Sunday, July 7, 2019

Berbenah Barang Kenangan (Kaster 2)

Ini bukan salah satu materi yang aku nantikan. Karena ini berat, seberat bobot tubuhnya. Tapi aku harus kuat melakukannya. Berbenah barang kenangan. Duh... mantan yang penuh kenangan aja sampe dijadiin suami saking sayangnya dibuang. Eh..apaan sih🤣🤣.

Memang belum banyak yang berhasil aku singkirkan meskipun aku tau bahwa barang itu ga bermanfaat. Tapi ada barang yang langsung aku singkirkan --bahkan sebelum sampe klaster ini-- karena begitu ngliat barangnya, langsung teringat peristiwa tragis.

Aku udah mulai berbenah barang kenangan nih..meskipun belum semua tersusun secara rapi.

1. Apa saja benda kenangan yang dimiliki?
Banyak😄😄. Tapi yang aku sebutkan di sini adalah yang masih dipertahankan setelah melalui beberapa kategori berbenah sebelumnya.

- Undangan dan souvenir nikah (awalnya nyimpen beberapa. Tapi akhirnya disimpen masing-masing 1 aja)

- Potongan rambut pertama anak-anak beserta berat timbangan rambut dan puputan tali pusat anak-anak (sementara ini yang ada di rumah cuma punya Dek Lou. Punya Kakak Zidan dan Kakak Athar ada di Cilacap. Tapi besok-besok mau di pindah ke sini biar disimpen bareng-bareng semuanya. Eh lho..kok malah nambah?😌)

- Kertas syukuran aqiqahan pemberian nama ketiga anak.

- Kertas yang ada foot step Kakak Zidan waktu baru lahir. Adek-adeknya ga punya☹.

- Gelang tangan identitas bayi punya Kakak Zidan dan Kakak Athar waktu baru lahir. Dek Lou ga punya.

- Foto USG kehamilan.

- Souvenir oleh-oleh dari orang-orang terdekat (suami, kakak, adek). Termasuk kartu pos yang dikirim kakak kalo lagi piknik ke luar negri. Eh, piknik?

- Buku diary yang isinya curhatan alay jaman pacaran sama Mr. Right, yang kalo sampe dibaca beliaunya, aku bakalan dibully abis-abisan😆😆.

- Kertas ucapan di buket bunga yang sekali-kalinya dikirim Mr. Right😌.

- Foto-foto: 
  • waktu aku masih kecil
  • bareng bff -- best friend forever (kok jadi alay gara-gara kenangan.. eaaa...)
  • pas foto Mr. Right yang aku ambil dari kartu ujian dan kartu mahasiswa (oke, aku jadi nampak tergila-gila padanya sejak dulu🤧)
(Aku tak menyimpan foto-foto pernikahan karena semua ada di rumah orang tua. Dan tak berniat membawa ke rumah ini atau memilih salah satu untuk di pajang di sini karena kami tim tembok tanpa foto😄)

- Passport yang udah kadaluarsa 

- Piala anak-anak (yang makin bertambah tiap tahun😁)

2. Apa saja hambatan dalam berbenah benda kenangan?
Sulit menemukan alasan kuat untuk membuangnya meskipun alasan untuk menyimpannya adalah masih sayang 🤭
Tidak tau harus disingkirkan ke mana.
Tidak tega menyingkirkan (meskipun sudah tak sayang).

3. Bagaimana proses memilahnya? Adakah kriteria seleksi tambahan? Seperti apa kriteria seleksi yang digunakan?
Barang kenangan dipilah berdasarkan:
- Link to the past
- Memory triggers
- Reminders of accomplishments

4. Apakah yang menjadi faktor pemberat dalam melepaskan kenangan yang dimiliki?
Karena takut menyesal
- Karena pemberian orang yang aku sayangi
- Karena kenangan

5. Bagaimana cara menata dan menyimpan barang kenangan?
Penataan dan penyimpanan barang kenangan, berdasarkan:
- Kegunaannya 
Berlaku untuk souvenir hasil oleh-oleh. Magnet kulkas, ditempel di pintu kulkas, gantungan kunci dipake di kunci atau di tas.

- Bentuk dan ukurannya 
Foto-foto, buku diary, undangan dan souvenir nikah, serta kartu pos disimpan dalam satu kotak.
Piala hasil lomba anak-anak diletakkan di atas lemari.


- Merujuk kepemilikan 
terkait barang-barang bayi anak-anak. Foto USG dan kertas pemberian nama disatukan dengan penyimpanan dokumen anak-anak. Potongan rambut dan tali pusat, disimpan dalam kotak penyimpanan.

Sesungguhnya masih ada barang yang mungkin masuk barang kenangan tapi karena masih berfungsi baik, masih aku simpan. Jadi bukan karena nilai kenangannya, tapi karena manfaatnya. Misalnya pan kado pernikahan. Aku yakin kalo udah ga bisa digunakan, aku ikhlas menyingkirkannya😁. Makanya ga masuk barang kenangan buatku.


Merah Itu Aku
Jogja, 7 Juli 2019

0 comments:

Post a Comment