Friday, May 3, 2024

Reviu Buku Namaku Alam - Leila S. Chudori

Tampaknya, aku mulai begitu ngefans dengan buku-buku karya Leila S. Chudori. Setelah Laut Bercerita dan Pulang, aku langsung menyelesaikan Namaku Alam.

Namaku Alam merupakan buku kedua dari trilogi kisah 1965 yang ditulis Leila S. Chudori. Spin off dari Pulang (trilogi pertamanya).

Aku tidak tahu, akan ada berapa jilid Namaku Alam ini. Buku yang aku baca merupakan jilid 1. Menurut informasi di Instagram penulisnya, jilid ke-2 sedang dalam proses.

Namun, tenang saja. Akhir ceritanya tidak menggantung, meski aku tetap menunggu buku selanjutnya, untuk mengetahui kisah Alam.






Namaku Alam 1

Leila S. Chudori

KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

Cetakan pertama, September 2023

Cetakan ketujuh, April 2024

Rating usia 17+


Sesuai dengan judulnya, buku ini menceritakan tentang Segara Alam (yang memiliki bab khusus di buku Pulang).

Alam merupakan anak dari Hananto (anggota kelompok kiri yang dihukum mati) dan Surti Anandari.


Alam digambarkan sebagai lelaki ganteng dengan tubuh tinggi menjulang, pemegang sabuk hitam karate Dan 1. Tidak hanya itu yang membuat tokoh Alam ini mudah dicintai (eciee …), dia juga terobsesi dengan kerapian. Digambarkan bagaimana dia menyusun semua buku-bukunya dalam rak. 


Alam memiliki kemampuan photographic memory, yang dirinya selalu menganggap sebagai kutukan karena membuatnya teringat detail kejadian kelam ketika berusia tiga tahun.

Bagi teman-teman sekolahnya, kemampuan itu merupakan berkah karena menjadikan Alam sebagai wakil sekolah dalam lomba Cerdas Tangkas.


Sebagai anak tapol yang kemudian dihukum mati, kehidupan Alam tidak pernah tenang. Sebutan ‘anak pengkhianat negara’ menjadi beban yang selalu mengikuti Alam. 

‘Dosa’ ayahnya yang sudah dihukum mati pun tetap membuat Alam dan keluarganya menemui banyak kesulitan.


Pada buku Namaku Alam 1, Alam yang sudah berusia 33 tahun, menceritakan kehidupan masa lalunya hingga usia SMA.

Aku menerka-nerka, jilid kedua akan berkisah tentang Alam hingga bertemu Lintang Utara.

Terkaan yang mengandung harapan pembaca 😅.


Siapakah Lintang Utara? Silakan baca novel Pulang 😁


Seperti buku-buku Leila S. Chudori yang lain, Namaku Alam juga berhasil membuatku sulit move on dari ceritanya. Ada sekelumit sejarah yang tidak pernah diceritakan. Nasib keluarga eks tapol yang sebagian besar tidak terlibat dalam perpolitikan, harus ikut menanggung segala akibatnya.


Aku benar-benar menantikan buku selanjutnya. Semoga semuanya lancar, sampai buku itu tiba di pelukanku.


Merah Itu Aku

Jogja, 3 Mei 2024




0 comments:

Post a Comment