Bangun kesiangan yang berdampak kelewatan waktu sahur, sejatinya dialami oleh banyak orang di dunia ini 😆. Dan beberapa hari yang lalu, kami pun mengalaminya 😌. Tentu yang dikhawatirkan adalah anak-anak. Kalau kami yang sudah berumur ini, insya Allah kuat puasa tanpa sahur 🤧.
Kemudian, apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga situasi dan kondisi anak-anak agar tetap kondusif selama berpuasa ketika terlewat sahur? Aku bagikan beberapa tips untuk para orang tua:
1. Minta maaf.
Minta maaf dengan tulus, dari hati yang terdalam kepada anak-anak.
2. Katakan dengan jujur, kenapa kita bisa kelewat sahur.
Supaya mereka tahu bahwa hidup ini tak selalu mulus. Acap kali, ada saja kejadian yang di luar rencana kita. Sudah mengatur alarm hp, eh... hp dicharge di luar kamar. Mana denger kan 😅😅.
3. Berikan semangat.
Meskipun tidak sahur, kita tetap harus bersemangat puasa. Yakinkan bahwa kita pasti kuat menjalani sampai maghrib 💪💪💪.
4. Beri kompensasi.
Tawarkan kebahagiaan yang tidak beririsan dengan prinsip keluarga. Misal boleh buka puasa pake fastfood. Ga apa-apa sesekali makan fastfood 😁😁.
Atau buatkan mainan yang sudah lama mereka inginkan (ini jurusku banget 😆).
Kenyataan yang terjadi beberapa hari yang lalu saat kami ga sahur.
👦 (Kakak Zidan): "Bun, tadi pagi aku ga sahur ya?"
🧕 (Aku a.k.a Bunda): "Iya, Kak... maaf ya.. Bunda ga denger alarm hp.. Kakak harus tetep semangat puasa ya... Kakak pasti kuat."
👦 : "Iya.. gapapa kok, Bun.. kan udah biasa ga sahur. Yang pas Ramadan taun kemaren juga ga sahur tapi tetep kuat puasa kok."
🧕 : -- antara lega dan gondok. Astagah... dia bilang udah biasa ga sahur... padahal taun kemaren cuma sekali. Dan yang ini baru sekali. Dia bilang biasaaaa 🤣🤣🤣🤣🤣 ---
Alhamdulillah mereka sukses puasa sampe sore. Dan sepanjang hari ga mengeluh laper atau mengungkit-ungkit perkara tidak sahur yang terjadi. Aahhh... kekhawatiranku terlalu berlebihan. Ternyata mereka sudah besar 😷😷.
Tetap semangat berpuasa ya, anak-anak kesayangan Bunda 🥰🥰😘😘😘
Merah Itu Aku
Jogja, 4 Mei 2020
0 comments:
Post a Comment