Konon katanya, jari jemari nitizen itu maha benar. Ia seolah-olah paling mengetahui apa yang ada di lubuk hati orang lain.
Memang tidak semua. Akan tetapi, jumlahnya cukup banyak, hingga sanggup membuat orang yang diserang menjadi depresi.
Apakah hanya berlaku bagi para selebgram dan artis? Tentu tyda. Jari jemari itu, tidak pandang bulu jika sudah menyerang.
Pada lingkungan yang lebih kecil, ucapan seseorang akan menjadi pisau bermata dua. Maksud dari orang yang mengucapkan maupun penerimaan orang yang mendengar pun bisa berbeda.
Jika hal yang dikatakan itu benar dan disampaikan dengan baik, bisa jadi akan memberi pengaruh baik pula bagi yang bersangkutan. Namun, jika penyampaiannya kurang baik, atau yang bersangkutan tidak bisa menerima, maka sebenar apa pun yang dikatakan, tidak akan berdampak sesuai dengan yang seharusnya.
Sebaiknya, kita cukup cerdas untuk menyampaikan maksud dan tujuan dengan baik. Secara lisan atau pun tulisan.
Ada sikap yang perlu kita jaga agar hubungan dengan orang lain tetap baik.
1. Jangan sok tahu perasaan orang lain
Apa yang kita lihat, sebenarnya tidak selalu merupakan apa yang terjadi. Kita tidak pernah bisa menilai perasaan orang lain, pun apa yang ada di balik sikap yang ditunjukkan.
Belum tentu yang tampak bahagia memang benar-benar bahagia. Atau yang sedih, memang benar-benar sedih.
Ingat pencitraan? Ya, begitulah kira-kira.
2. Jangan ikut campur urusan orang lain
Kadang, ada rasa gemas untuk berkomentar padahal kita tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Kecuali jika orang tersebut menghendaki kita untuk mengetahui masalahnya dan berkenan mendengarkan pendapat kita.
3. Kalau hidup kita masih punya masalah, tidak usah menambah-nambah masalah dengan mencari-cari masalah orang lain
Kecuali hidupmu sudah begitu sempurna, mungkin kamu perlu mencari masalah dengan memikirkan masalah orang lain.
Untuk menghadapi kemungkinan buruk yang menyerang, sebaiknya kita dapat membentengi diri dengan cara:
1. Berpikir positif
Melihat semua yang terjadi menggunakan sisi positif. Jika tidak bisa, maka abaikan saja.
2. Pikirkan kebaikan untuk diri sendiri
Tidak ada salahnya bersikap sedikit egois. Daripada kita sakit hati, lebih baik fokus pada diri sendiri.
Tidak perlu terlalu berusaha melihat ke dalam diri orang lain dan mencari-cari kesalahan mereka. Kita tidak pernah benar-benar tahu, apa yang sebenarnya dihadapinya.
Merah Itu Aku
Jogja, 5 Januari 2022
0 comments:
Post a Comment