Aku benar-benar mencintainya dan akan selalu mencintainya.
Beberapa minggu sebelum kepergiannya, aku sering tiba-tiba menangis. Memikirkan bahwa bukan lagi weekend yang aku tunggu untuk dapat bertemu dengannya, tapi bulan, bahkan mungkin tahun. Ini benar-benar menyakitiku, dan hampir membunuhku.
Aku semakin mencintainya. Setiap hari, setelah hari pernikahan kami.
Mendadak, membahasnya membuat mataku basah. Berbicara dengannya, mengaduk-aduk emosiku. Aku menjadi pemarah, sensitif, dan cengeng. Tanpanya, aku begitu lemah. Saat ini, dialah duniaku.
Aku terus mencintainya. Aku jatuh cinta padanya berkali-kali.
Aku ingin membuatnya bahagia sebelum dia pergi. Benar-benar bahagia. Mawujudkan mimpinya yang tidak pernah dia katakan. Tapi aku tau, dia sangat menginginkannya. Bahkan mungkin melebihi keinginanku untuk mendapatkannya.
Tuhan, ijinkan aku.. percayakan padaku.. pada kami...
merah itu aku,
Jakarta, 25 Januari 2010
0 comments:
Post a Comment