The Silent Patient menjadi buku pertama yang aku mulai baca dan selesaikan di tahun ini. Butuh waktu cukup lama untuk membacanya. Hampir satu setengah bulan. Selain karena cerita awal yang lambat, aku juga agak kecewa dengan cerita yang tidak sesuai dengan dugaan semula.
Aku sempat mengira bahwa novel ini menceritakan penyelidikan detektif untuk mengungkap kasus pembunuhan. Nyatanya, jauh dari itu.
Sampe lecek, saking lamanya dibawa ke mana-mana 😁
The Silent Patient (Pelukis Bisu)
Alex Michaelides
PT. Gramedia Pusaka Utama, 2019
Cetakan kesepuluh: November 2024
400 halaman
Rating usia 17+
Menceritakan tentang Alicia Berenson yang dituduh membunuh suaminya, Gabriel. Tidak ada saksi yang melihat Alicia menembak suaminya. Senjata yang digunakan untuk membunuh, tergeletak di lantai.
Ketika ditemukan, Alicia berdiri di hadapan Gabriel yang telah tewas dengan kondisi terikat di kursi.
Alicia tidak menyangkal maupun mengiyakan segala tuduhan. Dia tetap membisu hingga bertahun-tahun kemudian. Hanya ada lukisan potret diri yang dilukisnya setelah kematian Gabriel, yang menjadi petunjuk kejadian di malam itu.
Oh, dan ada buku harian Alicia Berenson, yang entah bagaimana caranya bisa disembunyikan dengan sangat baik.
Alicia tidak dimasukkan penjara karena dianggap mengalami gangguan kejiwaan setelah kematian suaminya.
Theo Faber, seorang psikoterapis yang terobsesi untuk membuat Alicia berbicara, mengungkap kebenaran yang terjadi pada malam penembakan Gabriel.
Theo mendatangi orang-orang yang memiliki hubungan dengan Alicia. Mewawancarai mereka untuk mengetahui apa yang sedang dialami oleh Alicia, sebelum kejadian pembunuhan tersebut.
Aku mulai mencurigai banyak orang sebagai pembunuh Gabriel yang sebenarnya. Dan membuat skenario tentang alasan pembunuhan itu. Haha ….
Selain tentang kehidupan Alicia, cerita masa lalu Theo juga memiliki porsi yang cukup seimbang.
Theo, sebagai psikoterapis ternyata membutuhkan bantuan profesional lain untuk menyelesaikan masalah di hidupnya. Masa lalu membentuk Theo menjadi dirinya sekarang. Bagaimana mengendalikan emosi dan cara menyelesaikan masalah.
Salah satu kutipan di awal bab. Dan ada kutipan-kutipan menarik lainnya.
Cerita semakin seru setelah melewati setengah buku. Plot twist yang sungguh tidak terduga. Ya, namanya juga plot twist, kan?
Setelah sampai bagian tersebut, aku langsung membalik kembali lembaran yang telah lewat, saking merasa melewatkan banyak hal.
Meski agak kecewa di awal, tetapi menjelang akhir, aku mulai menikmati ceritanya. Rasanya tidak ingin berhenti untuk mengetahui bagaimana akhir dari cerita dan alasan-alasan di baliknya.
Bagi pembaca yang menyukai misteri dan kesehatan mental, buku ini sangat menarik untuk dibaca.
Merah Itu Aku
Jogja, 18 Februari 2025
No comments:
Post a Comment