Sunday, May 12, 2019

Cerita Puasa Hari ke-6

Setelah berbagai drama-drama yang terjadi, nampaknya di hari ke-6 puasa, kami sudah mulai terbiasa. Terutama untuk Kakak Athar yang baru tahun ini memulai latihan puasa hingga maghrib. Tahun lalu, 2 hari berhasil puasa sampai maghrib, sisanya jam 10 sudah mengeluh lapar, haus, dan berakhir dengan tangisan pilu yang bikin aku tak tega kalo harus 'memaksanya' puasa.

Tahun ini, bulan Juni, Kakak Athar sudah menginjak 7 tahun. Jadi memang aku mulai membiasakan dia berpuasa sampai maghrib. Alhamdulillah, di hari ke-6 berpuasa, keluhan haus dan lapar baru terdengar di sore hari menjelang ashar.

Pun bagi aku yang di awal-awal puasa mengalami migren parah di siang hari. Penyesuaian. Sebagai busui, puasa tahun ini tidak seberat tahun lalu karena Dek Lou sudah mulai banyak makan. Tahun lalu, Dek Lou baru belajar makan, sehingga kebutuhan menyusu nya masih tinggi.
Tapi memang tantangan puasa bagi busui adalah rasa haus yang luar biasa ketika menyusui.
Aku memutuskan untuk menutup dapur beberapa hari ini. Demi menjaga kewarasan jiwa ragaku dan terpenuhinya asupan makanan di saat berbuka dan sahur bagi kami sekeluarga. Ga ada komplain dari Mr. Right๐Ÿ˜.

Puasa tahun ini, Kakak Zidan sudah mulai berkurang banget ngeluhnya. Meskipun di awal puasa, dia sakit tenggorokan serta mengalami gatal-gatal di seluruh tubuh yang entah karena apa, dan Alhamdulillah sudah mulai sembuh. Tahun lalu, dia hanya sehari yang puasa sampe duhur, itupun karena aku bangun kesiangan dan kami tidak makan sahur, sisanya puasa sampai maghrib๐Ÿ˜๐Ÿ˜Ž.

Semangat berpuasa ya, anak-anak soleh๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜.


Merah Itu Aku
Jogja, 12 Mei 2019
 

0 comments:

Post a Comment