Pages

Tuesday, April 30, 2019

Melatih Kemandirian Hari ke-6

Hari ini sudah merasa hari Rabu aja. Bukan...bukan karena hari Rabu ternyata libur, tapi entahlah... rasanya Rabu banget. Sampe aku menantikan hal-hal yang biasanya terjadi di hari Rabu😆. Mungkinkah ini pertanda bahwa aku butuh me time dengan ke salon tanpa bawa anak-anak?😌😌

Mari kita siapkan kemandirian anak-anak dulu, biar kalo ke salon ga perlu terlalu mikirin nasib yang di rumah. Hmmm... mungkin Mr. Right perlu juga dijadikan subyek latihan kemandirian😆😆. Kemandirian jagain 3 anak ganteng🤣.

Melatih anak-anak mandiri, terutama anak besar lebih ke konsistensi dan kemauan. Karena sebenernya anak-anak besar itu sudah mampu. Hanya saja kemauan untuk melakukannya yang mesti dilatih. 
Piket membuka korden dan merapikan tempat tidur didelegasikan lagi ke bundanya😑. Untuk menutup korden sudah berjalan baik. 



Hari ini Dek Lou aku biarkan ambil minum sendiri dari dispenser. Biasanya aku halang-halangi karena bikin banjir di mana-mana. Tadi dia berhasil mengisi gelas dan membawa gelas berisi air sampai ruang keluarga. Berhasil minum sendiri. Dan berakhir dengan menumpahkan seluruh sisa air dari dalam gelas ke lantai 🤧😅.

Jangan lupa besok libur.. 😘😘

Merah Itu Aku
Jogja, 30 April 2019

Monday, April 29, 2019

Melatih Kemandirian Hari ke-5

Piket Kakak-kakak hari ini cuma berjalan sore hari aja. Nutup korden. Piket pagi, lewat semua. Buka korden, aku. Beresin tempat tidur, aku juga🤧.

Kalo poin kemandirian mengurus diri sendiri sudah lumayan. Bisa makan sendiri sampai habis. Bisa menyiapkan alat dan perlengkapan sekolah sendiri. Meskipun kadang masih harus diingatkan, tapi so far udah oke menurutku😊.



Dek Lou berhasil makan sendiri. Tapi lauknya aja😏. Akhirnya disuapin deh nasinya. 
Toilet training masih berlanjut. Sudah mulai bisa bilang 'pipis' meskipun belum jelas dan bilangnya pas udah di bawa ke toilet🤭.

Perjuangan masih panjang, Marimar😌😌.


Merah Itu Aku
Jogja, 29 April 2019

Sunday, April 28, 2019

Melatih Kemandirian Hari ke-4

Sebenernya piket membuka dan menutup korden sudah aku terapkan lumayan lama. Cuma kadang aku gemas karena udah siang ga dibuka ato sampe menjelang maghrib ga ditutup-tutup juga, akhirnya lebih sering aku yang piket😄.
Mumpung pas tema tantangan ini, aku galakkan kembali piket anak-anak besar. Kakak Zidan bertanggung jawab terhadap korden kamar, sedangkan Kakak Athar bertanggung jawab terhadap korden ruang tamu.
Masih perlu beberapa kali diingatkan sampe mereka menyelesaikan piket perkordenan. Aku akan tetap menerapkan piket ini sampai mereka bergerak tanpa perlu diingatkan lagi.
Jujurly, aku tidak tau harus memberi nama apa pada kegiatan piket ini. Apakah mungkin termasuk mengurus diri sendiri juga ya?😄 Karena di dalam piket itu akan aku masukkan kegiatan merapikan tempat tidur dengan melipat selimut juga.
Untuk mengurus diri sendiri, mereka masih konsisten dengan serangkaian ritual mandi dan makan sendiri😁.



Hari ini Dek Lou mulai aku latih makan sendiri. Yang kering-kering aja dulu (ga pake kuah) biar ga gitu berantakan🤣🤣. Tadi Dek Lou berhasil makan siomay kukus sendiri. Ga sampe abis sih...tapi udah lumayan bisa nusukin siomay dan masukin ke mulutnya. Berantakan tentu saja🤭. Besok meningkat ke makanan yang lebih menantang kesabaran emaknya ya😄.

Merah Itu Aku
Jogja, 28 April 2019

Saturday, April 27, 2019

Melatih Kemandirian Hari ke-3

Biasanya, aku memotong kuku anak-anak di hari Jumat. Kemaren aku sudah memotong kuku Kakak Athar dan dek Lou. Tapi Kakak Zidan belum aku potong kukunya karena kemaren dia sedang main ke luar rumah. 
Jadilah aku minta Kakak Zidan untuk memotong kuku sendiri hari ini. Untuk kuku jari kanan, aku yang bantu potong. Karena Kakak Zidan right hand, dia sulit memotong menggunakan tangan kiri. Untuk kuku jari tangan kiri, dia potong sendiri. Hasilnya masih yaa....gitu deh..😂. Tapi paling tidak, dia sudah berusaha. Dan pada akhirnya, aku juga yang rapikan kukunya🤭.

Kakak Athar hari ini sudah oke mengurus diri sendiri. Dari mandi pagi, ambil handuk, meletakkan baju kotor ke tempatnya, hingga makan sendiri, sudah bisa dilakukan meskipun kadang masih harus diingatkan.
Besok akan aku tambah poin kemandirian untuk mereka berdua.


Toilet training dek Lou hari ini sudah mengalami kemajuan. Meskipun masih menggunakan kode pegang-pegang celana dan ngeden-ngeden, hari ini intensitas ngompol dek Lou semakin berkurang. Dan terjadi peristiwa ngompol itu, biasanya karena aku yang kurang memperhatikan.
Besok, aku akan menambahkan poin kemandirian juga untuk dek Lou😌.


Selamat menghabiskan weekend bersama keluarga tercinta😘😘.

Merah Itu Aku
Jogja, 27 April 2019

Klaster 1: Dapur (Part 2)

Setelah libur kuliah Gemar Rapi selama seminggu, akhirnya kami kembali lagi dengan task 7. Masih seputar dapur. Dan kali ini giliran kulkas😌. 
Silakan baca klaster dapur (part 1) di sini.
Untuk berbenah dapur sendiri, aku masih belum kelar. Karena ternyata saat praktek langsung, muncul ide yang tiba-tiba tercetus untuk sedikit merubah lokasi penyimpanan barang-barang perdapuran. Barang-barang yang di declutter pun semakin banyak saja🤭. Kalo udah bener-bener beres, aku share di mari.

Okay...aku lanjutkan cerita berbenah dapur ya...
Sebenernya aku udah mulai 'mengkotakkan' bahan makanan di kulkas sejak beberapa tahun yang lalu. Saat itu belum hits istilah food prep. Ato aku nya yang kurang pergaulan dengan dunia dapur pada masanya.
Memasukkan bahan makan pada kotak-kotak itu bertujuan supaya kulkas rapi dan mudah menemukan serta menyimpan kembali bahan-bahan tersebut. Karena aku gampang bete kalo berantakan, maka kotak-kotak itu amat sangat membantu. Ternyata, dengan memasukkan ke dalam kotak, bahan makanan juga semakin awet (asal treatment nya benar).

Berikut ini adalah penampakan kulkas setelah dibersihkan. Tidak banyak berubah dan memang tampak kosong di akhir minggu😁.


Dalam seminggu, aku bisa menghabiskan setengah sampai satu kilogram kentang dan wortel. Kentang dan wortel hampir selalu ada di rumah, seperti halnya telur😄.
Aku memang memasukkan kentang ke dalam kulkas supaya ga berceceran di luar. Dan alhamdulillah tidak ada kendala yang berarti karena selama ini kentang termasuk bahan yang fast moving.
Kalau telur, seminggu bisa habis 1 kilogram kerena anak-anak dan Mr. Right suka banget makan telur. Aku sih seneng-seneng aja. Masaknya gampang😌.

Tepung dan keju, aku plot dalam belanja bulanan. Tepung 1 kilogram per bulan dan keju, 2 kotak.




Isian freezer standar aja. Daging ayam seminggu setengah kilo. Biasanya buat sop atau ayam kecap. Iga sapi stoknya awet. Ga ada perkiraan berapa kebutuhan per bulan. Biasanya diisiin sama eyangnya anak-anak, sama seperti halnya bakso. Sepertinya mereka tau, kapan stok iga dan baksoku habis😁. 

Untuk bahan makanan lainnya, aku ga bisa pastikan berapa jumlah yang dibutuhkan. Tergantung menu masakan yang aku buat tiap minggu.

Evaluasi dari berbenah kulkas yang sudah aku lakukan:
1. Aku masih menemukan bahan makanan yang sudah membusuk gara-gara aku beli makan di luar dan ga masak. Trus besok2annya lupa kalo punya sayur itu karena menu masaknya udah beda😔
2. Pastri instan masih tersisa secuil di freezer dan ternyata sudah kadaluarsa. Sedih banget... udah lama ga berhubungan dengan pastry sampe lupa masih punya simpenan.

Rencana ke depan, aku tetap akan melakukan food preparation lebih disiplin lagi agar tidak ada bahan makanan yang terbuang.

Kebiasaan baik yang akan rutin dilakukan:
1. Harian:
- mencuci peralatan masak dan makan, segera setelah digunakan
- mengganti lap tangan 2 hari sekali

2. Mingguan:
- mengganti keset dapur
- mencuci rak piring samping sink
- mengecek kondisi duo bawang

3. Bulanan:
- membersihkan kulkas
- cek stok persediaan bahan makanan

Alhamdulillah mendapat dukungan dari suami tercintah untuk mengurangi barang-barang dapur secara besar-besaran. Semoga tidak dijadikan alasan untuk beli peralatan dapur yang baru🤭.

Merah Itu Aku
Jogja, 27 April 2019




Friday, April 26, 2019

Melatih Kemandirian Hari ke-2

Hari ini, kakak Zidan masih libur. Jadi tadi pagi ikut aku ketemuan sama temen di Rumah Warna. Eh, aku baru pernah lho ke Rumah Warna yang di ringroad utara itu. Ternyata dalemnya luas banget dan banyak yang jualan makanan. Penting😆.

Bawa kakak Zidan kayak tadi itu lumayan juga sih..bisa bantuin jaga dek Lou, meskipun harus tetap dalam pengawasan karena terkadang kakak Zidan belum bisa mengukur aman dan bahaya dalam memperlakukan adeknya😁.

Tadi kakak Zidan sudah menunjukkan kemandirian mengurus diri sendiri. Dia sudah mau dan berani menghampiri mba penjual minuman ketika dia merasa haus, untuk menanyakan ketersediaan minuman yang dia inginkan. Alhamdulillah😍.

Untuk kakak Athar, hari ini dia berhasil membuat minuman Milo campur SKM sendiri. Biasanya dia minta tolong aku untuk membuatkan. Atau aku yang tidak membiarkan dia melakukannya sendiri karena khawatir berceceran dan berantakan. Hari ini, aku membiarkannya melakukan sendiri. Alhamdulillah dia berhasil melakukannya dengan rapi. Terima kasih, kakak😘.

Mengurus diri sendiri hari ke-2

Kalo untuk dek Lou, hari ini mengalami kemunduran dalam tailet training. Mungkin karena tadi bolak balik minum, jadinya berkali-kali ngompol. Ngajak ke toilet pas pengen pup aja tadi🤭. Besok harus lebih sigap mengamati kode-kode darinya. Setiap kali dia pipis, aku ingatkan untuk memberi tau ku sebelumnya. 

Toilet training hari ke-2

Merah Itu Aku
Jogja, 26 April 2019

Thursday, April 25, 2019

Melatih Kemandirian Hari ke-1

Hari pertama tantangan untuk melatih kemandirian Kakak Zidan dan Athar adalah mengurus diri sendiri. Sedangkan untuk Dek Lou, toilet training (yang lebih serius).


Checklist melatih kemandirian Zidan dan Athar

Checklist melatih kemandirian Lou

Sehari sebelum memulai tantangan, aku sounding tentang kemandirian kepada Kakak Zidan dan Athar. Aku beri tahu bahwa mulai sekarang, mereka harus makan, mandi (termasuk ambil dan balikin handuk), ambil baju, siapin kebutuhan sekolah sendiri. 
Untuk makan sendiri, aku tanya ke kakak-kakak mau dimasakin apa yang mereka suka. Hari ini mereka minta sop aja. Tadinya minta zuppa soup😆😆. Bersyukurnya karena kemaren baru masak soup jagung, jadi emaknya bisa ngeles😅
Alhamdulillah hari ini mereka mau makan sendiri di meja makan berhadap-hadapan... aku terharu... biasanya mereka makan di sofa. Trus jalan ke sana kemari. Sambil mainan apalah apalah. 
Untuk mandi sendiri, mereka berdua emang udah terbiasa. Cuma masih PR di bagian perhandukan. Hari ini Kakak Athar udah ambil dan balikin handuk sendiri. Kalo Kakak Zidan memilih untuk ga pake handuk. Gimana ngeringinnya? Berdiri aja di atas keset depan kamar mandi sambil sesekali bergerak-gerak buat menghalau air di tubuhnya🤣.

Untuk Dek Lou, sebenernya aku sudah memulai toilet training sejak dia 4 bulan. Awalnya, aku mengamati jadwal pipis. Ketika telah tiba jadwal dia pipis, aku bawa ke toilet. Semakin ke sini, dia mulai menunjukkan kode-kode. Jika kode itu nampak, aku langsung ajak ke toilet. Apakah pasti berhasil? Belum tentu. Dek Lou kadang-kadang masih ngompol.
Kali ini, aku lebih serius toilet training untuk Dek Lou. Aku minta, dia bilang pipis kalo mau pipis. Tapi karena dia hanya menyebutkan kata-kata yang dia mau (dan nampaknya kata pipis bukan termasuk kata yang dia ingin ucapkan), jadi sampe saat ini, dia cuma pegang-pegang celana aja kalo minta ke toilet. Alhamdulillah hari ini bari 1x ngompol, sisanya berhasil pipis di toilet. Good job Dek Lou😘😘😘


Merah Itu Aku
Jogja, 25 April 2019






Wednesday, April 24, 2019

Ujian Nasional

Bukan... bukan Zidan yang ikut Ujian Nasional. Cuma karena lagi ada Ujian Nasional kelas 6 SD, berimbas pada liburnya Zidan selama seminggu. Bayang pun sodara-sodara... libur seminggu😏. Belajar di rumah sih istilahnya..

Tantangan buat aku adalah membatasi dia nonton TV. Selanjutnya, mengendalikan emosi. Buat anak yang biasa sekolah, ketemu banyak temen, tau-tau libur, sedangkan adeknya tetep masuk sekolah, nonton TV dibatesin, jajan dibatesin. Mati gaya kata anak jaman sekarang😂.

Komunikasi produktif, bisa lah dari bangun tidur sampe jam 10 atau jam 11. Setelahnya...hffff...harus banyak-banyak istighfar.

Menjelang akhir bulan, deadline PR mulai nampak.. dan aku sudah ga gampang kebablasan merem beberapa malam terakhir ini😄😄.

Merah Itu Aku
Jogja, 24 April 2019

Tuesday, April 23, 2019

Melatih Kemandirian

Taraaaa....
Game level 2 kuliah Bunsay udah terpampang nyata. Tantangan kali ini adalah melatih kemandirian. Aku berniat melatih langsung ketiga Assafir. Hihi... Optimis sekali diriku😆😆.

Sebenernya ini PR banget buat aku. Merasa terlambat untuk menerapkan ke Kakak Zidan karena udah hampir 9 tahun😢. Kalo dipikirkan terus menerus, aku merasa gagal mendidik kemandirian. Tapi kalo aku ga memulai sekarang, maka akan semakin sulit seiring bertambahnya usia. 

Dengan berbekal komunikasi produktif di level 1, mari kita songsong tantangan 'Melatih Kemandirian' dengan semangat menjadi lebih baik lagi.

Sejatinya, seorang anak harus dilatih untuk mandiri. Sebagai orang tua, kita tidak selalu ada untuk membantu anak. Apa jadinya jika kita pergi ketika anak belum mandiri? Menjadi mandiri merupakan bekal penting yang harus kita berikan kepada anak.

Merah Itu Aku
Jogja, 23 April 2019

Monday, April 22, 2019

Pemilu

Sekali-kali nulis tentang politik yang lagi hits saat ini😆. Kirain abis coblosan udah ga ada kampanye-kampanye lagi... tinggal duduk manis nunggu hasil penghitungan suara. Ga taunya...hmmmm....

Beberapa hari yang lalu, ada temen yang cerita kalo tetangganya ada yang berantem sama suaminya gara-gara beda pilihan di pilpres kemaren. Meskipun aku pernah baca berita yang lebih parah dari itu, tapi tetep aja bikin aku geleng-geleng kepala. Sepenting itu kah sampe bikin suami istri bertengkar? 😪

Kemaren aku emang ga ikut nyoblos. Bukan karena antipati, tapi karena ga dapet undangan. Kenapa ga ikut jam 12 club? Karena abis Mr. Right nyoblos, kami sekeluarga mengunjungi uti atungnya anak-anak di Kebumen. Dan sesungguhnya, aku tidak seniat itu kok buat ikutan nyoblos😁. Ya, Mr. Right dapet undangan sedangkan aku engga😑.

Aku ga pernah mempermasalahkan pilihan Mr. Right, pun sebaliknya. Dan sejujurnya, aku ga tau dan ga mau tau siapa yang dia pilih😆😆. Pemilu itu kan bebas dan rahasia. Sudah sepantasnya aku menghargai dan menghormati kebebasan dan kerahasiaan pemilu. Mau dibahas juga kan buat apa. Asal masih bisa belanja sayur...duniaku masih berputar.

Salam lima jari 😎


Merah Itu Aku
22 April 2019

Saturday, April 20, 2019

Blangkon

Minggu lalu, aku mendapatkan materi online tentang basic skincare. Ga heran sih sebenernya, dari 4 macam yang disebutkan, aku hanya punya satu. Facial wash. Yang lain aku ga punya. Dan baru tau kalo itu adalah basic skincare. Basic pemirsah.... dan aku tak punya...
Kemudian, kegagalanku sebagai perempuan semakin bertambah ketika cek-cek krim pagi dan malam yang sempat terlupakan (terima kasih....aku punya basic skincare lain di samping facial wash), ternyata krim-krim itu sudah lewat masa kadaluarsa😖. Kegagalanku pun semakin terpampang nyata.

Memang selama ini, aku merasa tidak cukup perempuan sebagai perempuan😆. Sudah tak usah dipikirkan susunan kalimatnya. Yang pasti, sebagai perempuan, aku sangat jauh dari perawatan muka dan badan. Semoga segera dibukakan pintu hatinya....

Aku tau bahwa apa yang terjadi sudah digariskan Allah... termasuk aku yang punya tiga anak laki-laki semua. Menghadapi perayaan hari Kartini, aku ga perlu pusing mikirin kostum dan make up. Cukup pake baju lurik dan celana hitam yang udah pernah dipake Kartinian beberapa tahun yang lalu. Beres.

Tersebutlah Athar harus berbaju adat hari Kamis kemaren. Karena baju luriknya udah kekecilan, dia pake punya Zidan. Gitu aja...dan Athar sudah semangat. Dasar aku yang terlalu nyante ato males, ga ada pikiran buat sewa-sewa baju ke salon. Aku pikir kan cowok juga ya... meskipun nyatanya, ada lho temen cowonya yang total banget pake kostum adatnya. Jadi fix, ini tergantung orang tuanya😄.

Begitu turun dari mobil, bu guru tanya "mana blangkonnya?"
Melihat Athar yang rada kecewa, aku hanya tersenyum lebar "wah...lupa bu" 😅.

Maafkan bunda yang penuh kekurangan ini ya dek... bahkan untuk baju yang segampang itu aja masih ada yang terlewat. 
Dan sejujurnya, aku bener-bener ga terbersit untuk nyiapin blangkon😂. Karena sesungguhnya, blangkon Kartinian beberapa tahun yang lalu udah ga jelas bentuknya😁.


Merah Itu Aku
Jogja, 20 April 2019

Sunday, April 14, 2019

Klaster 1: Dapur (Part 1)

Alhamdulillah... tibalah saatnya aku turun ke lapangan juga... lapangan pertama yang diurus adalah DAPUR. Ini sesuai dengan pilihan masing-masing. Aku pilih dapur karena aku sebenernya suka masak. Tapi akhir-akhir ini aku mulai jarang masak karena dapur yang semakin sumpek dengan barang-barang tidak jelas.
Yang pertama dilakukan adalah decluttering peralatan dapur.
Proses Decluttering.
1. Apakah Anda membuat sub-kategori di setiap kategori dapur Anda? jelaskan alasannya (jika iya kenapa, jika tidak juga kenapa. untuk memudahkan cek materi halaman 4)
Ya. Ada tambahan sub kategori untuk peralatan makan dan bahan makanan. Untuk peralatan makan, dipisahkan untuk yang dipakai sehari-hari dan untuk acara-acara tertentu (misal arisan atau keluarga besar datang berkunjung). Untuk bahan makanan, dipisahkan untuk bumbu dapur/bahan makanan mentah (sayur, buah, daging, telur) dan bahan makanan kemasan.
1) peralatan makan (piring, sendok, gelas, mangkuk)
○ Dipakai sehari-hari
○ Untuk acara tertentu saat banyak orang berkunjung
2) peralatan memasak (panci, wajan, kukusan)
3) bahan makanan (di pantry dan di dalam kulkas)
○ Bumbu/bahan makanan mentah
○ Bahan makanan kemasan
4) peralatan kebersihan (serbet, lap, keset, sabun cuci, spons cuci piring, sikat botol)
5) peralatan elektronik (magic com, kulkas, dispenser, oven listrik, toaster, mixer, blender)
6) container makanan dan minuman (toples, kotak makanan, botol minuman, teko air) -- tambahan kategori karena aku suka sekali memasukkan makanan ke dalam kotak sebelum dimasukkan kulkas


2. Cek menu keseharian Anda, bagaimana pola makan Anda dan keluarga? Apakah barang di dapur sudah memenuhi atau justru berlebihan? bisa Anda ceritakan barang apa saja yang sering digunakan dan tidak atau belum sama sekali digunakan.
○ perbandingan masak dan beli makanan jadi, hampir 50:50. Tapi sedang mengusahakan untuk lebih rajin masak.
○ ada beberapa peralatan masak yang double dan jarang dipakai. Untuk peralatan makan minum akan dikeluarkan, hanya yang sering digunakan saja. Untuk barang yang digunakan saat banyak keluarga berkunjung, disimpan di lemari.
○ ada beberapa kotak makanan yg dikurangi karena berlebihan. Yang disingkirkan adalah yang jarang digunakan.


Daftar alat yang dikurangi:
  • wajan (awalnya 2, tapi yang sering dipakai hanya 1)
  • Blender (awalnya 2 karena saat pindahan, blender belum ikut pindah, akhirnya beli lagi. Sekarang blender sudah ikut pindah)
○ yang sering digunakan:
□ wajan (1),
□ panci bergagang (2-untuk masak air dan masak sayur),
□ panci bertelinga untuk masak air mandi
○ yang jarang digunakan (sesekali tergantung mood memasak) :
□ blender
□ mixer
□ toaster
□ oven


3. Jika barang Anda berlebih-atau merasa overwhelm, bisa ceritakan proses mengurangi perlengkapan dapur Anda. Dalam hal ini bisa Anda kaitkan dengan prinsip RASA (termasuk keputusan memilah sampah dapur).
  • Rapi dan teratur
Semua barang yang tidak masuk dalam kategori yang sudah ditentukan dan atau jumlahnya berlebihan, akan dimasukkan ke dalam kotak khusus. Jika dalam jangka waktu 1 bulan, barang tersebut tidak digunakan, maka akan disalurkan ke panti asuhan.atau orang sekitar yang membutuhkan.
  • Aman dan nyaman
Barang yang ada di dapur adalah barang yang masih digunakan, dalam keadaan baik, menimbulkan perasaan nyaman dan bahagia ketika berada di dapur. Barang yang tidak memenuhi kriteria tersebut, akan disumbangkan
  • Sehat dan bersih
Barang-barang yang ada di dapur tidak terlalu banyak dan sesuai kebutuhan, agar mudah dalam merawat dan membersihkannya.
  • Alami dan berkelanjutan
Dengan berkurangnya barang-barang di dapur, diharapkan sirkulasi udara dapur semakin lancar.
Demikianlah kegiatan decluttering klaster dapur part pertama. Nantikan part 2 minggu depan ya.

Merah Itu Aku
Jogja, 14 April 2019

Thursday, April 11, 2019

LUBER

Sebagai anak 90an, pasti ga asing dengan LUBER yang merupakan akronim dari Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia. Ga tau sih apakah jaman now masih relevan dengan Luber ini? Secara hampir semua orang begitu menunjukkan kecintaan terhadap salah satu paslon. 
Aku pun bertanya-tanya, untuk apa ada bilik suara kalo ternyata seluruh dunia sudah tau siapa yang akan dia pilih.

Moonmaap sekali-kali nyerempet politik. Bukan... aku bukan simpatisan salah satu paslon. Bukan pula orang partai. Malah aku terancam ga bisa ikutan milih pas tanggal 17 April besok😌.

Ternyata politik ini sudah begitu hits nya, sampai suatu hari, terjadilah dialog antara aku dan kakak Zidan:
👦Bunda milih Prabowo Sandi apa Jokowi?
👩(terkedjoet) emang kakak tau siapa Jokowi?
👦Presiden
👩Kalo Prabowo Sandi?
👦Prabowo Sandiaga Uno
👩Itu siapa?
👦Ga tau. Bunda pilih siapa?
👩Kakak ga tau kok tanya-tanya.
👦Aku pilih *sensor*
👩Emang kenapa?
👦*sensor lagi* Bunda pilih siapa?
👩Rahasia
👦*protes panjang*

Jadi, anak kecil jaman now juga kenal nama kedua paslon itu lho😄😄.


Merah Itu Aku
Jogja, 11 April 2019

Wednesday, April 10, 2019

Mengunjungi Bayi

Ibu yang baru melahirkan mempunyai tingkat sensitivitas yang lumayan tinggi. Jadi, kalo mau melakukan kunjungan ke ibu yang baru melahirkan, tolong ya...itu mulut agak direm komentarnya. Nanti bukannya kita membuat tuan rumah bahagia, malah jadi sedih dan merana. Belum lagi kalo ibu tersebut berpotensi mengalami baby blues. Kalo mulut masih belum bisa diatur komentarnya, mending ga usah lah dateng-dateng ke ibu yang baru melahirkan.

Tips mengunjungi ibu yang baru melahirkan:
1. Bertanya dahulu sebelum datang, apakah dia sudah bersedia dikunjungi.
2. Tawarkan, apa yang sedang dia inginkan untuk kita bawa saat berkunjung
3. Ketika berkunjung, tidak usah mengomentari bentuk tubuh ibunya, apalagi bayinya.
4. Tidak perlu bertanya bagaimana proses melahirkannya sc atau per vaginam.
5. Doakan kesehatan untuk ibu dan bayinya.

Mungkin masih ada yang perlu ditambahkan?

Merah Itu Aku
Jogja, 10 April 2019

Monday, April 8, 2019

Rejeki

Mempunyai teman-teman yang baik dan berhati mulia merupakan rejeki.
Mempunyai waktu yang bermanfaat untuk belajar juga merupakan rejeki.
Mempunya anak-anak yang soleh, sehat, lucu, dan menggemaskan serta menyejukkan hati kedua orang tuanya pun merupakan rejeki.

Rejeki bukan melulu soal uang. Bukan selalu tentang harta benda penuh kilau kemilau.

Bersyukurlah atas segala rejeki yang telah diberikan kepada kita. Berbahagialah😚.


Merah Itu Aku
Jogja, 8 April 2019

Sunday, April 7, 2019

5th Meet Up Upload DIY Joglosemar

Hari ini, 50 orang member Upload DIY Joglosemar berkumpul di UMA Dapur Indonesia. Eh, sebenernya ada yang di luar member Upload DIY Joglosemar juga lho... yang terjauh datang dari Bekasi💃.
Upload DIY adalah komunitas yang berisi perempuan (baik sudah emak-emak, maupun calon emak-emak) yang punya hobi sama, yaitu bikin 'apa-apa' sendiri😁. Duh, bisa diomelin sama founder nya nih bikin definisi semaunya sendiri😆.
Materi kali ini adalah Basic Smartphone Photography. Kami diajari teknik-teknik memoto dengan smartphone yang baik dan benar sehingga menghasilkan foto yang instagramable. Hoho...bagi ols ala-ala macam aku yang sering asal foto upload, ilmu ini begitu pentingnya. Sebelumnya pernah nyoba-nyoba foto yang agak niat gitu, emang hasilnya jauh lebih baik dari yang asal foto upload. Yaiyalah yaiyadong. Dan emang ilmu perfotoan di era sekarang begitu pentingnya.

Alhamdulillah, acara tadi bisa dikatakan lancar meskipun masih ada kekurangan di sana-sini. Tapi sebagai panitia, aku pribadi merasa hepi. Kerja keras kami selama beberapa bulan ini memperlihatkan hasil yang cukup baik. Melihat antusiasme peserta, jujurly aku terharu bahagia. Pembicaraan dan pembahasan panjang yang sering kami lakukan hingga lewat tengah malam beberapa purnama ini, tertuangkan secara nyata hari ini. Maafkan bahasanya terlalu emosional. Ada kalanya kami, panitia saling memanas, tapi selalu ada solusi. Huhu...aku bangga menjadi bagian dari kalian. Kalo mereka baca ini, pasti udah pada kegeran deh😆😆😆. Tapi memang kalian luar biasa😘😘 (ciumin panitia satu-satu).

Terima kasih Dek Lou yang udah nemenin bunda seharian dengan antengnya. Maaf ya ikutan cape. Selamat istirahat...semoga besok bangun dengan cerah ceria.

Merah Itu Aku,
Jogja, 7 April 2019

Saturday, April 6, 2019

Komunikasi Produktif Hari ke-10

Sampai juga di hari ke-10 tantangan level 1. Tapi komunikasi produktif tetep harus dilakukan meskipun tanpa checklist yang dipublikasikan😁. Dan tentunya, harus dilakukan terhadap semua anggota keluarga yang lain.

Tadi pagi, aku ga terlalu bersusah payah bangunin Kakak Zidan. Cuma ngasih tau kalo eyangnya mau datang, dia langsung bangun dan solat Subuh😆. Dia terlalu bersemangat menunggu kedatangan eyangnya.
Tak lupa aku beri pujian karena kakak bangun pagi dengan cepat dan sholat subuh tanpa disuruh bunda. Dan wajahnya pun nampak riang gembira.

Seharian ini anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama eyangnya. Aku? Sok sibuk persiapan hari terakhir buat acara besok😍😍. Tunggu liputannya ya😘.

Poin komunikasi yang dilakukan diberi tanda bintang


Merah Itu Aku
Jogja, 6 

Friday, April 5, 2019

Komunikasi Produktif Hari ke-9

Tantangan terbesar bagi orang tua yang tinggal deket warung adalah anak yang suka jajan😆. Sebenernya kalo ditilik secara positif, anak-anak jadi pinter ngitung. Tapi ya itu tadi, kebiasaan konsumtifnya yang bikin nyut-nyutan kepala. Ditambah lagi, temen-temennya juga suka jajan di situ. Makin lengkaplah sudah PR emak.

Padahal mereka sekolah fullday dan ga aku bawain uang saku ke sekolah lho... buat apa coba bawa uang saku kalo di sekolah udah dapet snack dan makan siang? Dan kebijakan sekolah juga melarang anak-anak bawa uang saku. Atau justru gara-gara di sekolah ga bisa jajan, makanya suka jajan di warung deket rumah.

Sore tadi, Kakak mau ambil uang buat beli jajan lagi (sebelumnya udah jajan ch*ki-ch*ki). 

👩'Buat beli apa, Kak?'
👦'Jajan'
👩'Jajan apa?'
👦'Jajan di warung depan'
👩'Iya, tapi jajan apa?'
👦'Ga tau...nanti milih di sana'
👩'Engga. Tadi udah jajan'
👦(diem dengan muka bete)
👩'Kak, waktu bunda SD, eyang putri kasih uang jajan Rp 150,- tiap hari. Yang 50 buat jajan, yang 100 ditabung'
👦'50 buat beli apa, Bun?'
👩'Bisa buat beli permen. Atau beli cireng. Apa lagi ya...'
👦'Kata ustazah, jaman dulu uang 100 itu bisa buat beli jajan banyak ya, Bun?'
👩'Iya... yaaa.. kayak uang 1000 lah sekarang. Bisa beli apa di warung depan?'
👦'Ch*ki-ch*ki' (mukanya udah ga bete)
👩'Nah, kan tadi udah jajan, sekarang uang yang ini ditabung ya'
👦'Oke...buat jajan besok' (nyengir)
👩'Engga. Buat beli tanah😆'

Intinya adalah bukan betapa banyak usiaku, kok duit 50 bisa survive bergaul pada jamannya😎. Tapi tentang bagaimana aku menabung secara konsisten dan dengan jumlah yang lebih banyak dibanding yang buat jajan.

Poin komunikasi produktif yang dilakukan, diberi tanda bintang.

Merah Itu Aku
Jogja, 5 April 2019

Thursday, April 4, 2019

Komunikasi Produktif Hari ke-8

Setengah jam sebelum waktu penjemputan Kakak Zidan, hujan turun begitu deras. Aku pun memutuskan untuk menunggu sampai hujan sedikit lebih reda. Setengah jam berlalu dan hujan masih saja deras. Akhirnya aku berangkat juga setelah menunggu 15 menit, hujan masih deras, tapi tidak separah sebelumnya.
Sesampainya di sekolah, aku melihat penampakan Kakak Zidan sedang duduk di tanah berlumpur di pinggir lapangan, dengan beberapa temannya, di bawah derasnya air hujan. Aku berhenti, membuka kaca sedikit, kemudian dia berlari mendekat. 
👦'Bantar lagi ya, Bun'
👩'Oke. Tapi sebentar ya, baju kakak udah basah kuyup gitu' 
Dengan segala daya upaya, aku berusaha menahan gejolak emosi jiwa raga😆.
Beberapa menit kemudian, Kakak masuk, dengan baju basah kuyup dan noda lumpur di mana-mana. 
Aku masih bertahan😅.
Melihat dia bahagia main hujan, rasanya tak tega kalo harus marah-marah hanya karena bajunya yang penuh lumpur. Kalo basah aja gapapa...tapi lumpurnya itu lho yang bikin PR nguceknya😏.
👩'Nanti sampe rumah langsung mandi ya, Kak'
Dan sepanjang jalan pulang, Kakak Zidan bercerita dengan riang gembira kegiatan hujan-hujanan yang baru saja dia lakukan.
Aku bersyukur bisa menahan emosi tadi. Aku jadi menghemat tenaga karena tidak perlu ngomel sepanjang jalan. Dan bahagia bisa bikin Kakak gembira bercerita😚😚😚

Poin komunikasi produktif yang dilakukan, diberi tanda bintang


Merah Itu Aku
Jogja, 4 April 2019

Wednesday, April 3, 2019

Komunikasi Produktif Hari ke-7

Ketika anak-anak libur adalah hari di mana kesabaranku diuji. Mereka adalah anak-anak yang begitu aktif. Jadi kalo di rumah aja seharian pasti bete. Dan kebetean nya itu akan menjelma sebagai bermacam-macam kelakuan yang begitu ajaib.

Bersyukurlah, kami punya tetangga yang seumuran anak-anak. Mereka kalo libur bisa main di luaran sana. Apakah kemudian dunia ini tentram damai tanpa tingkah yang ajaib? Hoho...tentu tidak sodara-sodara...

Jam 10 lewat sedikit, Kakak Zidan pulang dengan berurai air mata sambil ngomel-ngomel. Ternyata gara-gara dek Athar dapet mainan yang kaka Zidan pengen, tapi dek Athar ga mau ngasih 😆
Akhirnya aku usap-usap punggungnya sambil ngasih tau kalo mainan dek Athar juga mainan kakak Zidan. Lagian dek Athar itu baik kok..biasanya juga nanti boleh buat kakak😁. Agak lama juga bikin dia ga marah lagi. Dan berita baiknya, aku ga ikutan marah-marah.

Tapi hari ini aku merasa masih kurang bisa bersabar. Ada beberapa kali aku masih belum bisa mengendalikan emosi😢😢.
Semoga besok bisa lebih baik lagi. Aamiin..


Poin komunikasi produktif yang aku lakukan diberi tanda bintang

Merah Itu Aku
Jogja, 3 April 2019

Tuesday, April 2, 2019

Komunikasi Produktif Hari ke-6

Hari ini, kakak Zidan ada ekstra memanah di sekolah. Aku menjemputnya jam 5 sore. Biasanya dia bersemangat ketika aku jemput. Tapi hari ini, dia nampak lesu. Setelah dia duduk di sampingku, aku bertanya 'Kakak keliatan ga bersemangat.. biasanya kalo habis memanah, kakak seneng..'
Kemudian mengalirlah cerita bahwa hari ini Kakak Zidan belum meluncurkan anak panah karena posisi nya belum bener. 
Ga apa-apa kak... minggu depan harus lebih konsentrasi lagi, ya.. 
Kami pun mengobrol sepanjang perjalanan pulang ke rumah. Aku katakan bahwa dia sudah hebat karena yang ikut panahan adalah anak pilihan. Kakak pasti bisa. Cuma harus lebih fokus saat latihan minggu depan.
Ayo bersemangat kakak😘😘

Sesampainya di rumah, kakak langsung mandi tanpa disuruh. Baju kotor pun langsung dimasukkan ke tempatnya. Tak lupa aku ucapkan terima kasih dan mengatakan bahwa dia hebat karena sudah mandi dan meletakkan baju kotor tanpa aku suruh😍😍


Poin komunikasi produktif yang aku lakukan, diberi tanda bintang

Merah Itu Aku
Jogja, 2 April 2019


Monday, April 1, 2019

Komunikasi Produktif Hari ke-5

Mulai pertengahan bulan ini, rencananya aku mulai berbenah. Ga langsung berbenah kamar dan mainan anak sih... tapi aku merasa penting untuk sounding tentang rencana berbenah terutama menyangkut kamar dan mainan anak. 
Aku mulai menunjukkan foto-foto kamar dan ruangan anak yang bersih dan rapi. Kemudian aku tanyakan apakah mereka pengen punya kamar dan tempat bermain yang bersih dan rapi. Jawabannya tentu saja iya😉.

Ini salah dua yang aku tunjukkan ke anak-anak (sumber: pinterest)

Aku pun mengutarakan keinginanku untuk menyingkirkan mainan-mainan yang sudah tidak terpakai. Dan aku tau, bagi mereka itu tidak mudah. 
Sebenernya, aku bisa saja menyingkirkan semua mainan yang aku anggap sudah tidak terpakai. Tapi aku berharap proses berbenah ini membuat anak-anak bahagia, bukan membuat mereka bersedih apalagi marah. 
Masih ada waktu beberapa minggu lagi hingga saat itu tiba😁.

Hari ini aku belajar mengatakan keinginanku untuk menyingkirkan mainan yang sudah tidak terpakai, alih-alih, tidak ingin mereka menyimpan mainan yang unfaedah. Intinya sama-sama menyingkirkan mainan. Tapi dengan mengatakan keinginanku, bukan apa yang tidak aku inginkan, mereka nampak lebih bisa bersahabat ketika diajak berbicara. Bukan membangun tembok pertahanan untuk tetap menyimpan mainan-mainan unfaedahnya😘😍
Poin komunikasi produktif yang aku lakukan diberi tanda bintang
Merah Itu Aku
Jogja, 1 April 2019