Oke, aku yang bangun kesiangan dan berimbas pada bangun kesiangannya kami semua. Sebenernya aku sudah bangun jam 2 pagi, kemudian aku tidur lagi karena terlalu pagi untuk menyiapkan makan sahur. Jam 3 pagi, alarm hp bunyi. Setelah mematikan alarm, Dek Lou bangun minta nyusu. Busui pasti tau banget gimana nikmatnya menyusui. Saking nikmatnya, aku kembali tertidur bersama Dek Lou. Dan jam 4.45, aku terbangun kembali. Sholat subuh dan bangunin Mr. Right cuma kasih tau kalo kita ga sahur😅😅 (ga guna juga sih sebenernya).
Tidak sahur buat kami sih ga terlalu masalah. Apalagi Mr. Right udah makan indo*ie goreng sebelum tidur. Cuma rugi aja kan ya karena sahur itu sunnah😔. Yang aku pikir akan berat adalah anak-anak.
Bangunin anak-anak buat sholat subuh, aku ga nyebut-nyebut lupa bangunin sahur🤭. Begitu bangun, anak-anak semacam jetlag. Aku cuma bilang "Ayo semangat puasa hari ini ya😁".
Kakak Zidan yang agak-agak curiga, "Bun, aku sahur ga?"
"Lha tadi Kakak ngrasa sahur ga?" Aku balik tanya
"Aku juga ga sahur, Bun?" Kakak Athar ikutan curiga😆😆.
Akhirnya aku meminta maaf karena bangun kesiangan. Dan menjelaskan bahwa semuanya ga sahur termasuk Ayah dan Bunda🤧🤧.
Alhamdulillah anak-anak besar masih kuat puasa sampe Maghrib🤩🤩.
Tips menghadapi anak-anak (dengan usia tertentu ya) ketika kelewat sahur:
1. Beri semangat untuk tetap puasa meskipun tidak sahur.
2. Yakinkan bahwa meskipun tidak sahur, mereka tetap kuat berpuasa.
3. Tawarkan menu buka puasa yang mereka suka.
4. Kondisikan mereka dalam suasana yang bahagia sejahtera.
Semoga ini untuk pertama dan terakhir merasakan puasa tanpa sahur ya😘😘.
Selamat berbuka puasa, gaes....
Merah Itu Aku
Jogja, 27 Mei 2019
0 comments:
Post a Comment