Showing posts with label gemarapipratama. Show all posts
Showing posts with label gemarapipratama. Show all posts

Sunday, August 25, 2019

,

Wisuda Online Gemari Pratama


Kemaren aku wisuda online kelas Gemari Pratama. Rasanya campur aduk banget. Ada rasa bahagia karena bisa melalui proses berbenah, tapi ada rasa sedih karena harus berpisah dengan keseruan diskusi dalam kelas. Aslik...temen-temen sekelas emang ajaib banget tingkahnya😆😆. Dan yang paling ajaib adalah kemampuan mengeluarkan wa sticker yang aneh dan bikin ngakak. Aku akan sangat merindukan kalian, gaes....
Di balik keajaiban temen-temen sekelas, mereka adalah orang yang ahli di bidangnya masing-masing. Dan mereka akan dengan senang hati berbagi pengalaman dan ilmu. Uuuhhh...bener-bener bikin kangen😭😭.

Beberapa hari yang lalu, aku diminta Mba Rati, fasilitator kelas 6 (ada 8 kelas di Gemari Pratama batch 1. Dan aku masuk kelas 6), untuk memberikan sepatah dua patah kata mewakili kelas saat wisuda. Berhubung aku emanh orang yang ga bisa nolak, aku pun menyetujui😆😆.

Dan inilah speech aku di wisuda online kemaren🤭

Assalamualaikum wr wb, 
Selamat malam, semuanya😊😊😊 

Alhamdulillah... pada akhirnya kita berhasil melalui segala proses berbenah dengan segala hal yang mengiringinya. Selamat kepada kita semua yang telah berhasil melawan segala rasa enggan, lelah, sedih, dan rasa-rasa ajaib yang lain. Pada akhirnya, hanya rasa bahagia yang tersisa melihat apa yang telah berhasil kita capai saat ini. Dan sungguh, berbenah bersama gemarrapi merupakan pengalaman berbenah yang sangat membahagiakan dan begitu personal sehingga kita tidak bisa membandingkan dengan proses yang dijalani orang lain.  
Di kelas gemarrapi, kami berkumpul bersama teman-teman dengan latar belakang berbeda tetapi memiliki kesamaan dalam menuju gemarrapi. Dalam keanekaragaman latar belakang ini, kami diberi kesempatan untuk belajar berbagai hal. Banyak sekali ilmu baru di luar berbenah yang kami dapat. Baik dari fasilitator, maupun sharing dari teman-teman kelas. Ada juga kesempatan untuk mengenal gemarian dari kelas lain saat moving class dan Bumagi tamu. Juga kesempatan menggali ilmu dari pendiri-pendiri Gemarrapi yang benar-benar 'jorjoran' membagi ilmunya. 

Terima kasih kepada fasilitator kelas 6 mba ratih dan mba fitri yang sudah seperti sahabat bagi kami sehingga sangat menyenangkan berdiskusi bersama dalam kelas. Terima kasih kepada teman-teman kelas 6 atas keseruan stiker nya. 

Sekali lagi selamat kepada semua yang telah berhasil mencapai titik ini. Semoga kita konsisten ber-gemarrapi dan ke depannya bisa ikut menularkan ke-gemarrapi-an ke orang-orang di sekitar kita. 
Terima kasih kepada semua orang yang berada di balik gemarrapi. Semoga gemarrapi semakin berkembang besar dan mencapai tujuannya yg mulia. 
Terima kasih atas waktu yang diberikan 😊. 

Wassalamualaikum.

Uwuwuw...meskipun online, tapi cukup bikin grogi lho kasih speech di grup yang dihadiri oleh lebih dari 200 orang. Khawatir typo dan mempermalukan kelas😅😅.

Ada yang bikin aku terkejut dan bahagia. Aku masuk menjadi salah satu dari 16 best student.. huhu...sebenernya masih banyak yang lebih baik dari aku😗😗😗. Bahagia dan terharu akutuuu...


Sertifikat apresiasi dan sertifikat partisipasi

Terima kasih Gemar Rapi, terima kasih Mba Rati, dan terima kasih untuk teman-teman kelas 6, atas semua dukungan, ilmu, dan suasana kekeluargaan selama 6 bulan ini.


Merah Itu Aku
Jogja, 25 Agustus 2019
Continue reading Wisuda Online Gemari Pratama

Sunday, July 28, 2019

, ,

Berbenah Halaman Rumah (Klaster 3)

Akhirnya sampai juga di penghujung proses berbenah di Kelas Gemarrapi Pratama. Tapi proses berbenah masih akan dilakukan secara berkala. Dan kalo buatku pribadi, ada target untuk mengulang kembali dari klaster 1 supaya benar-benar mantap. Meskipun sudah banyak barang-barang yang dikeluarkan dari rumah, tapi masih ada saja barang-barang yang butuh untuk direview keberadaannya di rumah.

Tugas kali ini adalah terkait dengan berbenah halaman rumah atau area di luar rumah yang masih masuk di area rumah kita

1. Ceritakan pengalaman berbenah halaman rumah yang sudah dikerjakan. Jawab pertanyaan di bawah ini: 

A. Apa saja hambatan dalam berbenah halaman rumah? Bagaimana strategi dalam mengatasinya? 
Hambatan dalam berbenah halaman rumah adalah cara menyingkirkan beberapa karung pasir sisa pemasangan paving block. Karung-karung berisi pasir tersebut ada yang diletakkan di halaman belakang, dan ada yang diletakkan di halaman depan. Sungguh amat sangat mengganggu pemandangan.
Setelah dilakukan diskusi di kelas, ada beberapa ide untuk membuat sesuatu dari pasir yang tergeletak tersebut:
Dibuat pot
Ga kepikiran lho pada awalnya. Setelah muncul ide itu dari temen sekelas, akhirnya aku mencari-cari contoh dan tutorial pembuatannya. Selain bisa dipakai sendiri, pot-pot itu bisa dijual🤑🤑🤑.

Dibuat tempat duduk
Ini juga ga kepikiran. Setelah ditunjukkan gambarnya, aku baru terpikirkan. Dan memang butuh pasir yang banyak kalo bikin tempat duduk, serta semen😁 

B. Apakah ada dari checklist RASA yang belum terpenuhi saat berbenah halaman rumah? Sebutkan dan bagaimana solusi untuk hal tersebut?
Rapi:
Halaman rumah jauh dari rapi karena banyak rumput liar, berkarung-karung pasir, dan tanaman yang tumbuh tak tentu arah.
Solusi: mencabuti rumput-rumput liar, memanfaatkan sisa pasir untuk membuat pot (belum eksekusi), merapikan tanaman-tanaman agar tumbuh teratur.

Aman
Penutup lampu taman pecah sehingga menyisakan bagian yang tajam. Selama ini ditutup menggunakan baskom.
Solusi: segera mengganti penutup lampu taman.

C. Bagaimana cara teman-teman dalam mempercantik halaman rumah? 
Karena aku belum bisa merawat bebungaan, aku hanya menanam dedaunan. Sudah ada beberapa taman tersedia: daun sirih, daun pandan, sereh, dan beberapa tanaman yang aku tak tau namanya. Supaya cantik, aku harus rajin merapikan daun-daunnya agar tidak tumbuh liar ke segala arah, serta rajin mencabuti rumput liar.

2. Lampirkan hasil berbenah halaman rumah. Sebelum dan sesudah dibenahi (bila ada dan memungkinkan). 
Baru ada foto sebelum berbenah. Foto akan ditambahkan jika halaman sudah benar-benar fotoable🤭.


Mersh Itu Aku
Jogja, 28 Juli 2019

#Task15GP #GP1 #gemaripratama #angkatan1 #klaster2 #gemarihalaman #menatadirimenatanegeri #gemariclass #metodegemarrapi #indonesiarapi #serapiitu #segemariitu #RASA 


Continue reading Berbenah Halaman Rumah (Klaster 3)

Sunday, July 21, 2019

, ,

Berbenah Kamar Mandi dan Toiletries (Klaster 3)

Sudah hampir selese aja nih kuliah Gemarrapi Pratama aku. Secara mindset sudah mulai terbentuk. Yang paling berasa adalah ketika melihat barang lucu nan menggemaskan, aku tidak serta merta membelinya. Butuhkah aku? Seberapa butuh? Apakah fungsinya bisa diganti dengan sesuatu yang sudah ada di rumah? Apakah ada tempat untuk menyimannya? Kira-kira pertanyaan itu harus mendapat jawaban, sebelum aku memutuskan untuk membeli dan membawanya pulang😆😆😆.

Berbenah kali ini adalah kamar mandi dan toiletries. Menurutku tidak terlalu sulit karena isi kamar mandi dan stok toiletries ku emang ga banyak. 

1⃣ Ceritakan pengalaman berbenah kamar mandi dan toiletries yang sudah dikerjakan. Jawab pertanyaan di bawah ini: 
A. Seperti apa gambaran kamar mandi ideal yang diidamkan? Apakah sudah tercapai? 
Kamar mandi ideal yang diidamkan adalah kamar mandi yang mudah dibersihkan dan tidak terlalu banyak barang di dalamnya.
Kamar mandi saat ini sudah ideal😁.

B. Apa saja hambatan dalam berbenah kamar mandi dan toiletries? 
Tidak ada hambatan yang berarti dalam berbenah kamar mandi dan toiletries. Hanya menyingkirkan beberapa botol shampo yang tidak cocok menurut kami, tapi masih ada di kamar mandi.
Untuk kamar mandi anak lumayan banyak yang disingkirkan, seperti pasta gigi yang masih tersisa sedikit tapi tidak pernah digunakan lagi, serta beberapa botol sabun dan shampo bergambar robot kesukaan yang sempat tidak boleh disingkirkan karena mereka masih sayang😅.

C. Apakah ada dari checklist RASA yang belum terpenuhi? Sebutkan dan bagaimana solusi untuk hal tersebut? 
Yang belum terpenuhi adalah ALAMI. Kamar mandi kami tanpa ventilasi. Solusi yang dilakukan adalah memasang exhaust fan di langit-langit kamar mandi dan menyalakan lampu setiap masuk kamar mandi.

D. Bagaimana kebiasaan yang selama ini dikerjakan dalam rangka menjaga kerapian kamar mandi dan toiletries? 
- Membersihkan kamar mandi seminggu sekali.
- Membersihkan langit-langit kamar mandi sebulan sekali.
- Mencuci handuk seminggu sekali.
- Menjemur handuk setiap habis mandi.
- Menyimpan stok toiletries untuk kebutuhan sebulan.

2⃣ Lampirkan hasil berbenah kamar mandi dan toiletries. Sebelum dan sesudah dibenahi (bila ada dan memungkinkan). 

Yang difoto before-after stok toiletries aja ya... mendadak ga pede nunjuk-nunjukin foto kamar mandi😆😆.


Continue reading Berbenah Kamar Mandi dan Toiletries (Klaster 3)

Sunday, June 30, 2019

,

Berbenah Mainan (Klaster 2)

Materi yang ditunggu-tunggu banget nih😄. Ish..padahal tiap dapet materi baru, komentar nya gini mulu😌.
Gimana ga ditunggu banget ya... dengan penduduk mayoritas laki-laki kecil, sebuah keniscayaan bahwa rumah kami penuh dengan mainan. Berantakan? Tentu saja, Rosalinda...
Ada 2 kotak besar dan 2 kotak berukuran sedang berisi mainan di dalam kamar anak-anak. Serta ada 2 kotak di luar kamar berisi mainan, nangkring ganteng di bawah meja depan televisi.
Tapi begitu dapet materi ini, aku merasa mendapat harapan bahwa kami bisa melalui tahap decluttering mainan dengan baik, demi terciptanya kondisi rumah yang lebih huni-able😉.

Sayangnya, saat ini kami masih dalam rangka mudik part-2. Jadi bikin rencana-rencana aja dulu😌.

Bagaimana respon anak-anak saat tahu mainannya akan dibenahi?
• Mereka khawatir kalo aku bakalan membuang mainan-mainan kesayangannya. Tapi sudah aku jelaskan bahwa mainan-mainan yang akan disingkirkan adalah mainan yang sudah tidak layak:
1. Kondisi sudah tidak utuh. Misal: mobil-mobilan yang sudah kehilangan rodanya, catur yang sudah tidak lengkap jumlah pionnya, robot yang sudah tak bertangan, dkk.
2. Tidak sesuai usianya.
3. Tidak aman. Ini bisa masuk poin 1 juga sih, misal: mainan yang pecah, menyisakan bagian tajam.

Apa saja hambatan dalam berbenah mainan?
• Ini belum dipraktekkan, tapi sepertinya akan bertemu hambatan:
1. Dek Lou yang selalu ikutan apa saja yang aku lakukan. Akan membuat proses berbenah sedikit lebih lama. Nanti akan dilakukan pengalihan perhatian agar proses berbenah aman sentosa. Atau dipilih waktu terbaik saat Dek Lou bobo😁

2. Jumlah mainan yang cukup banyak, membuat aku galau mulai dari mana. Tapi berdasarkan curhat-curhat di kelas, aku mendapat pencerahan untuk memulai dari mainan yang besar dahulu.

3. Kakak-kakak yang cukup posesif dengan mainannya. Berdasarkan pengalaman, meskipun sudah diberi kriteria mainan yang boleh disimpan, mereka akan membuat kriteria ala mereka sendiri😌.

Bagaimana proses memilahnya? Adakah kriteria tambahan? Seperti apa kriteria seleksi yang digunakan?
• Sebenarnya kami sudah melakukan pemilahan terhadap mainan. Namun karena jumlah yang cukup banyak, sehingga banyak kotak mainan yang sudah tak sanggup menampung mainan dalam kategori tersebut. Kategori mainan:
1. Mobil-mobilan
2. Robot-robotan
3. Lego
4. Part of Gundam (entahlah...ini sebenernya sampah ya menurut aku. Tapi menurut anak-anak dan Mr. Right, bagian-bagian Gundam yang sudah tak berbentuk ini masih berguna. Ah..bhaique...jika itu yang kalian inginkan😏).
5. Balok susun dan mainan bongkar pasang yang bisa dibentuk sesuai keinginan (aku tak tau bagaimana menamakannya. Tapi mainan berbahan plastik itu terdiri dari mur dan baut, obeng, bagian-bagian yang dapat dirangkai. Next aku kasih fotonya ya😉).
6. Boneka monster dan boneka tangan.
7. Aneka hadiah dari makanan cepat saji.
8. Kelereng.
9. Gangsing.
10. Kartu entah yang masih ga boleh dibuang. Meskipun aku sering buang-buangin juga pas nyapu dan ada yang tercecer😈😈.
11. Mainan kendaraan besar yang tidak bisa masuk kotak.

Sementara ini dulu kategorinya (wow..banyak juga ya🤣🤣). Entah akan bertambah atau berkurang setelah praktek. Setiap kategori aku masukkan ke tempat khusus. Ada yang dimasukkan kotak, ada yang dimasukkan ke dalam kantong-kantong.

Adakah kesulitan dalam menata mainan? Bila ada, strategi apa yang digunakan untuk mengatasi hambatan tersebut?
So far, kesulitan terletak pada jumlah mainan. Strategi yang digunakan adalah decluttering dengan baik dan benar😁.

Kiranya cukup sekian. Hal-hal terkait praktek dan foto-foto berbenah, akan ditambahkan setelah praktek berbenah mainan selesai dilaksanakan😎😎😎.


Merah Itu Aku
Cilacap, 30 Juni 2019



Continue reading Berbenah Mainan (Klaster 2)

Sunday, June 23, 2019

,

Berbenah Dokumen dan Kertas (Klaster 2) 

Alhamdulillah kuliah Gemar Rapi sudah memasuki Klaster 2. Kami kembali ke kelas awal. Tidak ada penjurusan lagi di klaster 2. Padahal menurutku, penjurusan sesuai urutan masing-masing individu lebih menyenangkan. Tapi mungkin ada pertimbangan-pertimbangan tertentu, sehingga tim Gemarri memutuskan kembali ke kelas awal. Dan urutan berbenah diseragamkan. Tak mengapa juga. Mari berbenah😁.

Berbenah kali ini masih kurang maksimal karena kami harus mudik part-2 setelah penerimaan raport.

Hasil berbenah dokumen dan kertas selama beberapa hari di rumah:

1. Ceritakan pengalaman berbenah dokumen dan kertas yang sudah dikerjakan. Jawab pertanyaan di bawah ini: 

a. Bagaimana pembagian kategori dokumen dan kertas yang ada di rumah? 

    i. Dokumen permanen: dimasukkan ke dalam binder besar. Diberi batasan tiap sub kategori. 
       1. Dokumen keluarga, berisi: kartu keluarga, buku nikah, surat porsi haji. 
       2. Dokumen personal diberi batasan nama pemilik. Isinya: akte kelahiran, ijasah, sertifikat pelatihan, SK pengangkatan, piagam penghargaan. 
       3. Dokumen kepemilikan, berisi: sertifikat tanah dan rumah, BPKB kendaraan bermotor, buku tabungan. 

   ii. Dokumen sementara (dokumen yang memiliki masa berlaku dan butuh diperpanjang): disimpan di dompet masing-masing, untuk SIM dan kartu ATM. Disimpan di dompet gantungan kunci, untuk STNK.

  iii. Kertas untuk direspon: disimpan dalam map di bufet kaca. Saat ini sedang kosong. Jika ada, map ini berisi: tagihan PBB, kartu SPP anak-anak. 

  iv. Kertas yang perlu disimpan dalam periode tertentu: kartu garansi, bukti pembayaran PBB (1 tahun), bukti pembayaran SPP (1 bulan). 

   v. Kertas yang berisi kenangan: disimpan dalam kardus, berisi hasil gambar dan mewarnai anak-anak. Dibatasi hanya 1 kotak. Jika berlebihan, akan dideclutter hingga muat dalam kardus semua. 

b. Apa saja hambatan dalam berbenah dokumen dan kertas yang ada di rumah? 
Hambatannya adalah dalam memilih gambar anak-anak yang disimpan. Karena anak-anak tidak rela hasil gambarannya disingkirkan. Jadi akan dilakukan secara bertahap. 
Hambatan yang kedua, masih banyak kertas-kertas yang tercecer di sudut-sudut rumah. Jadi saat berbenah ruangan, seringkali menemukan kertas-kertas berceceran. Untuk kertas-kertas tercecer, biasanya langsung dimasukkan ke kotak untuk disingkirkan. 

c. Bagaimana proses memilahnya? Adakah kriteria seleksi tambahan? Seperti apa kriteria seleksi yang digunakan? 
Pemilahan sesuai kategori yang sudah disebutkan di atas dan tambahan kotak untuk kertas yang akan dikirim ke Barkasmal. 

d. Apakah ada kesulitan dalam menata dokumen dan kertas? Bila ada, strategi apa yang digunakan untuk mengatasi hambatan tersebut? 
Sepanjang proses berbenah, belum menemukan hambatan dalam menata dokumen. Memang proses berbenah dokumen dan kertas belum sepenuhnya selesai karena terpotong mudik part-2. 


Untuk foto before-after, akan disusulkan setelah mudik part-2 berakhir.  


Merah Itu Aku
Cilacap, 23 Juni 2019
Continue reading Berbenah Dokumen dan Kertas (Klaster 2) 

Friday, May 17, 2019

,

Klaster 1: Pakaian

Salah satu klaster yang bikin pusing yaitu PAKAIAN. Makanya aku taruh di akhir klaster 1😅. Aku khawatir mendadak ngambek gara-gara tak sanggup melalui proses decluttering pakaian. Bukan...bukan pakaianku. Tapi yang bikin pusing adalah pakaian Mr. Right dan anak-anak karena jumlahnya buanyaaaaaakkkk.....

Sebelumnya, mari kita kenalan dengan barang yang masuk kategori pakaian di rumah kami:
1. Atasan (kemeja, tunik, kaos, gamis)
2. Bawahan (celana, rok)
3. Jaket, jas
4. Pakaian dalam
5. Kaos kaki
6. Aksesoris (hijab, topi, peci, ikat pinggang)
7. Tas
8. Sepatu
9. Sprei, handuk, mukena, sarung, sajadah (lap dan keset masuk klaster 1: Dapur)

Proses Decluttering 
1. Apakah Anda membuat sub-kategori pakaian yg Anda gunakan sehari-hari/ hari khusus? Jelaskan alasannya (jika iya kenapa, jika tidak juga kenapa) 
Ya. Aku membuat sub-kategori, untuk memudahkan penyimpanan dan pencarian.
Sub-kategori untuk pakaianku, cukup simple-karena bukan pekerja kantoran-, aku hanya memisahkan menjadi 2, yaitu pakaian rumah dan pakaian pergi.
Untuk Mr. Right dan anak-anak, dibuat sub-kategori: pakaian kerja/sekolah, pakaian pergi, pakaian rumah, pakaian berenang. Tambahan untuk sub-kategori pakaian anak yaitu pakaian tidur.

2. Cek sepatu, tas, dan aksesoris Anda. Apakah semuanya sudah memiliki tempat/masih overwhelm? (jika overwhelm, bagaimana cara Anda menyiasatinya) 
Sepatu, tas, dan aksesoris sudah memiliki tempat khusus. Tetapi ada yang berceceran karena sudah tidak muat lagi sehingga harus dilakukan decluttering untuk menyimpan yang hanya benar-benar dibutuhkan, bermanfaat, dalam kondisi baik, dan disukai.

Proses Organizing 
1. Pastikan pakaian hasil decluttering yg telah disingkirkan (tidak disimpan), tetap dilipat dg baik, disisihkan utk donasi/jual/upcycle (buat batasan waktu ke mana dan kapan melaksanakannya). 
Pakaian hasil decluttering hanya dibagi menjadi 2 yaitu donasi dan upcycle.
Donasi ke panti asuhan dan upcycle dilakukan paling lambat, 2 minggu setelah hari raya Idul Fitri 1440H.

2. Lipat dan tata di dalam lemari yg sudah disediakan, usahakan sudah fix. Jika ada yg di luar lemari, kurangi hingga pas. Ceritakan gaya lipatan Anda.
Gaya lipatan ada 2 macam, yaitu 
- Lipatan konvensional kemudian disusun vertikal (untuk pakaian dewasa dan anak besar) 
- Lipatan ala Konmari dan disimpan di box (untuk pakaian dalam dan pakaian anak paling kecil)

Ada pula pakaian yang digantung, yaitu pakaian sekolah, kerja, dan pakaian pergi yang mudah kusut jika dilipat.


Proses decluttering dan organizing pakaian dilakukan dengan prinsip RASA:

Rapi dan teratur: pakaian yang disimpan benar-benar pakaian yang dipakai secara teratur, diketahui jumlahnya, dan tersimpan dengan rapi pada tempatnya.

Aman dan nyaman: pakaian yang disimpan adalah pakaian yang aman dan nyaman (meliputi bahan, model, dan harga)

Sehat: pakaian yang disimpan adalah pakaian yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringat.

Alami dan berkelanjutan: pakaian yang tidak disimpan, sebagian akan didonasikan dan sebagian akan di-upcycle sehingga tidak menjadi beban bumi.

Semoga setelah menemukan jumlah pakaian yang pas, kami konsisten untuk mempertahankannya, bukan malah membeli banyak untuk mengisi kekosongan #eh 🤣🤣


Merah Itu Aku
Jogja, 17 Mei 2019





Continue reading Klaster 1: Pakaian

Saturday, April 27, 2019

,

Klaster 1: Dapur (Part 2)

Setelah libur kuliah Gemar Rapi selama seminggu, akhirnya kami kembali lagi dengan task 7. Masih seputar dapur. Dan kali ini giliran kulkas😌. 
Silakan baca klaster dapur (part 1) di sini.
Untuk berbenah dapur sendiri, aku masih belum kelar. Karena ternyata saat praktek langsung, muncul ide yang tiba-tiba tercetus untuk sedikit merubah lokasi penyimpanan barang-barang perdapuran. Barang-barang yang di declutter pun semakin banyak saja🤭. Kalo udah bener-bener beres, aku share di mari.

Okay...aku lanjutkan cerita berbenah dapur ya...
Sebenernya aku udah mulai 'mengkotakkan' bahan makanan di kulkas sejak beberapa tahun yang lalu. Saat itu belum hits istilah food prep. Ato aku nya yang kurang pergaulan dengan dunia dapur pada masanya.
Memasukkan bahan makan pada kotak-kotak itu bertujuan supaya kulkas rapi dan mudah menemukan serta menyimpan kembali bahan-bahan tersebut. Karena aku gampang bete kalo berantakan, maka kotak-kotak itu amat sangat membantu. Ternyata, dengan memasukkan ke dalam kotak, bahan makanan juga semakin awet (asal treatment nya benar).

Berikut ini adalah penampakan kulkas setelah dibersihkan. Tidak banyak berubah dan memang tampak kosong di akhir minggu😁.


Dalam seminggu, aku bisa menghabiskan setengah sampai satu kilogram kentang dan wortel. Kentang dan wortel hampir selalu ada di rumah, seperti halnya telur😄.
Aku memang memasukkan kentang ke dalam kulkas supaya ga berceceran di luar. Dan alhamdulillah tidak ada kendala yang berarti karena selama ini kentang termasuk bahan yang fast moving.
Kalau telur, seminggu bisa habis 1 kilogram kerena anak-anak dan Mr. Right suka banget makan telur. Aku sih seneng-seneng aja. Masaknya gampang😌.

Tepung dan keju, aku plot dalam belanja bulanan. Tepung 1 kilogram per bulan dan keju, 2 kotak.




Isian freezer standar aja. Daging ayam seminggu setengah kilo. Biasanya buat sop atau ayam kecap. Iga sapi stoknya awet. Ga ada perkiraan berapa kebutuhan per bulan. Biasanya diisiin sama eyangnya anak-anak, sama seperti halnya bakso. Sepertinya mereka tau, kapan stok iga dan baksoku habis😁. 

Untuk bahan makanan lainnya, aku ga bisa pastikan berapa jumlah yang dibutuhkan. Tergantung menu masakan yang aku buat tiap minggu.

Evaluasi dari berbenah kulkas yang sudah aku lakukan:
1. Aku masih menemukan bahan makanan yang sudah membusuk gara-gara aku beli makan di luar dan ga masak. Trus besok2annya lupa kalo punya sayur itu karena menu masaknya udah beda😔
2. Pastri instan masih tersisa secuil di freezer dan ternyata sudah kadaluarsa. Sedih banget... udah lama ga berhubungan dengan pastry sampe lupa masih punya simpenan.

Rencana ke depan, aku tetap akan melakukan food preparation lebih disiplin lagi agar tidak ada bahan makanan yang terbuang.

Kebiasaan baik yang akan rutin dilakukan:
1. Harian:
- mencuci peralatan masak dan makan, segera setelah digunakan
- mengganti lap tangan 2 hari sekali

2. Mingguan:
- mengganti keset dapur
- mencuci rak piring samping sink
- mengecek kondisi duo bawang

3. Bulanan:
- membersihkan kulkas
- cek stok persediaan bahan makanan

Alhamdulillah mendapat dukungan dari suami tercintah untuk mengurangi barang-barang dapur secara besar-besaran. Semoga tidak dijadikan alasan untuk beli peralatan dapur yang baru🤭.

Merah Itu Aku
Jogja, 27 April 2019




Continue reading Klaster 1: Dapur (Part 2)

Sunday, April 14, 2019

,

Klaster 1: Dapur (Part 1)

Alhamdulillah... tibalah saatnya aku turun ke lapangan juga... lapangan pertama yang diurus adalah DAPUR. Ini sesuai dengan pilihan masing-masing. Aku pilih dapur karena aku sebenernya suka masak. Tapi akhir-akhir ini aku mulai jarang masak karena dapur yang semakin sumpek dengan barang-barang tidak jelas.
Yang pertama dilakukan adalah decluttering peralatan dapur.
Proses Decluttering.
1. Apakah Anda membuat sub-kategori di setiap kategori dapur Anda? jelaskan alasannya (jika iya kenapa, jika tidak juga kenapa. untuk memudahkan cek materi halaman 4)
Ya. Ada tambahan sub kategori untuk peralatan makan dan bahan makanan. Untuk peralatan makan, dipisahkan untuk yang dipakai sehari-hari dan untuk acara-acara tertentu (misal arisan atau keluarga besar datang berkunjung). Untuk bahan makanan, dipisahkan untuk bumbu dapur/bahan makanan mentah (sayur, buah, daging, telur) dan bahan makanan kemasan.
1) peralatan makan (piring, sendok, gelas, mangkuk)
○ Dipakai sehari-hari
○ Untuk acara tertentu saat banyak orang berkunjung
2) peralatan memasak (panci, wajan, kukusan)
3) bahan makanan (di pantry dan di dalam kulkas)
○ Bumbu/bahan makanan mentah
○ Bahan makanan kemasan
4) peralatan kebersihan (serbet, lap, keset, sabun cuci, spons cuci piring, sikat botol)
5) peralatan elektronik (magic com, kulkas, dispenser, oven listrik, toaster, mixer, blender)
6) container makanan dan minuman (toples, kotak makanan, botol minuman, teko air) -- tambahan kategori karena aku suka sekali memasukkan makanan ke dalam kotak sebelum dimasukkan kulkas


2. Cek menu keseharian Anda, bagaimana pola makan Anda dan keluarga? Apakah barang di dapur sudah memenuhi atau justru berlebihan? bisa Anda ceritakan barang apa saja yang sering digunakan dan tidak atau belum sama sekali digunakan.
○ perbandingan masak dan beli makanan jadi, hampir 50:50. Tapi sedang mengusahakan untuk lebih rajin masak.
○ ada beberapa peralatan masak yang double dan jarang dipakai. Untuk peralatan makan minum akan dikeluarkan, hanya yang sering digunakan saja. Untuk barang yang digunakan saat banyak keluarga berkunjung, disimpan di lemari.
○ ada beberapa kotak makanan yg dikurangi karena berlebihan. Yang disingkirkan adalah yang jarang digunakan.


Daftar alat yang dikurangi:
  • wajan (awalnya 2, tapi yang sering dipakai hanya 1)
  • Blender (awalnya 2 karena saat pindahan, blender belum ikut pindah, akhirnya beli lagi. Sekarang blender sudah ikut pindah)
○ yang sering digunakan:
□ wajan (1),
□ panci bergagang (2-untuk masak air dan masak sayur),
□ panci bertelinga untuk masak air mandi
○ yang jarang digunakan (sesekali tergantung mood memasak) :
□ blender
□ mixer
□ toaster
□ oven


3. Jika barang Anda berlebih-atau merasa overwhelm, bisa ceritakan proses mengurangi perlengkapan dapur Anda. Dalam hal ini bisa Anda kaitkan dengan prinsip RASA (termasuk keputusan memilah sampah dapur).
  • Rapi dan teratur
Semua barang yang tidak masuk dalam kategori yang sudah ditentukan dan atau jumlahnya berlebihan, akan dimasukkan ke dalam kotak khusus. Jika dalam jangka waktu 1 bulan, barang tersebut tidak digunakan, maka akan disalurkan ke panti asuhan.atau orang sekitar yang membutuhkan.
  • Aman dan nyaman
Barang yang ada di dapur adalah barang yang masih digunakan, dalam keadaan baik, menimbulkan perasaan nyaman dan bahagia ketika berada di dapur. Barang yang tidak memenuhi kriteria tersebut, akan disumbangkan
  • Sehat dan bersih
Barang-barang yang ada di dapur tidak terlalu banyak dan sesuai kebutuhan, agar mudah dalam merawat dan membersihkannya.
  • Alami dan berkelanjutan
Dengan berkurangnya barang-barang di dapur, diharapkan sirkulasi udara dapur semakin lancar.
Demikianlah kegiatan decluttering klaster dapur part pertama. Nantikan part 2 minggu depan ya.

Merah Itu Aku
Jogja, 14 April 2019

Continue reading Klaster 1: Dapur (Part 1)

Wednesday, March 20, 2019

,

Pilar Gemar Rapi (Part 2)

Ini menyambung pilar Gemar Rapi part 1 yang udah tayang sebelumnya ya😉... sekarang aku mau menjabarkan pilar Gemar Rapi part 2 sesuai kondisiku.

Pilar Gemar Rapi (part 2):
5. Menyesuaikan kondisi individu (personalized)
6. RASA sebagai prinsip (principles)
7. Memenuhi standard safety dan hygiene
8. Tidak mencemari lingkungan (environment)

Penjabaran pilar Gemar Rapi:
5. Apakah Anda sudah mengetahui karakter dari anggota keluarga dalam berbenah? Jika belum, tanyakan pendapat mereka (utamakan Anda terlebih dahulu-sebagai contoh) terkait hal tersebut. Dan berikan wawasan bahwa gemar rapi menyesuaikan dengan kondisi individu.

Sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, aku banyak menghabiskan waktu di dalam rumah. Aku seorang crafter sehingga area crafting menjadi prioritasku dalam berbenah. Selain itu, aku berusaha untuk memasak makanan sehat untuk keluarga, menjadikan area dapur dan kulkas mendapat perhatian lebih. 
Untuk urusan pakaian, aku tidak membutuhkan banyak macam untuk kegiatan keluar rumah. Kalau Mr. Right, akan sulit untuk mengurangi pakaian, tas, dan sepatu karena dia banyak beraktivitas di luar rumah. Tapi nantinya akan aku bantu dia untuk declutter barang-barang dia secara besar-besaran. 

6. RASA adalah prinsip metode gemar rapi yang merupakan singkatan :
Rapi dan teratur
Aman dan nyaman
Sehat dan bersih
Alami dan berkelanjutan
Jelaskan setiap poin dari prinsip tersebut berdasar pemahaman Anda. Dalam poin ini, ada penjelasan terhadap kondisi nyaman yang diwakili oleh kata hygee. Ceritakan apa makna rasa nyaman bagi anggota keluarga dan Anda di rumah.

Rapi dan teratur
Peletakan barang-barang sesuai dengan kategori yang tentunya akan memudahkan kami untuk mengambil dan mengembalikkan barang ke tempat semula

Aman dan nyaman
Tidak ada barang berceceran yang nantinya dapat terinjak dan menyakitkan. Tidak ada barang yang diletakkan sembarangan yang dapat jatuh karena mudah tersenggol atau ditumpuk terlalu tinggi tanpa mempertimbangkan aspek keseimbangan.
Nyaman untuk melakukan aktivitas di dalam rumah. Terutama untuk anak-anak yang masih kecil.

Sehat dan bersih
Menjaga kebersihan seluruh sudut rumah, terutama area-area yang butuh perhatian khusus, yaitu dapur dan kamar mandi. Untuk membersihkan area khusus tersebut juga butuh treatment khusus agar tetap higienis.


Alami dan berkelanjutan
Mengutamakan pencahayaan dari sinar matahari di pagi dan siang hari, serta mengandalkan udara segar yang masuk dari luar rumah dibanding menggunakan pendingin udara (AC).
Berkelanjutan artinya tetap menjaga kebersihan dan kerapian secara terus menerus.

Menjaga kerapian dan kebersihan bukan berarti anak-anak tidak bisa mendapatkan kebebasan untuk berkreasi. Tapi justru dengan rumah yang tertata rapi, mereka dapat menemukan benda-benda yang mereka inginkan dengan mudah. Kemudian secara bertanggung jawab mampu mengembalikkan ke tempat semula. Sehingga mereka memiliki perasaan nyaman, senang, dan tenang ketika melakukan aktivitas di dalam rumah, inilah yang disebut hygee.

7. Cek kondisi rumah saat ini, apakah sudah sehat dan aman? Sejauh mana kehidupan sehari-hari terkoneksi dengan prinsip safety dan hygiene?

Jujurly, masih banyak yang perlu dibenahi untuk menuju kondisi yang sehat dan aman. Sementara ini, aku baru membersihkan rumah dengan ala kadarnya. Menyapu, mengepel, membersihkan kaca, membersihkan area dapur. Namun ke depannya, aku akan lebih memperhatikan kesehatan juga, seperti menjaga kehigienisan area dapur secara lebih serius.

8. Apakah ada upaya keluarga Anda agar hidup tidak mencemari lingkungan?

Sementara ini, kami belum banyak berkontribusi. Kami baru mengurangi penggunaan sedotan. Untuk pemilihan bahan makanan, aku banyak membeli dengan kemasan kaca bukan plastik. Pembelian sabun dan PKRT lain yang masih menggunakan plastik, aku pilih kemasan terbesar. Semoga ke depannya akan lebih aware untuk tidak mencemari lingkungan.

Hosh..hosh... demikianlah sedikit pengakuan tentang kondisi rumah kami... banyak sekali hal yang perlu dilakukan. Tapi kami harus semangat demi terciptanya hunian yang hygee.

2019 menuju Gemar Rapi💪💪💪💪


Merah Itu Aku
Jogja, 20 Maret 2019
Continue reading Pilar Gemar Rapi (Part 2)

Wednesday, March 13, 2019

, , , , , , , , , , ,

Pilar Gemar Rapi (Part 1)

Pilar Gemar Rapi ada 8. Tapi supaya kami lebih mudah menyerap materi, dijadikan 2 kali pembahasan (masing-masing membahas 4 pilar).
Pemahaman terhadap pilar ini penting supaya kami memiliki pondasi yang kokoh dalam menjalankan metode Gemar Rapi.

Berikut ini 4 pilar Gemar Rapi part 1:
  1. Dilakukan oleh pemilik (owner)
  2. Penguatan mindset sebagai pondasi awal (Mindset Gemar Rapi)
  3. Perubahan kebiasaan sebagai tujuan (Habit)
  4. Pengurangan barang dengan prinsip Lagom (Decluttering)
Sebelum aku terjun langsung untuk berbenah, aku harus mempersiapkan diri dan pasukan. Setelah berdiskusi dengan partner tercinta, maka beginilah kira-kira hasilnya.

1. Apakah anggota keluarga Anda sepakat dengan prinsip pilar pertama? Tanyakan pada pasangan, anak, orang tua jika tinggal bersama mereka.
Seandainya mereka sibuk dan tidak berminat untuk melakukan berbenah bersama, upaya apa yang akan Anda usahakan ke depan jika jadwal berbenah dibuat nanti?

Kami sepakat bahwa berbenah harus dilakukan pemiliknya. Hal tersebut terkait dengan perbedaan rasa serta selera untuk memaknai setiap benda yang dimiliki. 
Meskipun aku didukung penuh untuk ikut kuliah Gemar Rapi, tapi aku yakin sebagian besar kegiatan berbenah akan ada dalam kendaliku (ini adalah kalimat keren dari 'hampir sebagian besar, aku yang beresin'😆). Tapi untuk barang-barang milik Mr. Right, harus dia sendiri yang memilih dan memilah, kapan pun dia ada waktu disela-sela kesibukannya😒. Kemudian aku yang membereskan ke tempat semestinya. 
Kalo untuk anak-anak, mereka mungkin tidak akan tertarik membereskan baju pun mainan. Tetapi nanti akan aku libatkan untuk berdiskusi, mana yang mau disimpan dan mana yang mau disingkirkan. Meskipun aku yakin, diskusi itu akan berjalan alot😅.

2. Tuliskan pola pikir lama Anda dan keluarga, kemudian korelasikan dengan pola pikir baru setelah Anda membaca pilar kedua.

Awalnya aku pikir, rumah ini tidak akan pernah bisa rapi karena hanya aku yang hobi beberes. Sisanya...ah sudahlah. Namun setelah aku baca pilar kedua, aku yakin bahwa meskipun saat ini Mr. Right dan anak-anak masih berantakan menata barang-barang miliknya, mereka akan hepi ketika rumah ini tertata rapi nantinya. Aku yakin, dengan mengijinkan aku mengikuti kuliah ini, sebenernya Mr. Right berharap rumah kami lebih tertata dengan baik. Kami pasti bisa belajar bersama dan berubah ke arah yang lebih baik, rapi, dan tentunya lebih bahagia😍😍.

3. Tulis perubahan kebiasaan apa saja yang Anda dan keluarga Anda lakukan ke depan bersama Gemar Rapi

Tentu yang pertama adalah kebiasaan mengembalikan barang ke tempat semula. Ini memang perlu pembiasaan, dan aku yakin, kami bisa melakukannya bersama-sama😁.
Yang kedua adalah hanya membeli barang-barang yang benar-benar kami butuhkan, bukan yang cuma kami inginkan.

4. Apa yang Anda pahami terkait pengurangan barang dengan indikator Lagom?

Declutter bersifat individual, tidak bisa disamakan antara seseorang dengan orang lain. Prinsipnya adalah tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan. Cukup. Sesuai dengan kebutuhan. Sehingga kita akan memiliki barang-barang yang membuat hidup bahagia dan nyaman, tidak malah terbebani dengan barang-barang yang dimiliki.

Nantikan part 2 minggu depan yess😘😘😘.


Merah Itu Aku
Jogja, 13 Maret 2019



Sumber: materi Pilar-Pilar Gemar Rapi (Bagian 1)

Continue reading Pilar Gemar Rapi (Part 1)