Selama 2 minggu kemaren, Kakak Zidan dan Dek Athar berangkat ke sekolah dalam rangka ujian praktek. Etapi kalau Kakak Athar cuma sampai hari Senin kemaren sih.. karena hafalan Kakak Athar belum sampai 1 juz.
Ujian yang dilaksanakan adalah ujian tahfiz dan ujian praktek wudu serta sholat. Lumayan ngeri-ngeri sedap sih ngliat anak-anak pergi ke sekolah. Apalagi, akhir-akhir ini, kasus positif Covid 19 masih tinggi. Tinggi banget malah. Liat angkanya, udah ga tau mau komentar apa lagi. Cuma bisa istighfar.
Jadwal ujian praktek diberikan beberapa hari sebelum pelaksanaan. Selain jadwal ujian, dibagikan juga jadwal kedatangan siswa. Setiap sesi kedatangan, diisi 3 sampai 5 siswa. Dengan durasi 1 jam per sesi.
Pihak sekolah sudah berupaya menekan jumlah berkumpulnya massa di satu waktu dan tempat. Mereka juga menerapkan protokol kesehatan bagi para siswa. Wajib memakai masker, dalam kondisi sehat, dan tidak melakukan perjalanan ke luar kota dalam 14 hari terakhir.
Bagi orang tua yang mengantar dan menjemput juga dihimbau untuk memakai masker dan tidak berlama-lama berada di sekolah. Oke siap...meskipun kenyataannya, kami agak lama di sekolah karena anak-anak belum beres atau masih main. Astagaaahhh....
Begitu memasuki area sekolah, anak-anak disambut oleh ustaz yang mengukur suhu tubuh siswa. Wastafel tempat mencuci tangan pun sudah disediakan di beberapa titik.
Apakah anak-anak bisa menerapkan social distancing di sekolah? Tentu tidak, Mantili 😌😌. Di hari pertama ke sekolah, Kakak Zidan bercerita dengan heboh karena bahagia banget bisa ketemu temen-temen di sekolah. Mereka udah setengah tahun lebih ga sekolah, ya... salaman, pasti. Deket-deketan, iya juga. Masker? Pas aku jemput aja maskernya udah dikantongin.
Miris banget ya...
Anak-anak memang paling beresiko membawa virus Covid karena mereka lebih sering menyentuh sesuatu. Meskipun sudah diedukasi dan sedikit ditakut-takuti, mereka tetap saja cenderung lebih memilih asyik bermain bersama teman-teman, dibanding mengindahkan pesan-pesan sponsor.
Aku agak kecewa ya dengan handling sekolah terhadap para siswa. Sebaiknya, jika memang tidak bisa memastikan anak-anak patuh terhadap protokol kesehatan, tahan diri dulu lah untuk mengadakan kegiatan luring seperti itu.
Anak-anak happy, tapi emaknya worry 🥺.
Semoga kondisi segera membaik. Karena kondisi saat ini membuat serba salah.
Merah Itu Aku
Jogja, 5 September 2020
No comments:
Post a Comment