Kalau tahun kemaren adalah tahun kuliah daring, tahun ini adalah tahun menulis antologi 😁😁. Ya kebetulan juga sih, kuliah daring yang lagi diincer belum ada yang buka. Semoga ga ketinggalan info, dan kalau pun ketinggalan, ga apa-apa. Berarti lagi dikasih jalan buat ikut kelas menulis 😋.
Menurut wikipedia, Antologi, secara harfiah diturunkan dari kata bahasa Yunani yang berarti "karangan bunga" atau "kumpulan bunga", adalah sebuah kumpulan dari karya-karya sastra. Awalnya, definisi ini hanya mencakup kumpulan puisi (termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam satu volume. Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra lain seperti cerita pendek, novel pendek, prosa, dan lain-lain. Dalam pengertian modern, kumpulan karya musikoleh seorang artis, kumpulan cerita yang ditayangkan dalam radio dan televisi juga tergolong antologi.
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Antologi)
Jadi, jelas ya... kalau buku antologi, berarti buku yang ditulis oleh banyak kontributor.
Sebenernya, udah sejak akhir atau pertengahan tahun kemaren mulai ikutan kelas menulis yang intensif a.k.a niat. Tapi memang buku antologi pertama baru launching awal tahun ini.
Oh iya, tahun lalu aku sempat ikutan kelas menulis antologi untuk pertama kalinya. Tapi ketika mendekati akhir, aku menyerah. Agak menyesal saat itu, kenapa aku menyerah. Padahal batas akhir pengumpulan naskah sempat dimundurkan beberapa kali. Barulah aku sadar bahwa itu akan menjadi pelajaran yang aku ingat setiap menulis. Jangan berhenti sebelum kamu mengakhiri apa yang sudah kamu mulai. Setiap aku menulis dan merasa ingin menyerah, aku selalu ingat kejadian saat mengikuti kelas antologi pertama. Aku ga mau kecewa lagi ketika melihat teman-teman berhasil, sedangkan aku tidak. Pengalaman memang mahal ya..
Sampai mendekati akhir semester satu, ada beberapa buku antologi yang sudah aku tulis. Untuk ukuranku, ini sudah jauh di atas kata lumayan 😄😄.
1. Membangun Budaya Gemar Rapi (Kumpulan Kisah Inspiratif Menuju Hidup Rapi).
Namanya buku pertama, pasti masih banyak kekurangan. Tapi alhamdulillah, di antologi ini, kami banyak banget dibantu oleh Mba Nikmah sebagai salah satu pendiri Gemar Rapi sekaligus editor naskah sebelum masuk ke penerbit. Karena waktu yang diberikan penerbit sangat mepet, semua naskah yang sudah masuk diedit oleh Mba Nikmah sendiri.
Setelah naskah aman masuk penerbit, Mba Nikmah memberikan banyak ilmu tentang kepenulisan. Dan dari ilmu yang didapet dari Mba Nikmah, aku jadi tahu bahwa proses editing setelah direview oleh editor dari penerbit selalu memberikan banyak ilmu. Yang sayangnya, di antologi pertama ini terpaksa aku lewatkan karena alasan yang sudah aku sebutkan sebelumnya. Tapi tak mengapa, akan ada banyak kesempatan untuk 'mencicipi' di lain waktu😁. Terima kasih Mba Nikmah yang sudah sangat bermurah hati kepada kami 😘😘.
|
Buku antologi Membangun Budaya Gemar Rapi |
Seperti yang sudah terpampang nyata dari judulnya, buku ini bercerita tentang kisah para siswa peserta kuliah Gemar Rapi Batch 1. Ada dua kelas besar, yaitu Gemar Rapi Pratama dan Gemar Rapi Madya. Berbagai kisah inspiratif dibagikan di sini. Bagaimana tantangan dan perjalanan kami selama melakukan perjuangan untuk menuju Gemar Rapi.
Kalau ada yang mau bukunya, bisa langsung hubungi aku 😘😘😌.
2. Pejuang Caesar
Dapat info dari Gita kalau ada temen dia yang mau menulis antologi Pejuang Caesar. Langsung aku hubungi contact person yang tertulis pada flyer yaitu Mba Dian. Tak menunggu waktu lama, aku memutuskan untuk mendaftar.
PS: Gita adalah adek iparku. Istri dari adeknya Mr. Right 😁.
Lewat beberapa minggu setelah mendaftar, aku dihubungi oleh Mba Dian yang mengabarkan bahwa jumlah peserta antologi Pejuang Caesar di bawah target. Akhirnya aku diberi pilihan mau lanjut sekarang tapi digabung dengan tema lain, menunggu kuota terpenuhi, atau mundur. Karena sudah punya pengalaman mundur itu ga enak, jadi aku memilih lanjut. Aku pribadi ga masalah mau digabung tema lain atau menunggu kuota terpenuhi. Tapi karena disuruh pilih salah satu, aku pilih yang cepet aja. Digabung dengan tema lain. Etapi setelah lihat cover bukunya, kayaknya tetep jadi buku sendiri meski dengan empat penulis saja 😁.
Singkat cerita, aku dimasukkan ke dua grup di telegram. Satu grup khusus penulis Pejuang Caesar, satu lagi grup Queen (sebutan untuk penulis di bawah naungan Indscript).
Ya..Pejuang Caesar merupakan salah satu buku antologi (di antara buanyak buanget buku) di bawah Indscript. Indscript didirikan oleh Teh Indari Mastuti. Selengkapnya tentang Indscript, dapat dilihat di https://indscriptcreative.com.
Proses menulis buku Pejuang Caesar terbilang cepat. Beberapa buku antologi juga sedang ditulis bersamaan dengan grup-grup kecil lainnya di bawah Indscript. Materi kepenulisan umum kami peroleh di grup telegram Queen. Setiap hari ada materi berbeda. Dan setiap hari, ada tugas menulis yang harus kami kerjakan. Aku lumayan keteteran karena belum siap dengan sistemnya. Tapi untuk penulis yang sudah pernah ikut antologi bersama Indscript, sepertinya baik-baik saja. Aku cuma kaget sih. So far bisa mengikuti meskipun sambil sprint 😄😄. Total menulis sampai jadi satu naskah, kira-kira seminggu. Setelah itu ada materi jualan buku dan semacam bedah buku di grup Queen. Ada juga OLOC (One Like One Comment) di media sosial masing-masing. Tapi aku belum pernah ikutan.
Jujur saja, aku sering ketinggalan info karena emang jarang buka telegram. Proses editing pun sering ketinggalan. Kadang sampai di hubungi ke whatsapp sama Mba Dian saking slow respon nya aku 🤭.
Bulan berikutnya aku berencana ikut antologi dengan tema Ayah di Indscript. Tapi lagi-lagi aku ketinggalan gara-gara jarang banget buka telegram. Padahal banyak banget yang pengen aku ceritakan tentang Ayah 😌.
|
Cover buku antologi Pejuang Caesar |
Buku Pejuang Caesar hingga saat ini belum sampai di tanganku. Infonya sudah selesai cetak. Ada salah informasi nampaknya. Semoga bisa segera aku pegang biar bisa nulis review nya. Haha.. jadi inget masih ngutang review Membangun Budaya Gemar Rapi 🤭.
Buku ini menceritakan perjuangan empat ibu untuk melahirkan secara operasi caesar. Dengan membaca buku ini, kita akan tahu betapa perjuangan seorang ibu sangat besar. Entah melahirkan spontan per vaginam atau operasi caesar, semua mempertaruhkan nyawa untuk menghadirkan nyawa baru.
Lagi-lagi karena aku telat dapet info, akhirnya aku cuma dapet 2 buku gratisan tanpa menambah jumlah pesanan. Huhu... jadi ga bisa jualan kan... kalau ada yang mau baca, besok-besok aku pinjemin aja ya, gaes...
3. Jangan Khawatir, Semua Akan Baik-Baik Saja
Antologi ketiga tetapi merupakan tulisan fiksiku yang pertama. Dua buku antologi sebelumnya memuat tulisan non fiksi, tentang pengalaman yang pernah aku jalani. Kali ini aku memberanikan diri untuk menulis fiksi. Awalnya kurang pede karena salah satu alasanku mundur dari kelas menulis antologi yang pertama karena merasa ga mampu menulis fiksi. Kali ini aku ingin mengalahkan ketidakmampuan diri sendiri 💪💪.
Buku antologi ini ditulis bersama-sama teman di @nulisbarengrobi batch 23. Dapet info dari Gita lagi 😆. Kami berhasil nulis bareng di buku yang sama. Eh eh... kami ikutan lagi di batch 24. Sayangnya di batch selanjutnya, kami terpisah kelas. Gita di 24-A, sedangkan aku di 24-B. Kayaknya buku kami terpisah meskipun bertema sama.
Kelas menulis ini dilakukan di grup whatsapp. Ilmu kepenulisan diberikan beberapa kali di awal. Masya Allah ilmunya kepake banget. Kebanyakan tentang PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Langsung ketauan deh kalau selama ini masih banyak yang salah 😆😆. Selain PUEBI, kami juga mendapat ilmu memilih judul, bagaimana mendapatkan ide tulisan, teknik-teknik menulis, dan lain-lain. Terakhir, kami diberi ilmu tentang jualan buku. Hehe... totalitas banget, sampai desain dan caption terbaru, dikasih tiap hari untuk jualan. Uwow banget kan... tapi karena aku fokusnya nulis, bukan jualan, jadi usaha buat menjual ga gitu gigih 🤭🤭.
|
Cover buku antologi Jangan Khawatir, Semua Akan Baik-Baik Saja |
Saat ini, buku masih dalam proses cetak. Rencananya, awal Juni sudah selesai cetak. Tapi karena ada libur lebaran, jadwal agak mundur. Mohon doanya semoga dimudahkan dalam proses selanjutnya ya 😊.
4. Ramadan di Saat Pandemi Covid 19
(Lagi-lagi) dapet info dari Gita. Oh Gita...I love you so much deh ah 😘😘😘. Dan untuk kedua kalinya, kami berada di satu kelas 😁. Kelas menulis ini, dibimbing oleh Ayu Mungil @nuliskeroyokan.
Kelas menulis dilakukan di grup whatsapp. Ada beberapa materi kepenulisan di awal. Nah, yang berbeda dari antologi sebelumnya, di sini kami diberi kesempatan menuliskan tujuh mini fiksi. Iya, mini fiksi dengan jumlah maksimal kata 250. Hihi...ternyata tantangan banget lho nulis dengan kata yang sedikit, tapi harus jadi satu cerita. Dan ini bertepatan dengan KLIP (Kelas Literasi Ibu Profesional) yang mulai memberi isian jumlah kata yang kita tulis di form setoran. Jelas lah seharusnya aku menambah jumlah kata tulisan, eh kok barengan sama proyek menulis mini fiksi 😆. Apakah bikin aku nulis dua kali? Tentu tidak, Mantili 😁.
Saat ini proses antologi bareng @nuliskeroyokan memasuki tahap menunggu review 😁😁. Jadi memang belom ada cover atau apapun. Kali ini, aku menulis bersama delapan belas penulis lainnya.
Tunggu kehadirannya ya.. semoga diberi kelancaran dalam semua prosesnya hingga masa kelahiran buku 😘😘.
5. Antologi bersama Komunitas Upload DIY Jogja
Ah.. ini proyek kece bener dari komunitas kesayangan. Waktu dapet bocoran kalau Upload DIY Jogja berencana membuat buku antologi para anggota, aku langsung tertarik. Eh siapa sangka tak selang beberapa hari, pengumuman itu muncul. Ga menyangka secepat ini prosesnya.
Kami ga ada materi kepenulisan. Semua proses berjalan begitu saja. Kami diberi poin-poin yang mesti ditulis dalam naskah. Karena berisi perasaan serta pengalaman dalam berkomunitas dan seputar crafting, aku kembali menulis non fiksi di buku ini 😁. Oh iya, nanti ada tulisan dari Mba Baby juga di buku ini. Mba Baby adalah founder Upload DIY. Keren banget kan bisa nulis di buku yang sama dengan beliau 🤩🤩.
Proses buku antologi sudah melewati editing dari tim Upload DIY Jogja. Setelah itu, naskah akan bergulir ke penerbit. Semoga semua lancar. Aamiin..
6. Jadilah yang Terbaik Menurut Versimu Sendiri, Bukan Versi Orang Lain
Antologi keenam kembali bareng teman-teman @nulisbarengrobi batch 24-B. Seangkatan lagi sama Gita, tapi ga segrup 😁. Di buku ini, aku menulis fiksi. Pas direview, menurut Kang Robi, tulisanku mengalami peningkatan dibanding batch sebelumnya. Wah..aku langsung ge-er 😆😆.
|
Cover antologi Jadilah yang Terbaik Menurut Versimu Sendiri, Bukan Versi Orang Lain |
Pada batch 24-B ini, aku satu grup bersama seorang perempuan di atas 60 tahun dan beliau minta dipanggil Uti 😘. Luar biasa semangatnya. Aku yang biasanya merasa salah tempat karena menjadi yang paling tua, saat ini perasaan itu menguap tak berbekas 😆😆.
Semangat teman-teman di batch 24-B benar-benar memberi efek positif. Segala terobosan penjualan pun bertaburan. Mungkin banyak emakprenuer di sini 😁.
Proses antalogi ini baru sampai open PO untuk menentukan jumlah buku yang akan dicetak. Karena sudah pernah ikut batch sebelumnya, banyak materi yang aku baca sekilas. Dan ternyata aku melewatkan beberapa pengumuman. Ugh...ga boleh ditiru. Seharusnya aku tetap mengosongkan gelas biar makin pinter PUEBI. Mungkin kalau mau ikutan @nulisbarengrobi lagi, aku lewatin beberapa batch dulu biar sekalian refresh materi 🤭.
Dari enam proyek antalogi yang sudah aku ikuti, semua memberikan pengalaman berbeda. Belum ada rencana ikutan proyek antologi selanjutnya. Tapi aku udah daftar kelas menulis novel bersama Asma Nadia tanggal 22 Juni nanti.
Semangat menulis..semoga suatu saat bisa menulis buku solo. Aamiin 🤲
Jangan berhenti sebelum kamu mengakhiri apa yang sudah kamu mulai.
Merah Itu Aku
Jogja, 3 Juni 2020