Tuesday, March 9, 2021

(Saling) Mengobati Luka

Hari Senin kemarin, aku mendapat kunjungan dari dua sahabat. Rasanya sudah lama juga kami tidak bertemu. Kami melepas rindu dan berbagi cerita.

Aku dan seorang sahabat, baru saja mengalami kehilangan yang begitu besar. Aku kehilangan Bapak, sedangkan dia kehilangan kakak lelakinya. Hanya selang beberapa hari saja. Saat itu, kami saling menguatkan. Begitu juga kemarin, ketika kami bertemu.

Berbagi cerita dengan tetesan air mata yang tak bisa kami bendung. Sahabatku, pernah beberapa kali bertemu Bapak. Selebihnya, dia mengenal Bapak dari ceritaku. Ya, aku memang banyak bercerita tentang Bapak kepadanya. Cerita bagaimana aku sangat mengagumi sosok Bapak yang memiliki banyak keahlian dan begitu perhatian pada anak-anak dan cucu-cucunya.

Untuk kesekian kali, aku mengingat saat pertemuan terakhirku dengan Bapak. Ah, perasaanku sungguh tak bernama. Mungkin perpaduan antara sedih, perih, terluka, bangga, dan entah perasaan apa lagi yang ada dalam diriku saat itu. Kehilangan ini begitu menyesakkan. 

Begitu pun dengan sahabatku yang juga mengalami kehilangan besar. Kenangan-kenangan bersama sang kakak juga terekam jelas dalam ingatan. Kepergiannya yang begitu mendadak, meninggalkan luka yang cukup besar dan dalam.

Aku berkata ikhlas, meskipun kadang masih mempertanyakannya dalam hati. Ya, aku masih berusaha untuk mengikhlaskan rasa ini. 

Kami berusaha untuk memendam rasa rindu yang tak bisa terpuaskan dengan bertemu. Sungguh, ini memang tidak mudah.

Saling menguatkan dan berbagi rasa yang ada. Berusaha saling menghibur meskipun hati sama-sama sedang terluka dan berduka. Aku tak tahu, apakah luka ini akan sembuh atau tetap tinggal. 

Berjam-jam pertemuan kami, rasanya masih saja kurang. Ingin sekali berbagi pelukan, tetapi apalah daya, kami masih harus saling menjaga. 

Sedih. Ketika dulu pelukan dapat mengalirkan rasa sayang, justru saat ini, rasa sayang diberikan dengan menjaga jarak. 

Seakan bumi ikut merasakan kesedihan kami, hujan turun semakin deras, ketika sahabatku berniat untuk pamit pulang.  

Terima kasih karena sudah berbagi cerita dan air mata. Saling menyembuhkan dan saling mendoakan. 

Semoga Allah mudahkan kita dalam menghadapi kehilangan ini. Entah sampai kapan, tetapi kehilangan ini memang sungguh menyakitkan. 


Merah Itu Aku

Jogja, 9 Maret 2021




0 comments:

Post a Comment