Friday, July 26, 2019

Fase Anak Meguji Kesabaran

Pada setiap pembahasan tentang parenting, selalu ditekankan bahwa orang tua tidak boleh melabeli seorang anak dengan sebutan negatif. Pun ketika si anak sedang amat sangat menguji kesabaran, jika tidak boleh dikatakan menyebalkan. Ya.. fase inilah yang sedang terjadi. Entah ini terjadi pada semua anak, atau hanya pada anak dan orang tua pilihan saja. Dan rasanya sangat....entahπŸ˜‘πŸ˜‘.

Terhitung sudah lebih dari seminggu ini, si anak besar begitu senangnya bersebrangan pendapat dengan bundanya. Maksud orang tua, tentulah ingin yang terbaik untuk anaknya. Yaiyalah yaiyadong... 
Coba aku ingat kembali saat masih seusianya. Hmmm... ataukah karena kami berbeda gender sehingga aku tidak mengingat pernah begitu ingin bersebrangan dengan orang tuaku?
Setiap aku bahas dengan Mr. Right, dia cuma bilang "Memang sedang masanya, Bun". 🀨🀨
Trus aku kudu piye? 

Dari beberapa artikel yang pernah aku baca, ada beberapa penyebab dan tips mengatasinya.

1. Sebagai orang tua, aku terlalu otoriter.
Bhaique... kadang aku merasa serba tau apa yang terbaik untuk anak tanpa melihat kondisinya.

Cara mengatasi: komunikasi produktif. Mendengarkan dengan sabar apa maunya, kemudian diskusikan penyelesaiannya.

2. Ada keinginan yang tidak aku penuhi.
Ya.. semakin hari, dia pengen banget punya HP. Hellow... kasih hp ke anak 9 taun kan bukan penyelesaian yang masuk akal. Aku tau, teman-teman dia banyak yang udah punya hp. Kalopun ga punya, orang tuanya dengan berbaik hati meminjamkannya. Aku? Kalo cuma buat video call atau foto-foto cuma sebentar okelah. Tapi kalo buat nonton, main game, enggak!!

Cara mengatasi: beri pengertian dengan bahasa yang singkat, padat, jelas, tanpa emosi jiwa. Dan itu sulit, pemirsa... apalagi dengan kemampuan berjuta alasan nya yang pasti akan amat sangat menguji kesabaran.

3. Meniru perilaku orang tuanya.
Anak memang peniru ulung. Aku yang memang gampang banget meledak-ledak, sedikit banyak berpengaruh pada perkembangan jiwa nya.

Cara mengatasi: perbaiki perilaku diri sendiri sehingga lebih sabar menghadapi anak.

πŸ˜₯πŸ˜₯πŸ˜₯ ternyata andil orang tua terhadap perilaku anak begitu besar ya... Dan ternyata apa yang terjadi pada anak, banyak yang disebabkan oleh kesalahanku sebagai orang tua.
Semoga belum terlambat untuk membangun komunikasi yang lebih baik dengan anak. Karena kedekatan anak dan orang tua sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan jiwa anak.



Merah Itu Aku
Jogja, 26 Juli 2019

0 comments:

Post a Comment