku yang biasanya mengikuti event nulis bareng, merasakan jantung yang berdegup kencang setiap membaca tantangan dan pengumuman naskah lolos.
Semoga semuanya semangat sampai akhir, ya ... dengan menyetorkan naskah, sebenarnya kita sudah menjadi pemenang bagi diri sendiri.
Merah Itu Aku
Jogja, 29 September 2021
No comments:
Post a Comment