Salah satu buku yang aku beli di awal tahun. Buku kedua yang aku baca di tahun ini. Buku non-fiksi tercepat yang aku selesaikan tanpa merasa tertekan. Haha …
Lumayan terkejut bahwa pengalaman pertama membaca buku non-fiksi bisa seseru ini.
Awalnya, aku tertarik dengan buku Adhi Mohamad yang berjudul What’s So Wrong With Your Trauma & Expectation. Dari sampulnya, sudah atraktif banget. Banyak tulisan-tulisan dengan huruf kecil yang bikin penasaran untuk dibaca.
Waktu ke Gramedia Senin lalu, aku tidak menemukan buku yang aku cari. Sepertinya memang termasuk buku baru dan masih dalam masa pre-order.
Aku mengalihkan pilihan pada buku Adhi Mohamad yang lain dengan judul What’s So Wrong With Your Self Healing. Dari sampulnya mirip banget sama buku yang aku cari.
Tampaknya itu gaya Adhi banget. Buku-buku dia sebelumnya pun setipe. Sampul berwarna dasar hitam dengan banyak tulisan kecil berwarna putih, yang mengelilingi sebuah awan teks dengan warna tertentu. Self healing berwarna kuning, sedangkan Trauma & Expectation berwarna merah. Buku lain, menggunakan awan teks warna berbeda.
Sempat ragu bahwa buku ini cocok buat emak-emak macam aku.
Sebagai orang tua yang sudah punya anak, pembahasan awal cukup bikin aku bolak balik memosisikan sebagai pembaca anak dan orang tua.
Sebagai anak, aku mengingat-ingat bagaimana pola asuh kedua orang tuaku.
Sebagai orang tua, aku menilai bagaimana pola asuh yang selama ini aku berikan pada anak-anakku.
Memang tidak ada orang tua yang sempurna, pun sebagai anak.
Seperti biasa, aku tidak akan kasih banyak-banyak spoiler apa yang dibahas di buku ini.
Layout
Aku tertarik banget dengan layout buku ini. Pemilihan huruf pada sampul, sudah cukup membuatku tertarik dan penasaran dengan isi bukunya.
Setiap bab diawali dengan kertas berwarna dasar hitam dengan tulisan judul berwarna putih.
Hal menarik lainnya adalah coretan-coretan dan tulisan dengan font handwriting yang ada di beberapa bagian untuk menunjukkan kata dan kalimat penting.
Pada tiap akhir bab, terdapat resume yang ditulis acak seperti tulisan tangan.
Bahasa
Penggunaan bahasa gaul, tidak serta merta membuat kalimat-kalimat dalam buku ini terasa alay. Justru bisa membuat aku yang biasanya mudah bosan dengan buku non-fiksi, berasa sedang membaca novel.
Penggunaan bahasa percakapan dalam penyampaian ilmu-ilmu psikologi, menjadikan buku ini mudah dipahami.
Selain itu, Adhi juga cukup interaktif dengan pembaca. Ada beberapa pertanyaan yang disampaikan, dengan memberi tempat untuk menuliskan jawabannya.
Aku sangat menikmati pengalaman membaca buku ini dari awal hingga akhir.
Tidak sabar menunggu datangnya buku Adhi Mohamad yang sudah aku pesan 👐.
Merah Itu Aku
Yogyakarta, 9 Januari 2024
Jadi penasaran nih dengan buku nya ☺
ReplyDelete