Wednesday, March 24, 2010

Terima kasih karena sudah menjadi kuat dan sehat...

Hari Sabtu kemaren, kunjungan ketigaku ke dokter kandungan. Bahagianya, Mr Right bisa pulang dan menemani kami. Tidak direncanakan sebelumnya Mr Right pulang. Begitu mendadak. Dan begitu membahagiakan.

Kunjungan ketigaku di minggu ke sebelas kehamilanku. Kata dokter cantik itu, seharusnya bayi dalam rahimku sudah mempunyai detak jantung. Kemudian dengan alat seperti stamper tetapi berfungsi seperti stetoskop yang ditempelkan di atas perut sebelah kiriku, detak jantung itu terdengar cepat dan keras melalui speaker yang tersambung dengan alat tersebut.
Seketika itu juga, aku ingin menangis. Senang, terharu, dan lega menjadi satu. Anakku tumbuh sesuai dengan usia pertumbuhannya. Anakku benar-benar tumbuh di dalam tubuhku. Aku benar-benar mencintainya. Melebihi cintaku pada ayahnya.


Terima kasih Tuhan atas karunia yang begitu indah ini

Terima kasih karena sudah menjadi kuat dan sehat, nak...


merah itu aku,
Jakarta, 24 Maret 2010
 
Continue reading Terima kasih karena sudah menjadi kuat dan sehat...

Wednesday, March 10, 2010

Hujan

Aku menyukai suara hujan turun. Bukan bau tanah basah seperti yang disukai kakakku, karena memang indra penciumanku tidak terlalu bisa diandalkan. Aku menyukai suaranya. Membuatku tidak merasa sepi.

Aku masih berada di sini. Mr Right sudah pergi ke ujung dunia tiga minggu yang lalu. Beberapa kali aku menangis karena begitu merindukannya. Tetapi seringkali aku menahan untuk tidak menangis. Untuk calon anak kami, karena kami berharap dia menjadi anak yang tegar dan tidak cengeng.

Aku hamil. Berumur hampir tujuh minggu ketika Mr Right harus pergi. Aku bahagia mendapatkannya. Dia membuatku merasa lebih kuat. Dia selalu menemaniku. Aku tidak sendirian meskipun tidak ada Mr Right di dekatku.

Terima kasih atas kebahagian yang tak kunjung putus. Terima kasih, Ya Allah... 

merah itu aku,
Jakarta, 10 Maret 2010
Continue reading Hujan