Tanggal 6 Januari 2021, temen nongkrong seperjuangan, baru aja buka kafe. Sebelumnya, Bundie, temen nongkrong aku itu, udah jualan kopi juga, tapi online. Nah, sekarang ceritanya mau merambah juga ke dunia offline. Nama kafenya Kopi Seek, tidak ada perubahan dari nama awal.
Sehubungan dengan sibuknya aku mendampingi putra-putra calon penerus perjuangan bangsa, belajar dari rumah (BDR), maka aku tidak bisa datang saat pembukaan Kopi Seek. Padahal seru kan ya kalo bisa ikutan π.
Aku pun janjian mau ke sana hari Jumat. Lha, ternyata Dek Lou bobo. Ga enak juga mau pergi kesorean. Tar ngrumpinya ga lama π€£.
Hari Sabtu pun aku batal ke sana. Berharap hari Minggu, Mr. Right bisa nganterin ke sana, sekalian anter pesenan ke deket bandara Adi Sucipto, dan beli buku buat anak-anak.
Ternyata hari Minggu, Mr. Right belom pulang juga. Karena khawatir besok susah pergi ke mana-mana karena mulai PSBB Jawa - Bali, akhirnya aku pergi juga.
Sempat galau mengenai urutan pergi ke mana dulu, trus ke mana selanjutnya, dan selanjutnya. Halah... kebiasaan ya mengatur jalur biar enak jalannya.
Aku berangkat dari rumah jam setengah tiga sore, dari rencana awal, pergi jam 10-an. Adaaa aja yang harus disiapkan. Sampe mendekati jam makan siang, aku putuskan untuk nyiapin makan siang kakak-kakak dulu.
Beres semua jam setengah tiga lewat. Udah langsung berangkat aja daripada ada kerjaan baru yang bikin batal pergi lagi.
Sampai di Kopi Seek, aku disambut sengan sangat ramah oleh owner nya π. Langsung ditawari matcha latte. Haha... dengan senang hati. Untuk Dek Lou, aku pesen cokelat hangat. Ohiya, begitu sampe di Kopi Seek, hujan turun dereeesss banget. Jadi alasan buat berlama-lama ngobrol di sana π.
Penampakan matcha latte pesenanku |
Penampakan cokelat panas Dek Lou |
Aku dan Bundie ngobrolin beberapa proyek kolaborasi. Bundie memang sudah mendesain kafe ini lebih kepada perempuan. Untuk dekorasinya, Bundie mau yang feminin dan yang penting, bisa menjadi wadah untuk menampilkan karya-karya wanita kreatif. Aku terpanggil untuk menggantungkan beberapa macrame wall hanging di tembok yang masih mulus di beberapa sisinya π€£π€£.
Gemes pengen nyantolin macrame di situπ |
Keseriusan Bundie dalam menggarap kafe yang berpihak pada wanita adalah membuat jadwal women only pada hari dan jam tertentu. Seru banget kan buat rumpi khusus wanita π€©.
Aku bilang, ide women only untuk cafe terbilang unik. Seru banget ya bisa ngopi cantik di mana pengunjungnya cewek semua π.
Foto diambil dari IG @prihantinindie0904 sang owner Kopi Seek |
Kopi Seek juga sangat menerima reservasi untuk acara komunitas. Selain fasilitas women only yang bikin para perempuan bisa jejingkrakan, Kopi Seek juga menyediakan wifi dan sound system untuk kegiatan yang dilakukan di sana. Mau bikin IG live? Bisa banget π€©
Ayo kita tandai untuk ancang-ancang bikin acara setelah semua aman terkendali. Aku juga berencana mengadakan acara di sana dengan peserta terbatas. Duh, sedih banget kalo inget pandemi yang membuat kegiatan-kegiatan offline rutin menjadi terhambat. Katanya anak rumahan... ya... ga sampe setaun lebih juga kaliiii...
Pembangunan cafe Kopi Seek belum rampung. Rencananya akan ada bagian outdoor agar bisa menampung pengunjung lebih banyak lagi. Untuk area indoor bisa menampung sekitar delapan belas orang pengunjung.
Buat kamu yang suka ngopi, bisa datang ke Kopi Seek yang terletak di
Jl. Stadion, Karangsari, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, DI. Yogyakarta.
(Sebelah timur Stadion Maguwoharjo, sebelum patung elang jawa)
Bisa juga kepo akun instagram Kopi Seek @kopi_seek.
Kopi Seek, menjaga kewarasan. Tetap patuhi protokol kesehatan ya... π
Merah Itu Aku
Jogja, 10 Januari 2021
NB: kami tetap bermasker ketika ngobrol, buka masker saat foto dan makan minum. Kami juga tidak bersalaman. Sedih ya... tapi di saat seperti ini, menjaga jarak adalah bukti kita peduli terhadap orang lain dan diri kita sendiri.
No comments:
Post a Comment