Wednesday, May 29, 2019

Solo...lo...lo..lo...

Ceritanya, kemaren malem kami ke RS untuk vaksinasi Dek Lou. Sebelumnya sudah diskusi dengan Mr. Right mengenai jadwal dokter yang pas buat kami. Diputuskan untuk daftar dokter Sp. A. jam 19.00. Pertimbangannya, kami semua udah buka puasa di rumah, udah sholat Maghrib, jadi ga buru-buru ke rumah sakit. Meskipun pada prakteknya sih tetep gedubrakan memastikan kesiapan 3 bocah ganteng gemash itu.

Ternyata kondisi antrian pasien malem kemaren tidak masuk akal. FYI, aku udah daftar lewat telpon jam 9 pagi. Dapet no. 18. Tapi kata mba bagian pendaftaran, pasien akan dipanggil per kedatangan. Oke sip, jadi kami berangkat jam 18.00 lewat dikit. Sampe menjelang jam 21.00, Dek Lou belum dipanggil juga. Ah...ini pasti tetep berdasarkan antrian pendaftaran awal. Sudahlah, akhirnya kami memutuskan untuk daftar ulang untuk keesokan harinya, yaitu hari ini. Alamat aku bakalan bawa bocah-bocah tanpa pendampingan suami.

Sebagai mantan pelaku LDM, mestinya pergi bareng anak-anak tanpa Mr. Right sudah biasa. Nyatanya tidak semudah itu, Esmeralda... Ternyata, lebih dari setahun beliau pindah Jogja, aku malah jadi manja😆😆. Atau aji mumpung mungkin ya🤭. 
Yang bikin agak pening sebenernya ketika menghadapi anak-anak yang sudah merasa bosan. Kalo ada Mr. Right kan lumayanan ada yang ngajakin anak-anak jalan-jalan keliling RS sementara aku memantau pergerakan pasien. Dan yang terpenting ada yang nyetirin🤣🤣🤣. 

Tips ala aku untuk para emak yang terpaksa bersolo membawa beberapa anak untuk antri dokter:
1. Jelaskan kemungkinan tidak menyenangkan yang bisa terjadi jika ikut ke RS.
Aku jelaskan ke Kakak Athar kalo kemungkinan, kami akan lama berada di rumah sakit. Kalo sekiranya dia lebih memilih main bareng temennya dan ga ikut ke RS, boleh-boleh aja. Tapi kalo mau ikut, harus sabar nunggu antrian.

2. Bawa mainan atau peralatan kesukaan anak.
Tadi aku mengijinkan Kakak Athar bawa buku mewarnai dan pastel karena dia emang hobi mewarnai.

3. Bawa makanan dan minuman.
Aku siapkan biskuit dan air mineral buat Dek Lou. Kakak Athar puasa, jadi ga aku siapkan.

4. Bawa peralatan perbayian standard.
Tisu kering dan basah, diapers, baju ganti.

5. Bawa gendongan.
Lelah ya kalo harus ngikutin Dek Lou ke sana kemari. Kalo sekiranya jalan Dek Lou udah mulai oleng, mainkan gendongan. Sekalian juga biar encok emak ga lepas dari engselnya 😆😆😆.

Sekian tips standar dari aku, semoga bermanfaat. Oh iya... libur panjang sudah di depan mata. Selamat mudik bagi yang menjalankannya. Kalo aku nunggu Mr. Right bener-bener beres kerjaannya😁😁.


Merah Itu Aku
Jogja, 29 Mei 2019








Continue reading Solo...lo...lo..lo...

Tuesday, May 28, 2019

Yayasan Barkasmal

Proses decluttering barang-barang di rumah masih gencar kami lakukan. Semakin hari, barang-barang yang akan kami keluarkan dari dalam rumah semakin banyak. Beberapa ada yang sudah dititipkan ke bapak security, untuk diberikan ke orang yang biasa mencari ke perumahan tempat kami tinggal.

Beberapa kardus pakaian, sepatu, dan tas sudah siap diantar ke tempat yang sudah aku rencanakan. Semua barang yang keluar dari rumah, merupakan tanggung jawab kami dan sebisa mungkin tidak menjadi beban bumi. Kami berharap, barang-barang tersebut akan bermanfaat di tempat lain.

Ternyata aku terlambat mengirimkan ke tempat yang sudah aku rencanakan sebelumnya. Karena sudah menumpuk terlalu banyak, akhirnya aku mencari tempat lain yang sekiranya dapat memanfaatkan barang-barang tersebut. Alhamdulillah aku menemukan sebuah yayasan yang sepertinya cocok. Langsung aku hubungi yayasan tersebut. Dan ternyata kami memang berjodoh.

Pagi tadi, aku dan anak-anak (Kakak Zidan ga termasuk karena sekolah) mengunjungi Yayasan Barkasmal. Lokasinya di deket GOR Klebengan. Alhamdulillah, lokasinya mudah ditemukan. Aku tak tersesat😁😁. Dan ternyata daerah Klebengan sudah berubah banyak. Ih...aku kan terakhir masuk situ sekitar 13 taun yang lalu😆😆😆 (Selamat! Anda TUA).

Buat yang sedang decluttering, aku ada referensi tempat penyaluran barang-barang yang akan keluar dari rumah. Insya Allah akan lebih bermanfaat jika barang-barang itu bertemu dengan pemilik baru. Lokasinya di Jogja, tapi menerima sedekah dari luar Jogja juga. Oh iya, mereka menyebut barang-barang itu sebagai sedekah. Adem ya😍

Yayasan BARKASMAL
https://www.barkasmal.com

IG: @barkasmal https://instagram.com/barkasmal?igshid=19u0ooxe6ggj

Alamat: 🏠 Jl. Manggis Blok CT8, Karanggayam, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281 
Telp: 0878-3935-0674 

 📌Google maps : https://goo.gl/maps/W67T3dDEKyJ2

➡️ GOR Klebengan, utara Fakultas Peternakan UGM, ke utara terus ikuti jalan utama, sampai mentok ketemu pertigaan yang ada warung makan Pak Topo. Setelah mentok, belok kiri, ke barat, rumah cat pink.

Hibah yang barkasmal kelola: 
~ Uang tunai ( Zakat, infak, sedekah, dll) 
~ Barang bekas layak pakai bisa barang elektronik, perabot rumah tangga, barang-barang perlengkapan kos, pakaian layak pakai, sepeda, motor, dll 
~ Kertas bekas (kertas HVS, koran, pamflet, kardus, dll) 

Semua hasil penjualan akan digunakan untuk beasiswa anak-anak binaan dan operasional yayasan.

Cakep banget kan... hampir semua bisa mereka terima lho... aku langsung semakin semangat decluttering🤩🤩

Selamat menjalankan ibadah 10 malam terakhir di bulan Ramadhan. Tak terasa sudah menuju penghujung bulan suci yang penuh rahmat ini😭😭.


Merah Itu Aku
Jogja, 28 Mei 2019





Continue reading Yayasan Barkasmal

Monday, May 27, 2019

Sahur

Pagi ini, kami bangun kesiangan. Akhirnya, kami merasakan tidak sahur seperti yang hampir semua orang pernah alami😅.
Oke, aku yang bangun kesiangan dan berimbas pada bangun kesiangannya kami semua. Sebenernya aku sudah bangun jam 2 pagi, kemudian aku tidur lagi karena terlalu pagi untuk menyiapkan makan sahur. Jam 3 pagi, alarm hp bunyi. Setelah mematikan alarm, Dek Lou bangun minta nyusu. Busui pasti tau banget gimana nikmatnya menyusui. Saking nikmatnya, aku kembali tertidur bersama Dek Lou. Dan jam 4.45, aku terbangun kembali. Sholat subuh dan bangunin Mr. Right cuma kasih tau kalo kita ga sahur😅😅 (ga guna juga sih sebenernya).

Tidak sahur buat kami sih ga terlalu masalah. Apalagi Mr. Right udah makan indo*ie goreng sebelum tidur. Cuma rugi aja kan ya karena sahur itu sunnah😔. Yang aku pikir akan berat adalah anak-anak.

Bangunin anak-anak buat sholat subuh, aku ga nyebut-nyebut lupa bangunin sahur🤭. Begitu bangun, anak-anak semacam jetlag. Aku cuma bilang "Ayo semangat puasa hari ini ya😁".
Kakak Zidan yang agak-agak curiga, "Bun, aku sahur ga?"
"Lha tadi Kakak ngrasa sahur ga?" Aku balik tanya licik 😌.
"Aku juga ga sahur, Bun?" Kakak Athar ikutan curiga😆😆.
Akhirnya aku meminta maaf karena bangun kesiangan. Dan menjelaskan bahwa semuanya ga sahur termasuk Ayah dan Bunda🤧🤧.

Alhamdulillah anak-anak besar masih kuat puasa sampe Maghrib🤩🤩.

Tips menghadapi anak-anak (dengan usia tertentu ya) ketika kelewat sahur:
1. Beri semangat untuk tetap puasa meskipun tidak sahur.
2. Yakinkan bahwa meskipun tidak sahur, mereka tetap kuat berpuasa.
3. Tawarkan menu buka puasa yang mereka suka.
4. Kondisikan mereka dalam suasana yang bahagia sejahtera.

Semoga ini untuk pertama dan terakhir merasakan puasa tanpa sahur ya😘😘.

Selamat berbuka puasa, gaes....


Merah Itu Aku
Jogja, 27 Mei 2019

Continue reading Sahur

Sunday, May 26, 2019

Manajemen Emosi


Aku dapet challenge enam hari untuk memantau level emosi jiwa. Meskipun sudah ditahan-tahan, ternyata aku masih lemah dalam mengelola emosi. Dari 6 hari tersebut, hanya 3 hari sanggup menjaga tetap sabar, sedangkan 3 hari lainnya gagal.

Manajemen emosi memang sangat penting untuk dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan. Saking pentingnya, dari beberapa kuliah online yang aku ikuti, hampir semua memberi materi tentang manajemen emosi, di samping manajemen waktu. Dua ilmu manajemen yang sangat sulit, tapi bukannya tidak mungkin untuk dipelajari dan diamalkan.

Tidak mudah memang, apalagi untuk aku yang punya anak-anak lucu nan menggemaskan. Kalau pagi udah berhasil menahan emosi, belum tentu sampai sore akan bertahan. Alangkah indahnya jika semudah itu bersikap bak ibu peri yang sanggup berkata halus lembut sepanjang hari. 
Ketika anak yang satu sudah bisa diatasi, belum tentu yang dua anak lagi bisa dikondisikan. Menantang sekali memang. Kalau kata Mr. Right, ini memang lagi umur-umurnya anak-anak itu ngeselin🤣🤣🤣. Ya tapi kan...aku ingin bisa jadi ibu yang penuh kasih sayang, yang tidak perlu menaikkan oktaf setiap berbicara pada anak-anak🤧. Apa kabarlah komunikasi produktif yang jika anak-anak mulai bertingkah, emaknya mudah sekali terpancing😌😌😌.

Jadi inget materi parenting dua hari yang lalu. Menohok sekali ketika Pak Ustadz bilang, 'Bagaimana kita bisa minta anak bicara lembut, sedangkan kita berbicara saja masih penuh emosi?'
Berkaca dari semua yang terjadi, seharusnya aku bisa menahan diri untuk tidak reaktif terhadap kelakuan anak-anak. Selama ini, aku memang mudah terpancing. Dengan alasan apapun, mestinya aku bisa lebih bisa sabar dan tabah menghadapi mereka. Bukan cuma 6 hari challenge aja, tapi berhari-hari yang akan datang. 

“Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, sungguh orang yang kuat adalah yang mampu menguasai dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Merah Itu Aku
Jogja, 26 Mei 2019
Continue reading Manajemen Emosi

Thursday, May 23, 2019

Belajar Kalah

Pada suatu hari, aku bertemu dengan seorang nenek yang bercerita dengan bangganya tentang masa lalu. Dia bercerita bahwa pada jaman dahulu kala, setiap anaknya ikut lomba, dia selalu siapkan hadiah dari rumah yang dititipkan ke panitia. Jadi, tak peduli si anak menang atau kalah lomba, pasti si anak dapet hadiah di atas panggung.
Menurutnya, itu biar si anak ga kecewa ikut lomba. Biar besokannya kalo ada lomba, tetep semangat ikut.

Aku manggut-manggut ajalah demi kesopanan. Tapi di dalam hatiku, aku tidak setuju.

Kalo pengen anaknya ga kecewa, semangat ikut lomba lagi besokannya, mungkin si nenek berhasil. Tapi apakah hidup di dunia ini begitu indahnya? Bagaimana jika pada suatu saat, si anak mengalami kekecewaan? Apakah si anak sanggup mengatasi kekecewaan yang sesungguhnya?

Buatku, mengenalkan rasa kecewa kepada anak itu penting. Mereka harus tau bahwa hidup ini tidak selalu sesuai dengan keinginan mereka. Kalah dan menang dalam lomba adalah hal biasa. Kalo menang, harus bersyukur. Kalo ga menang, kecewa boleh, tapi jangan berlebihan.

Memang setiap orang tua mempunyai cara masing-masing untuk mendidik anaknya. Kalo menurut kalian gimana?😁


Merah Itu Aku
Jogja, 23 Mei 2019
Continue reading Belajar Kalah

Tuesday, May 21, 2019

Decluttering

Mulai minggu ini, kuliah Bunda Sayang IIP dan Gemari Pratama libur. Kuliah Bengkel Diri kurang 3 materi lagi. Yiey!!! 
Kami memanfaatkan untuk decluttering beberapa kategori barang. Kenapa kami? Iyesss...dengan bangga, aku kabarkan bahwa proses decluttering ini melibatkan seluruh personil rumah (Dek Lou jadi penggembira saja🤭).

Sebenarnya, aku tidak terlalu berharap akan mendapatkan sambutan berupa antusiasme yang amat positif, terutama dari Mr. Right.
Decluttering yang aku lakukan pertama memang dapur. Tempat kerjaku yang ga ada sangkut pautnya dengan beliau. Jadi wajar aja kalo dia ga ikutan. Tapi di dalam prosesnya, aku merasakan dukungan luar biasa dari Mr. Right. Ooohhh...love you😍😘.
Bentuk dukungan adalah menjadi pendengar setia yang kadang memberi masukan saat aku galau harus menyingkirkan suatu barang😅. 

Saat decluttering buku, Mr. Right mulai sedikit terlibat pada sesi pemilihan bukunya. Sebagian besar buku di lemari kami, memang buku milikku. Dan buku-buku beliau yang berhubungan dengan kerjaan, dibawanyalah ke kantor. Aseekkk... makin lapang aja kan ya😉.

Yang paling terasa adalah saat decluttering kategori pakaian. Aku yang awalnya ragu bakalan bisa mengurangi banyak, ternyata mendapat kejutan yang membahagiakan. Dukungan Mr. Right semakin terasa nyata. 
Di awal minggu kemaren, aku sounding kalo sudah saatnya decluttering pakaian. Yang akan diurus: baju, tas dan sepatu. Beliau menyanggupi untuk declutter saat weekend. Oke sip.. aku mulai duluan.
Kami sempat berdiskusi untuk merotasi beberapa lemari dan mengurangi beberapa rak portable serta ambalan.
Dan....kami berhasil 💃💃💃.

Kami sepakat, bahwa ketika ada barang tidak berguna yang sudah kita keluarkan dari rumah, maka kami akan merasa lega luar biasa.

Apakah rumah kami sudah instagramable? Tentu saja belum😏. Kan baru klaster 1😅. Tapi udah berasa nampak lega di beberapa sudut😌.

Yang penting, cintai dulu prosesnya, maka hasil akhir adalah bonus yang menyenangkan.
Selamat berbenah😘😘😘.


Merah Itu Aku
Jogja, 21 Mei 2019
Continue reading Decluttering

Sunday, May 19, 2019

Posesif

Beberapa hari belakangan ini, kami baru menyadari betapa Dek Lou sangat posesif terhadap bundanya. 
Beberapa hari lalu, Kakak Zidan yang merasa lemes, tiduran dengan posisi kepala di pangkuanku. Tiba-tiba, Dek Lou mendekatiku dan minta pangku😆.

Di hari yang lain, sambil tiduran, kaki Kakak Athar nempel di lututku. Tiba-tiba Dek Lou mendekat dan menyingkirkan kaki kakaknya untuk dijauhkan dariku😅.

Begitu pula ketika Mr. Right a.k.a ayahnya, menempel ke aku, dengan teriakan lebay dan histeris, Dek Lou ngusel-ngusel di antara kami🤣🤣🤣.

Tak ayal keposesifan Dek Lou menimbulkan keisengan kami semua. Kakak-kakak dan ayahnya, sering dengan sengaja menempel-nempel padaku untuk menarik perhatian Dek Lou sambil bilang 'ini kan bukan cuma bunda Dek Lou' 😅😅😅

Tips mengurangi keposesifan anak terhadap emaknya:
1. Beri pengertian kalau bunda itu bukan cuma milik dia seorang.
2. Sering lakukan aktivitas fisik bersama, misal kruntelan.
3. Tunjukkan bahwa kita semua saling menyayangi.

Semoga seiring bertambahnya usia, tingkat keposesifan Dek Lou terhadap emaknya, bisa dikendalikan. Tapi pasti akan aku rindukan masa-masa diperebutkan begini😘😘😘


Merah Itu Aku
Jogja, 19 Mei 2019




Continue reading Posesif

Saturday, May 18, 2019

Rucuh

Kemaren Mr. Right bawa pulang 5 cup es kelapa muda yang dikasih gula jawa. Kalo di Banyumas, minuman itu disebut rucuh. Rasanya segar tak terkira😆. Sebagai tim minum degan murni, aku paling ga suka dengan degan yang dikasih gula pasir, sirup, ato pemanis lainnya. Tapi degan dengan campuran gula jawa, masih bisa aku terima🤭.

Aku jadi teringat suasana berbuka puasa di rumah Embah. Waktu masih kecil, hal yang paling ditunggu-tunggu saat berbuka puasa di rumah Embah adalah rucuh. Minuman kelapa muda dengan gula jawa itu selalu menjadi bintang. Bukan teh manis anget dan kurma seperti sekarang-sekarang ini.

Entah, apakah saat ini rucuh masih menjadi menu berbuka di rumah Embah ... karena sudah lebih dari 10 tahun ga buka puasa di rumah Embah. Ah, aku jadi rindu... rindu suasana temaram di rumah Embah sambil memandangi segelas rucuh, menanti saat berbuka puasa😁😁.

Hari ke 13 bulan Ramadhan, sudah berapa juz yang dibaca?


Merah Itu Aku
Jogja, 18 Mei 2019

Continue reading Rucuh

Friday, May 17, 2019

,

Klaster 1: Pakaian

Salah satu klaster yang bikin pusing yaitu PAKAIAN. Makanya aku taruh di akhir klaster 1😅. Aku khawatir mendadak ngambek gara-gara tak sanggup melalui proses decluttering pakaian. Bukan...bukan pakaianku. Tapi yang bikin pusing adalah pakaian Mr. Right dan anak-anak karena jumlahnya buanyaaaaaakkkk.....

Sebelumnya, mari kita kenalan dengan barang yang masuk kategori pakaian di rumah kami:
1. Atasan (kemeja, tunik, kaos, gamis)
2. Bawahan (celana, rok)
3. Jaket, jas
4. Pakaian dalam
5. Kaos kaki
6. Aksesoris (hijab, topi, peci, ikat pinggang)
7. Tas
8. Sepatu
9. Sprei, handuk, mukena, sarung, sajadah (lap dan keset masuk klaster 1: Dapur)

Proses Decluttering 
1. Apakah Anda membuat sub-kategori pakaian yg Anda gunakan sehari-hari/ hari khusus? Jelaskan alasannya (jika iya kenapa, jika tidak juga kenapa) 
Ya. Aku membuat sub-kategori, untuk memudahkan penyimpanan dan pencarian.
Sub-kategori untuk pakaianku, cukup simple-karena bukan pekerja kantoran-, aku hanya memisahkan menjadi 2, yaitu pakaian rumah dan pakaian pergi.
Untuk Mr. Right dan anak-anak, dibuat sub-kategori: pakaian kerja/sekolah, pakaian pergi, pakaian rumah, pakaian berenang. Tambahan untuk sub-kategori pakaian anak yaitu pakaian tidur.

2. Cek sepatu, tas, dan aksesoris Anda. Apakah semuanya sudah memiliki tempat/masih overwhelm? (jika overwhelm, bagaimana cara Anda menyiasatinya) 
Sepatu, tas, dan aksesoris sudah memiliki tempat khusus. Tetapi ada yang berceceran karena sudah tidak muat lagi sehingga harus dilakukan decluttering untuk menyimpan yang hanya benar-benar dibutuhkan, bermanfaat, dalam kondisi baik, dan disukai.

Proses Organizing 
1. Pastikan pakaian hasil decluttering yg telah disingkirkan (tidak disimpan), tetap dilipat dg baik, disisihkan utk donasi/jual/upcycle (buat batasan waktu ke mana dan kapan melaksanakannya). 
Pakaian hasil decluttering hanya dibagi menjadi 2 yaitu donasi dan upcycle.
Donasi ke panti asuhan dan upcycle dilakukan paling lambat, 2 minggu setelah hari raya Idul Fitri 1440H.

2. Lipat dan tata di dalam lemari yg sudah disediakan, usahakan sudah fix. Jika ada yg di luar lemari, kurangi hingga pas. Ceritakan gaya lipatan Anda.
Gaya lipatan ada 2 macam, yaitu 
- Lipatan konvensional kemudian disusun vertikal (untuk pakaian dewasa dan anak besar) 
- Lipatan ala Konmari dan disimpan di box (untuk pakaian dalam dan pakaian anak paling kecil)

Ada pula pakaian yang digantung, yaitu pakaian sekolah, kerja, dan pakaian pergi yang mudah kusut jika dilipat.


Proses decluttering dan organizing pakaian dilakukan dengan prinsip RASA:

Rapi dan teratur: pakaian yang disimpan benar-benar pakaian yang dipakai secara teratur, diketahui jumlahnya, dan tersimpan dengan rapi pada tempatnya.

Aman dan nyaman: pakaian yang disimpan adalah pakaian yang aman dan nyaman (meliputi bahan, model, dan harga)

Sehat: pakaian yang disimpan adalah pakaian yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringat.

Alami dan berkelanjutan: pakaian yang tidak disimpan, sebagian akan didonasikan dan sebagian akan di-upcycle sehingga tidak menjadi beban bumi.

Semoga setelah menemukan jumlah pakaian yang pas, kami konsisten untuk mempertahankannya, bukan malah membeli banyak untuk mengisi kekosongan #eh 🤣🤣


Merah Itu Aku
Jogja, 17 Mei 2019





Continue reading Klaster 1: Pakaian

Wednesday, May 15, 2019

Aliran Rasa Melatih Kemandirian


Melatih anak untuk mandiri memerlukan proses yang panjang dan melelahkan lama, menguji kesabaran serta konsistensi kami sebagai orang tua.
Sebagai orang tua, kami berpikir bahwa kemandirian merupakan hal yang harus dilatih sedini mungkin. Kemandirian bukan hanya tentang berlatih melakukan sesuatu sendiri, tapi tentang tanggung jawab dan kebiasaan. Tentunya kita harus mempersiapkan anak-anak untuk hidup tanpa bergantung pada kita secara bertahap. Kita tidak akan selamanya ada untuk membantu mereka.

Melatih kemandirian ketiga anak laki-laki yang lucu dan menggemaskan merupakan tantangan tersendiri untuk aku. Menantang untuk konsisten dan tegas, tetap menggunakan komunikasi produktif. Bukan cuma 10 hari saja, tapi juga untuk seterusnya.
Melatih kemandirian anak-anak juga mempersiapkan mereka untuk menjadi pemimpin bagi keluarga mereka kelak. Bagaimana seorang laki-laki bisa menjadi imam dalam keluarganya, mendidik istri dan anak-anaknya, sedangkan mengurus diri sendiri saja masih tertatih-tatih? (Dan si ibu semakin halu serta melow🤧)

Setiap keluarga memiliki gaya kepengasuhan yang berbeda. Aku masih harus banyak belajar. Ilmuku sebagai orang tua masih begitu ceteknya. Aku belajar bagaimana menjadi orang tua yang tegas dan konsisten supaya anak-anak tumbuh sebagai manusia yang kuat menghadapi kerasnya hidup. Masih panjang perjalanan kami. Tapi kami harus bisa menjalaninya.


Merah Itu Aku
Jogja, 15 Mei 2019

Continue reading Aliran Rasa Melatih Kemandirian

Tuesday, May 14, 2019

Misteri Gigi

Menjelang adzan maghrib merupakan waktu-waktu kritis untuk menahan kesabaran. Pertanyaan 'berapa menit lagi?' Berulang kali diucapkan Kakak Athar😆😆.
Di sela-sela kehectican dapur, kadang aku sedikit kesel, tapi harus sabar😅.
Emosi Kakak Athar juga semakin menuju ke kiri😅. Kalimat-kalimatnya makin ga jelas karena ngomongnya sambil marah:
🧒 bukanya kapan sih?
🧕 bentar lagi
🧒 berapa menit lagi?
🧕 setengah jam lagi
🧒 tadi katanya ga sampe sejam?
🧕 setengah jam itu 30 menit, kak
🧒 (diem bentar)
      Aku tu pengin nyabut gigiku
      (Sambil nunjukin gigi yang goyang sangat)
🧕 oohhh... ya nanti bunda cabut setelah buka
🧒 aku mau cabut sendiri

Ah, baiklah... aku melipir nyiapin buka puasa lagi. Dan sampe malam menjelang, kami semua lupa perihal cabut mencabut gigi.

Pagi waktu sahur, aku inget kalo Kakak Athar belum nyabut giginya setelah buka. Biasanya, prosesi nyabut gigi akan dilanjutkan dengan pamer gigi yang sudah terlepas😄.

🧕 coba liat gigi yang goyang kemaren
🧒 iiii (sambil meringis)
🧕 lho kok udah ga ada?
🧒 (muka bingung) lho iya...kok udah ga ada...
🧕 jangan-jangan ketelen kak...
🧒 (panik)
🧕 gapapa kak, kalo ketelen, tar bisa keluar lewat e*k kok (ketawa lebar)
Dan kakak Athar ikutan ketawa...lega....

Hwaaa... ada-ada aja deh... gigi lepas kok bisa ga kerasa😅...


Merah Itu Aku,
Jogja, 14 Mei 2019
Continue reading Misteri Gigi

Sunday, May 12, 2019

Cerita Puasa Hari ke-6

Setelah berbagai drama-drama yang terjadi, nampaknya di hari ke-6 puasa, kami sudah mulai terbiasa. Terutama untuk Kakak Athar yang baru tahun ini memulai latihan puasa hingga maghrib. Tahun lalu, 2 hari berhasil puasa sampai maghrib, sisanya jam 10 sudah mengeluh lapar, haus, dan berakhir dengan tangisan pilu yang bikin aku tak tega kalo harus 'memaksanya' puasa.

Tahun ini, bulan Juni, Kakak Athar sudah menginjak 7 tahun. Jadi memang aku mulai membiasakan dia berpuasa sampai maghrib. Alhamdulillah, di hari ke-6 berpuasa, keluhan haus dan lapar baru terdengar di sore hari menjelang ashar.

Pun bagi aku yang di awal-awal puasa mengalami migren parah di siang hari. Penyesuaian. Sebagai busui, puasa tahun ini tidak seberat tahun lalu karena Dek Lou sudah mulai banyak makan. Tahun lalu, Dek Lou baru belajar makan, sehingga kebutuhan menyusu nya masih tinggi.
Tapi memang tantangan puasa bagi busui adalah rasa haus yang luar biasa ketika menyusui.
Aku memutuskan untuk menutup dapur beberapa hari ini. Demi menjaga kewarasan jiwa ragaku dan terpenuhinya asupan makanan di saat berbuka dan sahur bagi kami sekeluarga. Ga ada komplain dari Mr. Right😁.

Puasa tahun ini, Kakak Zidan sudah mulai berkurang banget ngeluhnya. Meskipun di awal puasa, dia sakit tenggorokan serta mengalami gatal-gatal di seluruh tubuh yang entah karena apa, dan Alhamdulillah sudah mulai sembuh. Tahun lalu, dia hanya sehari yang puasa sampe duhur, itupun karena aku bangun kesiangan dan kami tidak makan sahur, sisanya puasa sampai maghrib😍😎.

Semangat berpuasa ya, anak-anak soleh😘😘😘.


Merah Itu Aku
Jogja, 12 Mei 2019
 

Continue reading Cerita Puasa Hari ke-6

Friday, May 10, 2019

Mabit Kakak Pertama

Hari ke-5 puasa yang dinanti-nantikan Kakak Zidan datang juga. Hari ini Kakak Zidan mabit di sekolah. Sejak beberapa hari yang lalu udah ribut mau bawa apa aja pas mabit. 

Pulang sekolah, dia siapkan perlengkapannya sendiri. Aku yang membacakan list barang bawaan, dia yang mencari dan memasukkan ke dalam tas. Sebelumnya, aku sudah siapkan perlengkapan untuk cooking class. 
Jagung rebus, susu kental manis, dan sebatang kecil keju. Semuanya aku siapkan double untuk berjaga-jaga adeknya ikutan pengen😆😆.

Perlengkapan tidur, dia yang siapkan, aku tinggal ngiket pake rafia. 
Baju ganti, sikat dan pasta gigi, dia yang ambil dan kemas ke dalam tas.

Dalam perjalanan ke sekolah, kami mampir ke beberapa tempat.
Pertama, kami mampir ke minimarket buat membeli beberapa snack. Yang turun cuma kakak Zidan karena gerimis mulai turun. Aku bawakan uang 20.000 rupiah. Dan menakjubkan, dia bisa membelanjakan uangnya dengan baik. Caranya? Dia ambil beberapa makanan, menaruhnya di kasir, ketika total masih jauh di bawah uang yang dia bawa, dia kembali ambil makanan lagi. Gitu terus sampe dirasa cukup😄😄😄. Cerdas menurutku😆. Dan uangnya masih sisa😘.

Kedua, kami manjemput temen baiknya yang karena ayahnya sedang di luar kota, jadi ga ada yang bisa anter. Fyi ya... mereka mabit bawa kasur. Catet. Kasur🤣🤣

Ketiga, kami mampir beli makan buat bekal buka puasa. Yang mana udah disounding beberapa hari sebelumnya, bahwa Kakak Zidan maunya bawa makanan dengan brand itu karena mabit sebelumnya, beberapa temen, bawa makanan itu untuk buka. Brand ayam goreng tertentu yang ada deket sekolah.

Sampai sekolah, Kakak Zidan bener-bener happy. Selamat menikmati mabit ya...😘

Alhamdulillah 5 hari ini kakak Zidan dan kakak Athar berhasil puasa sampai maghrib. Jadi kalo cuma beliin ayam goreng buat buka puasa, aku dengan senang hati akan memenuhinya. Apa yang lebih membahagiakan dari melihat anak-anak tumbuh menjadi anak soleh?🥰🥰🥰


Merah Itu Aku
Jogja, 10 Mei 2019




Continue reading Mabit Kakak Pertama

Thursday, May 9, 2019

Review Go-Life>Go-Auto>Cuci Mobil

Setelah melewati puluhan purnama dan berkali-kali wacana, akhirnya aku nyuci mobil juga dengan layanan Go-Life cabang Go-Auto, sub-cabang cuci mobil.
Ga usah tanya kapan terakhir cuci mobil karena aku pun tak ingat😆🤧.

Semenjak tempat cuci mobil sebrang jalan beralih fungsi jadi warung sate, aku memang belom pernah cuci mobil di tempat manapun. Kalo ada yang berbaik hati nyuciin ya baru di cuci🤭😆.

Mengingat mobil itu sehari-hari buat anter jemput anak-anak ganteng sekolah, tingkat keberantakan dan kekotorannya pun amat sangat di luar akal budi manusia. 

Sebagai emak beranak tiga yang kemana-mana rombongan, layanan dari Go-Life ini amat sangat membantu kehidupan. 
Sebelumnya, aku mengunduh aplikasi Go-Life cuma untuk pake layanan Go-massage. Itu juga solusi buat emak yg pengen pijit tanpa keluar rumah. 

Menurutku, pelayanan Go-auto cuci mobil ini cukup memuaskan. Selain kemudahan tanpa perlu pergi ke tempat cuci mobil dengan membawa rombongan, abang go-auto ini cukup komunikatif dan ramah. Kerjaannya juga detail.
Tadi aku pilih layanan reguler. Sebenernya banyak pilihan layanan yang tersedia dengan tarif yang berbeda-beda. Mungkin suatu hari nanti, aku akan mencoba pilih layanan cuci mobil yang lebih greget lagi😁.

Terima kasih abang Go-auto yang sudah bersusah payah membersihkan mobil yang penuh debu dan kotoran😄😄. Semoga menjadi pemberat amal kebaikan di bulan suci yang penuh berkah ini. Aamiin😊


Merah Itu Aku
Jogja, 9 Mei 2019


Continue reading Review Go-Life>Go-Auto>Cuci Mobil

Wednesday, May 8, 2019

Hari ke-3 Puasa

Pagi tadi Mr. Right ke luar kota. Berangkat setelah sholat Subuh. Rencananya, pulang setelah maghrib. Ternyata eh ternyata, pulangnya diundur besok. Karena eh karena, besok pagi masih ada rapat😑.

Jadilah hari ini, anak-anak kehilangan ayahnya pas buka puasa. Plus sahur besok pagi. Semoga besok pagi bisa kebangun sahur. Biasanya, Mr. Right yang bagian bangunin. Aku kan busui yang mudah sekali tertidur bersama dek Lou🤣. Alesan🤧.

Hari ke-3 puasa, Kakak Zidan mengalami gatal-gatal di beberapa bagian tubuhnya. Semacam alergi namun entah apa. Tadi udah dikasih lotion penghalau gatal, tapi malem ini masih garuk-garuk secara intensif. Puasa lancar sampai maghrib. Yah, meskipun nyanyian haus dan lapar masih sayup-sayup terdengar. Insya Allah besok ke dokter kulit.

Kakak Athar sudah mulai masuk sekolah. Pulang lebih awal, jam 11. Waktu aku jemput, dia bilang udah buka di sekolah. Aku agak emosi saat itu😓. Setelah bertabayyun, ternyata dia minum, ga makan. Dan bu guru memang ga tau😔. Sampe rumah, dia minum lagi. Tapi waktu buka, dia ikutan semangat😆. Diitung puasa ya, kak... semoga besok bisa lebih menahan diri.

Dek Lou jelas ga puasa. Meskipun Kakak Zidan menyarankan adeknya untuk ikut puasa🤣🤣. Yakali, kaaakkk😅...
Makin banyak aja kosa kata yang dikuasainya. Oke, 'bunda' belum masuk 😔.
Beberapa hari belakangan, dia selalu mengapresiasi pencapaian diri sendiri dengan tepuk tangan. Kalo dia berhasil menjalankan perintahku, dia tepuk tangan. Abis makan pun dia tepuk tangan😆.
Saat makan, 'maem...maem... enaaakkk....' tepuk tangan🤭
Saat minum, 'minum...minum... ahhh...' tepuk tangan😅.
Ga ada video nya...moonmap ya...emaknya ga bakat bikin anaknya jadi konten. Ga pernah berhasil dapet moment nya😆.


Merah Itu Aku
Jogja, 8 Mei 2019


Continue reading Hari ke-3 Puasa

Tuesday, May 7, 2019

Marhaban yaa Ramadhan

Alhamdulillah udah puasa hari kedua. Dan alhamdulillah, kakak-kakak berhasil puasa sampe maghrib. Meskipun diwarnai drama😆.
Kemaren mereka bedua libur. Aku ada janji ketemu di suatu tempat sama temen. Awalnya mau bawa rombongan, tapi pas mau berangkat, Kakak Zidan lebih memilih main bareng temennya. Oke baiklah... jadilah yang ikut cuma Kakak Athar dan Dek Lou. 
Kakak Athar cukup kooperatif dengan tidak rewel dan ngajakin Dek Lou main. Tapi semakin siang, dia mulai menampakkan kebeteannya. Nanyain mau di situ sampe jam berapa. Trus hampir tiap menit, dia nanya sekarang udah jam berapa🤧. 
Pulangnya, aku udah janji mampir ke Al*amaret buat beli minuman. Buat buka katanya. Karena Dek Lou bobo, akhirnya Kakak Athar masuk sendiri dan aku tetep di mobil bareng Dek Lou.
Begitu nyampe rumah, Kakak Zidan menyambut kami dari rumah tetangga dengan muka memelas. Dia mengeluh pusing. Kakak Athar dengan bangganya menunjukkan minuman hasil belanjaan untuk kakaknya. Dan tanpa bersalah, dia bilang kalo minumannya udah diminum sedikit😆😆😆. Ternyata dia lupa kalo sedang puasa, pemirsah🤣🤣🤣...rejeki....

Siang itu, kami tidur siang berjama'ah. Kecuali Dek Lou yang sukses bikin aku bolak balik bangun karena berulang kali jatuhin benda-benda dan keluar-keluar kamar.
Hari pertama, kami sungguh terkapar tak berdaya😓😓. Ga masak, ga dapet driver ojol...hwaaa... buka pusa dengan gorengan beli di samping.
Abis maghrib aku baru masak, setelah kadar gula darahku dirasa sudah mulai menunjukkan peningkatan🤣.

Hari kedua, sudah mendingan. Kakak Zidan udah mulai sekolah. Ga pusing lagi katanya.
Kakak Athar lupa makan kacang di rumah temennya yang ga puasa karena masih kecil.. oh...so lucky😎..
Aku tetep ga masak karena tiap ke dapur, Dek Lou teriak 'mimi..mimi..', sambil melancarkan aksi protes dengan membuka semua laci dan lemari dapur, kemudian mengeluarkan isinya. Dan belajar dari pengalaman hari pertama, aku pesen makanan pake ojol jam 4an sore. Alhamdulillah buka puasa kami terselamatkan.
Meskipun ada insiden tumpahnya setengah gelas teh manis karena ditarik Dek Lou dari atas meja. Huhu...syukurlah ga kena badannya karena masih lumayan panas😥.

Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga ibadah kita di bulan Ramadhan tahun ini lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Aamiin.


Merah Itu Aku
Jogja, 7 Mei 2019


NB: Selamat 18 bulan buat Dek Lou😘😘😘
Continue reading Marhaban yaa Ramadhan

Sunday, May 5, 2019

Tarawih Pertama Tahun Ini

Alhamdulillah malam ini sudah mulai tarawih. Anak-anak besar sudah bersemangat sejak sebelum maghrib. Bahkan setelah maghrib sudah memilih baju mana yang akan dipakai dan langsung memakainya. Kami, aku dan Mr. Right, menyarankan untuk melepasnya kembali karena berangkat ke masjid masih lama.

Pulang dari tarawih, aku siapkan makan malam mereka. Yah, mereka belum aku biasakan ambil nasi sendiri, karena kalo ga diambilin, mereka ambil nasi sedikit sekali😌. Kalo sayur dan lauk, aku biarkan mereka ambil sendiri. Meskipun masih lumayan menggemaskan dengan berceceran di meja. Tapi tak apalah...demi melatih kemandirian mereka😁.

Dek Lou udah tidur sebelum maghrib. Sampe sekarang belum bangun juga😆. Mungkin karena lelah ikut belanja buat persiapan menghadapi bulan puasa. Kabar toilet training agak mengecewakan hari ini. Beberapa kali berhasil dilakukan di toilet, sisanya masih ngompol🤧🤭. 
Ah ya... beberapa hari ini, Dek Lou udah bisa buka pintu sendiri. Ternyata dia sudah semakin tinggi ya🥰🥰. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pintu dapur dan ruang tamu, aku kunci.
Akhir-akhir ini, dia sedang suka pake peci atau helm. Trus dia muji diri sendiri 'ga(n)teng' 😆😆😆😘. 
Gemassss.....


Merah Itu Aku 
Jogja, 5 Mei 2019
Continue reading Tarawih Pertama Tahun Ini

Saturday, May 4, 2019

Melatih Kemandirian Hari ke-10

Hari ini Kakak Athar wisuda TK. Tak terasa ya bocah ini udah mau masuk SD aja... Aku berasa perlu untuk oles-oles krim anti aging😅😅.
Idealnya, sebagai orang tua, kami datang berdua. Ternyata oh ternyata, Mr. Right harus berangkat kerja pagi tadi. Berangkat lebih pagi dari kami, pulang lebih siang dari kami. Bahkan, setelah maghrib, belio harus berangkat lagi.... huhu... 

Alhamdulillah anak-anak besar udah bisa ngurus diri sendiri. Terutama anak yang mau wisuda, masya Allah semangatnya dari bangun tidur udah langsung mau bangun. Mandi dan pake baju sendiri ga pake drama, ga pake guling-gulingan di kasur dulu. 
Kalo kakak Zidan, masih pake alesan ini anu itu sebelum akhirnya mandi. Tapi piket buka korden udah oke.

Hari ini dan kemaren, aku mulai mendisiplinkan pemakaian sabuk pengaman. Selama ini, mereka hobi banget jalan-jalan di dalem mobil. Yang sering bikin aku kesel dan terganggu.
Kemandirian yang aku terapkan kepada anak-anak besar selama ini, sebenernya bukan hal yang belum pernah dan belum bisa mereka lakukan. Tapi lebih mendisiplinkan dan menyadarkan bahwa hal-hal tersebut sudah selayaknya mereka lakukan.

Untuk dek Lou, aku masih perlu lebih konsisten. Makan sendiri masih aku latih pelan-pelan. Makan snack aja dulu. Karena dia mulai susah makan lagi... terpoteque hati emak, dek...
Toilet training masih berlanjut. Dia udah mulai memberi tanda-tanda yang lebih jelas, meskipun belum bisa bilang 'pipis'. Dan aku beberapa kali terlambat bawa dia ke toilet😄😄.


Merah Itu Aku
Jogja, 4 Mei 2019

Continue reading Melatih Kemandirian Hari ke-10

Friday, May 3, 2019

Melatih Kemandirian Hari ke-9

Setiap anak memang unik. Tidak bisa dibandingkan antara anak satu dan anak lain. Meskipun terkadang orang tua masih khilaf membandingkan si kakak dan adek dalam hati mereka yang paling dalam😑.

Hari ini, Kakak Zidan dan Kakak Athar sudah lebih baik mengurus diri sendiri, mandi dan makan sendiri. Makannya banyak dan habis. Menu makan favorit mereka, ayam kecap😁. Tapi masa sih tiap hari masak ayam kecap, demi mereka makan sendiri dan habis😅.
Menutup gorden pun sudah tidak perlu disuruh dengan berulang kali. 
Yang masih PR adalah sholat tepat waktu. Kalo sholat maghrib alhamdulillah sudah oke. Karena mereka tau bahwa waktu sholat maghrib paling singkat. Kalo ditunda-tunda bisa kelewatan. Sedihnya, rumah kami jauh dari masjid. Jadi sholatnya di rumah😔.

Kemajuan toilet training Dek Lou sudah mengalami kemajuan. Yah meskipun masih pake kode-kode karena dek Lou belum bisa mengucapkan kata 'pipis'. Intensitas mengompol sudah mulai berkurang 😊🥰.
Hari ini dek Lou mau makan sendiri. Makan puding. Berantakan? Iya...masih berantakan. Tapi gapapa dek.. pelan-pelan.


Merah Itu Aku
Jogja, 3 Mei 2019

Continue reading Melatih Kemandirian Hari ke-9

Klaster 1: Buku

Sesuai dengan urutan berbenah yang aku pilih di klaster 1 ini, setelah berbenah dapur, sekarang aku berbenah buku. Awalnya aku pikir akan terlalu sulit menentukan buku-buku mana yang harus aku singkirkan, ternyata tidak terlalu. Memang ada beberapa buku yang akhirnya tetap aku pertahankan karena berbagai alasan😅.

Bhaique...mari kita mulai.

Proses declutter dan organizing yang aku lakukan:

1. Aku membuat 3 sub-kategori buku dengan 3 lokasi penyimpanan berbeda.
Sub-kategori buku pribadi dan Mr. Right. Aku letakkan di lemari kaca di dekat ruang tamu. Awalnya buku craft aku pisahkan di lemari peralatan craft. Tapi karena kurang efektif, akhirnya aku putuskan untuk menggabungkan bersama buku-buku yang lain di lemari kaca.

Koleksi buku pribadi dan Mr. Right
Gaya penyimpanan berdasarkan ukuran buku. Buku yang lebar, aku letakkan di kanan kiri, kemudian aku urutkan dari yang tinggi ke rendah. Penampakannya seperti pada foto di atas.

Sub-kategori buku anak. Disimpan di rak buku yang terletak di kamar anak. 

Koleksi buku anak di dalam kamar
Buku disimpan dengan urutan dari yang lebar kemudian tinggi rendah. Di atas rak, aku pake beberapa kotak kardus untuk menyimpan buku sekolah, Al Quran dan iqro'. Buku tulis, aku tumpuk di rak paling bawah dengan tumpukan vertikal karena terlalu banyak. Buku tulis itu untuk kegiatan di rumah saja sebenernya, jadi tidak ada urgensi untuk meletakkan dengan lebih bukuwi agar mudah dikenali.
Yang lain, ada board book, buku seri Nabi, komik anak, dan activity book (buku menggunting, menempet dan mewarnai).

Sub-kategori majalah. Selama ini aku kumpulkan di laci bawah televisi. Beberapa harus aku singkirkan karena memang double. Anak-anak sekolah di yayasan yang sama, di mana setiap bulan langganan majalah yang sama pula. Alhamdulillah, setelah Kakak Athar masuk SD, majalah yang dibagikan cukup 1 saja untuk Kakak Athar dan Kakak Zidan. Jadi permasalahan double majalah tidak akan terjadi lagi.
Majalah yang aku pertahankan, rencananya akan aku jilid. Sudah aku urutkan, tinggal masukkan ke penjilidan.
Nantinya setelah dijilid, majalah akan aku letakkan di bawah meja ruang tamu.

Buku-buku yang aku pertahankan adalah buku yang kondisinya masih baik, masih sering dibaca, buku-buku favorit, dan buku-buku penting.
Selain buku-buku yang memenuhi kriteria di atas, aku singkirkan.

Hasil decluttering buku
Buku-buku yang tidak aku pertahankan akan aku pisahkan lagi.
- buku-buku anak akan disumbangkan ke panti asuhan
- novel dan buku-buku lain akan diberikan ke orang-orang yang menginginkannya
- buku dengan kondisi tidak baik akan diberikan ke tukang loak.

Kebiasaan baik terkait buku yang disimpan:
1. Setelah selesai membaca, buku dikembalikkan ke tempat semula.
2. Malam sebelum tidur, pastikan semua buku sudah kembali ke tempatnya.
3. Membuka pintu lemari secara berkala, untuk menjaga kelembapan buku-buku di dalamnya.
4. Memberi sampul plastik agar buku rapi dan awet (kecuali untuk board book).
5. Sebulan sekali, mereview ulang isi rak buku, untuk melihat apakah ada buku yang perlu di declutter.

Untuk selanjutnya, aku akan lebih selektif dalam menambah koleksi buku.


Merah Itu Aku
Jogja, 3 Mei 2019


Continue reading Klaster 1: Buku

Thursday, May 2, 2019

Melatih Kemandirian Hari ke-8

Masih berusaha untuk mengajarkan anak-anak membereskan tempat tidur dan membuka korden di pagi hari. Berkejaran dengan waktu mempersiapkan sarapan dan memantau aktivitas pagi anak-anak, aku merasa perlu merubah strategi. 
Sebenernya tugas harian itu bukannya ga bisa mereka kerjakan, kecuali bagian nglipet selimut mungkin memang masih harus dibantu. Tapi untuk merapikan bantal guling serta membuka tutup korden kan bukan sesuatu yang ga mampu mereka kerjakan. Memang ya...tantangan ini bukan hanya tentang bagaimana mengajarkan hal baru. Tapi juga tentang mengajarkan kesadaran untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya sudah bisa mereka lakukan.
Aku kudu setrong.....🤸‍♀️🤸‍♀️

Untuk Dek Lou, aku juga belum berhasil melatih makan sendiri. Alasannya sih karena dia agak susah makan. Jadi, mending aku suapin selagi mau makan. Besok aku coba bikin finger food ah...aku lihat dia lebih suka makanan yg bisa digenggam. 
Aku harus semakin kreatif ngoprek dapur nih.
Sesungguhnya, dek Lou akan amat hepi ketika makan sepiring bareng kakaknya. Dia ambil-ambil sendiri dari piring kakaknya. 
Semangat untuk tantangan besok ya, boys😘😘


Merah Itu Aku
Jogja, 2 Mei 2019

Continue reading Melatih Kemandirian Hari ke-8

Wednesday, May 1, 2019

Melatih Kemandirian Hari ke-7

Libur sehari kami manfaatkan untuk mengunjungi Jogja Exotarium. Baru pertama kali ke situ, padahal ga nyampe 10 menit perjalanan dari rumah. Dan ternyata lumayan banyak juga hewan yang bisa diliat. 

Anak-anak besar happy banget waktu pagi-pagi kami kasih tau kalo mau ke kebun binatang. Mereka semangat bersiap-siap. Piket buka korden berhasil. Beresin kamar masih belum berjalan sesuai harapan.

Mereka semangat mandi dan makan sendiri. Bahkan pas makan siang di rumah, mereka masih bersemangat makan sendiri. Dan banyak. Makannya masih ada yang berceceran, tapi langsung di sapu oleh Kakak Athar tanpa aku suruh. Huhu... aku terharuuu...

Di Jogja Exotarium, anak-anak besar naik kuda, panahan, dan terapi ikan. Kakak Athar berani foto bareng iguana dan musang. Ih...hebat banget... kakak Zidan mau foto juga, cuma ga mau pegang😆.



Dek Lou belum aku kasih pegang hewan-hewan itu. Cuma liat dan kenalkan nama-namanya. Hampir semua dia panggil 'kuh..kuh..' 🤭🤭.
Sepulang dari sana, Dek Lou langsung tidur lumayan lama. Begitu bangun, dia langsung ikutan makan sepiring bareng kakak Athar😁. Meskipun masih jatuh-jatuh, tapi makannya banyak dan bersemangat.

Hwaaa...hari ini cukup lelah..karena abis jalan-jalan masih nerusin beres-beres buku kamar kakak. Tapi happy pastinya. Liburan ga di rumah aja yang sering bikin anak-anak kelamaan nonton tivi. 


Merah Itu Aku
Jogja, 1 Mei 2019
Continue reading Melatih Kemandirian Hari ke-7