Wednesday, October 28, 2020

Tips Menulis Untuk Pemula


Assalamualaikum,

Kali ini, aku mau sharing sedikit tentang tips menulis untuk pemula. Aku sharing bukan berarti udah lebih jago ya .... Karena sesungguhnya, aku pun masih harus banyak belajar. Tips ini berdasarkan apa yang sudah aku lakukan.

Bismillah, mari aku mulai saja.

Tips menulis untuk pemula:

1. Temukan motivasi terkuat kenapa kamu menulis.

Apa sih motivasi terkuat yang membuatmu menulis? Hal ini penting karena ketika kita mulai malas menulis, motivasi inilah yang akan membuat kita kembali bersemangat. Apa niat awal kita menulis?

Kalau aku pribadi, motivasi menulis adalah ingin menyalurkan hobi dan memberikan manfaat bagi orang lain. 

Bukankah sebaik-baiknya orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain?


2. Rajin membaca

Menulis dan membaca adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Kalau kamu ingin menjadi penulis, maka kamu harus rajin membaca.

Dari membaca, kita akan mendapat banyak tambahan ilmu dan juga inspirasi.


3. Tuliskan saja

Sering kali kita bingung mencari ide menulis. Padahal ide menulis dapat diperoleh dari mana saja. 

Beberapa cara mendapat ide untuk membuat tulisan:

- Dari apa yang sedang kamu lihat, rasakan, dan pikirkan.

- Dari kejadian yang pernah kamu alami.

- Dari cerita orang lain.

- Dari buku yang kamu baca.


Tuliskan saja, jangan takut salah. Pada awal menulis, kamu tidak perlu takut salah. Semua orang pernah melakukan kesalahan, yang paling penting adalah kita mau belajar dari kesalahan yang pernah dibuat.

Tuliskan saja apa yang mau kita tulis. Tidak perlu memperhatikan pemilihan kata atau tanda baca. Tulis saja sampai selesai. Setelah semua tulisan selesai, endapkan. Kemudian baca ulang untuk memperbaiki kesalahan yang ada.


4. Bergabung dengan komunitas menulis

Berkumpul dengan orang yang memiliki ketertarikan sama dalam menulis akan menambah semangat kita dalam menulis. Dari sana juga, biasanya kita banyak mendapat informasi tentang event dan kelas menulis lainnya.


5. Mengikuti challenge menulis

Mengikuti challenge menulis, bisa berupa project antologi atau lomba menulis. Saat ini sudah banyak sekali lomba dan kelas menulis antologi, baik yang berbayar maupun gratis. Dengan mengikuti project antologi, kita akan 'dipaksa' untuk menulis. Percayalah, setelah buku antologi kita terbit, akan membuat kita ketagihan untuk terus menulis.

Menulis antologi juga bisa menjadi batu loncatan kita untuk menuju buku solo 😄.

Biasanya, di kelas menulis tersebut akan diberikan materi kepenulisan. 


6. Konsisten menulis

Buat target menulis. Misalnya, tantang diri sendiri untuk menulis minimal 300 kata per hari. Tulis tentang apa saja. Lakukan dengan konsisten supaya kita terbiasa menulis.


7. Terus belajar

Menulis adalah belajar sepanjang masa dan dari mana saja. Jangan pernah malas untuk belajar menjadi lebih baik lagi.


8. Afirmasi 

Yakinkan diri kita bahwa semua orang bisa menulis. 


Jadilah orang yang peka, karena ide menulis berada sangat dekat dengan kita.


Selamat merangkai kata, 

Selamat menuangkan ide dengan bahagia 💕💕



Merah Itu Aku

Jogja, 28 Oktober 2020

Continue reading Tips Menulis Untuk Pemula

Sunday, October 18, 2020

Day 18. What keeps you up at night?



What keeps you up at night?

Banyak 🤣🤣

Aku memang lebih mudah diajak begadang. Terutama saat ada hal menarik yang sedang aku lakukan. Atau dikejar deadline 🤸‍♀️👻👻


1. Baca buku

Aku bisa bertahan melek ketika baca buku yang menarik. Biasanya baca novel. 

Kalau untuk bacaan non-fiksi, aku masih ngantukan aja. Huhu ... makanya di habit pertama yang ingin aku latih adalah baca buku non-fiksi sehari minimal 10 halaman. Semoga istiqomah ya...

Baru jalan hari keempat. Dan setiap baca, aku memang ngantuk 🙈🙈.


2. Menyelesaikan project craft

Beberapa kali, aku harus begadang saking merasa tanggung kalau harus berhenti. Rasanya sayang kalau harus menunggu besok untuk menyelesaikannya. Rasanya memang puas saat karya kita menjadi kesatuan utuh yang penampakannya cantik. Apalagi, saat malam adalah waktu yang sangat cocok buat bebikinan karena anak-anak lagi tidur 😁😁.


3. Menulis

Ini berkaitan dengan ide yang kadang mengalir deras saat malam tiba. Tanggung aja kalau enggak langsung dituliskan. Aku rela begadang buat nulis. Pagi-paginya, aku tinggal baca ulang dan touch up 😄


Merah Itu Aku

Jogja, 18 Oktober 2020



Continue reading Day 18. What keeps you up at night?

Saturday, October 17, 2020

Day 17. Which unique set of skills and personality traits do you possess?



Sebagai orang yang memiliki kemampuan biasa dan rata-rata, pertanyaan ini cukup menggelitik. Seharusnya, semua orang punya keunikan ya ....

Coba aku pikirkan 💡💡💡 

Berpikir selesai 

Baiklah, aku tidak akan membandingkan diriku dengan orang lain meskipun keunikan itu biasanya keliatan setelah dibandingkan dengan orang lain. Haha... 

Kemampuanku yang unik menurutku adalah bisa tampak bersikap tenang meskioun ada badai yang menghadang.

Aku anggap itu skill ya, karena pernah suatu ketika Mr. Right bilang kalau aku adalah orang yang tenang. Hihi... jadi, kemampuan unikku adalah tampak tenang meskipun hati terasa gundah gulana. Bisa menghadapi permasalahan berat dengan tetap tenang.

Selain itu, aku adalah orang yang sangat ingin mencoba apa saja. Dan kalau mencoba, aku akan mengerahkan segala daya upaya untuk melakukannya. Sesulit apa pun itu, aku akan berusaha melakukan dengan sebaik-baiknya.


Merah Itu Aku

Jogja, 17 Otober 2020


Continue reading Day 17. Which unique set of skills and personality traits do you possess?

Friday, October 16, 2020

Day 16. What makes you feel furious? Why?



Hal yang membuatku geram adalah ketika ada barang yang tidak berada di tempatnya. Trus dicari enggak ketemu-ketemu. Seakan menghilang tanpa jejak. Hihi ... receh banget, tapi sangat mengganggu.

Ada yang samaan?

Dan yang ngeselinnya, itu enggak cuma berlaku untuk barang-barang milikku aja. Coba gimana engga bikin setres kalo memergoki barang milik anak-anak yang entah gimana gampang banget berpindah lokasi, menghilang, dan tidak utuh lagi.

Aku nggak tau ya, kenapa barang-barang itu semudah itu perpindah secara misterius 😆.

Aku pernah sampe enggak bisa tidur gegara gunting kuku kesayanganku tidak berada di tempatnya. Aku sampe bongkar semua tempat penyimpanan lain untuk mencarinya. Dan akhirnya aku beli lagi saking udah ga tahan banget. Kemudian yang terjadi, seperti yang sudah-sudah. Gunting kuku yang lama, tiba-tiba muncul di tempat yang tak terduga.

Yang paling bikin geram sih urusan mainan anak. Udah aku kasih wadah biar rapiin dan maininnya gampang, eh masih sering dicampur-campur juga. Akhirnya aku harus mengalokasikan waktu untuk membereskan ke wadah yang tepat.

Sudah banyak saran untuk menurunkan standard biar ga setres. Aku pun berusaha. Tapi ketika menghadapinya, sungguh ingin rasanya kumengamuk 😭😭😭.


Merah Itu Aku

Jogja, 16 Oktober 2020

Continue reading Day 16. What makes you feel furious? Why?

Thursday, October 15, 2020

Day 15. What would you fight for?



Apa yang akan kamu perjuangkan?

Beuh ... berat beut dah ...

Yang akan memperjuangkan adalah mimpi.

Iya ... aku akan berjuang untuk semua mimpi yang aku miliki.

Meskipun sudah berusia cukup lanjut, aku tetep punya impian. Tentu saja impianku enggak jauh-jauh dari keluarga dan menulis.

Impian terhadap keluarga adalah menjadikan mereka jalan menuju surga. Aku akan memperjuangkan pendidikan anak-anak terutama agama. Mereka harus memiliki bekal agama yang kuat. Kehidupan yang akan mereka hadapi tidak mudah. Hanya ilmu agama yang akan melindungi mereka dari berbagai godaan yang ada.

Aku juga akan berjuang untuk menuju keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah dengan selalu belajar mengenali Mr. Right dan mencari ilmu untuk memperkuat hubungan yang diridai oleh Allah.


Untuk memperjuangkan impian dalam menulis, aku berusaha untuk mencari sebanyak-banyaknya ilmu. Aku mengikuti banyak kelas menulis untuk menambah pengetahuan tentang tulis menulis. Selain itu, aku membuat target pribadi untuk menulis setiap hari, minimal 300 kata. Hihi... ikutan batas minimal di KLIP ini mah 😄.


Kalau kamu, apa yang akan diperjuangkan?


Merah Itu Aku

Jogja, 15 Oktober 2020


Continue reading Day 15. What would you fight for?

Tuesday, October 13, 2020

Day 13. What do you hate about your life?




Hihi ... kemaren ditanya apa yang disuka dan hari ini, ditanya apa yang dibenci 😁. Karena kemaren aku udah jawab suka semua yang ada di hidupku, untuk jawaban dari pertanyaan hari ini "TIDAK ADA".

Kalau ada peristiwa yang tidak berjalan sesuai dengan yang diinginkan, aku enggak sampai benci sih. Tahapannya kesel aja. Engga seneng. Tapi enggak sampai merasa benci.

Buatku, tahap benci itu udah tinggi banget untuk menilai perasaan tidak suka.

Untuk tahapan perasaan di bawah benci, mungkin ada ya ... coba aku inget-inget ...

Entah kenapa, pikiranku tiba-tiba inget saat aku gagal masuk PTN dan harus kuliah di PTS selama setahun. Setelah aku berhasil masuk PTN di tahun berikutnya, semua sudah terbayarkan. 

Aku pikir sudah terbayarkan karena mengingatnya sudah tidak membuatku sakit hati lagi 😁.


Merah Itu Aku

Jogja, 13 Oktober 2020

Continue reading Day 13. What do you hate about your life?

Monday, October 12, 2020

Day 12. What do you like about your life?



Beberapa saat yang lalu, aku mengikuti sebuah kelas tentang mencintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri akan membuat kita bisa menerima diri kita sebagai kesatuan yang utuh dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Begitu pula dengan mencintai kehidupan yang kita jalani saat ini. Menerima segala kelebihan dan kekurangannya, dapat membuat kita semakin bersyukur.

Kalau ditanya, apa yang kamu sukai dari kehidupanmu?

Aku menyukai semua yang datang padaku. 

Aku menyukai rutinitasku sebagai ibu dari tiga anak laki-laki dengan segala keramean, kelucuan, dan keribetannya 😄.

Aku menyukai kegiatan menemukan ide-ide yang kemudian bisa aku tuangkan dalam bentuk tulisan. Menyukai proses menulis dan merasa bahagia bisa menyelesaikannya.

Aku juga menyukai kegiatan menyalurkan hobi crafting. Memiliki komunitas yang bisa menambah pengetahuan crafting ku.

Aku menyukai proses mengenal dan memahami diriku sendiri. Bertahap agar bisa juga mengenal orang lain terutama orang-orang yang dekat denganku 😍.


Merah Itu Aku

Jogja, 12 Oktober 2020

Continue reading Day 12. What do you like about your life?

Sunday, October 11, 2020

Day 11. What do you want people to say about you when you're not around?


Hari kesebelas ini kok kayak minta digosipin ya 😂.

Jadi gini ya, gaes ... jujurly, aku enggak suka dikata-katain sama orang lain di belakang. Aku lebih suka kalo orang ngomongin aku langsung di depanku aja.


Aku akan menghargai apa pun yang orang lain katakan tentang aku. Udah deh bilang aja ... paling kalo mengagetkan, aku bakalan diem sebentar 😁.

Kalo itu hal yang baik, aku bersyukur. Semoga kebaikan itu bisa menular kepada orang lain.

Kalo yang dikatakan ternyata sesuatu yang buruk tentang aku, insya Allah akan menjadi bahan renungan dan masukan buat aku. Masa iya sih kalo kita salah, trus dikasih tau, kita ga mau menerima dan berubah sih? Siapa coba yang engga kepengen menjadi orang yang lebih baik lagi?

Aku bukan orang yang gampang tersinggung kok. Tenang aja lah ... paling ngambek bentar. #eh😆

Menurut Mr. Right, aku itu orangnya rada 'bebal'. Kalo disindir-sindir sering enggak ngrasa. Jadi beliau kalo mau ngomongin aku, ga pernah nyindir-nyindir dan muter-muter. 

See ... aku disindir aja enggak ngerasa. Apalagi diomongin di belakang. Hihi ... Jadi, engga usahlah menghabiskan energi untuk melakukan sesuatu yang ga ada gunanya 😄.

Bagaimana perkataan itu bisa berdampak pada orang yang bersangkutan jika orang tersebut aja enggak tau? Iya kan?

Jadi, kalo kamu mau mengatakan sesuatu ke aku, bilang aja langsung di hadapanku. Enggak usah ditahan-tahan dan jadi bisul atau jerawat. Apalagi diomongin ketika aku enggak ada 😁😁.

Lagi pula, kalo ngomong langsung ke orangnya, bisa sekalian klarifikasi benar atau tidaknya. Karena ngomongin orang lain di belakang itu bakalan jadi ghibah kalo bener, tapi akan jadi fitnah kalo salah. Hihi ... sebagai pengingat diri sendiri juga kalo ini🤭. Memang godaan mengghibah itu sangat berat untuk dihindari. Etapi kegiatan mengghibah selama pandemi bisa menurun drastis kan, genks 😁

Terima kasih ya untuk semua yang berkenan jujur mengatakan segala hal tentangku tanpa menunggu aku tak ada bersama kalian 😁.


Merah Itu Aku

Jogja, 11 Oktober 2020



Continue reading Day 11. What do you want people to say about you when you're not around?

Saturday, October 10, 2020

Day 10. List of things you say you're terrible at but haven't tried

 



Kalau sebelum-sebelumnya ditanya seputar apa yang  suka dan apa yang kita kuasai, hari kesepuluh ini, pertanyaannya tentang apa yang enggak aku banget 😄.

List of things you say you're terrible at but haven't tried

1. Olah raga air

Aku fobia banget sama air. Enggak tau juga awalnya kenapa. Aku bakalan merinding saat berada di atas jembatan sungai yang lebar, takut naik kapal atau perahu.

Jadi, sampe sekarang, aku enggak bisa berenang.

Haha ... sama air aja takut, yekan...


2. Naik gunung

Selain takut air, aku juga takut ketinggian. Kalau menurut orang lain, melihat pemandangan dari atas gunung atau bukit itu indah, aku akan lebih fokus pada jarak aku berdiri ke bawah sana. 

Daripada aku ga bisa menikmati setelah sampai atas, aku memilih untuk ga naik gunung aja 😆.


3. Menyanyi

Ampuuunnn ... aku ngomong aja udah fales. Jadi, enggak usah paksa-paksa aku nyanyi.

Selain nyanyi, aku juga ga bisa main musik. Aku enggak punya feel bermusik 😂. Aku cukup puas menjadi penikmat musik saja. 


Kayaknya tiga hal itu aja yang aku ga jago dan ga pengen nyoba 😆.


Merah Itu Aku

Jogja, 10 Oktober 2020

Continue reading Day 10. List of things you say you're terrible at but haven't tried

Friday, October 9, 2020

Day 9. List of things you're good at?



Haiii ...

Duh, kalo untuk menilai diri sendiri gini berasa kepedean ya 🤣.

Baiklah, aku tulis yang saat ini aku kuasai dan berniat untuk terus belajar.


1. Macrame

Aku bisa membuat berbagai knot macrame hanya dengan melihat foto hasil akhirnya. Jadi, aku merasa lumayan jago lah ya di macrame 😁.


2. Menulis

Walaupun masih banyak yang jauh lebih jago, tapi aku punya keinginan dan semangat untuk lebih baik lagi.


Itu aja kayaknya 😂.


Merah Itu Aku

Jogja, 9 Oktober 2020

Continue reading Day 9. List of things you're good at?

Thursday, October 8, 2020

Day 8. What makes you feel fulfilled and satisfied?

 


Setelah kemaren agak melow-melow, mari kita kembali meluruskan niat mengikuti challenge ini. Tujuannya adalah untuk menemukan tujuan hidup dan passion.

What makes you feel fulfilled and satisfied?

Ketika hasil karyaku diterima dan bermanfaat bagi orang lain.

Hasil karya itu bisa berupa tulisan maupun craft.


Sederhana banget ya 💕💕


Merah Itu Aku

Jogja, 8 Oktober 2020


Continue reading Day 8. What makes you feel fulfilled and satisfied?

Wednesday, October 7, 2020

Day 7. What did you always want to do? What stops you?



Assalamualaikum 💕💕

Di hari ketujuh, aku mulai mendapatkan insight dari kegiatan journaling challenge yang aku lakukan mulai awal bulan. Tapi tahan dulu ya ... mari kita nikmati perjalanannya hingga hari terakhir 😘.


What did you always want to do? What stops you?

 

Menulis

Membaca

Crafting


Apa yang membuatku berhenti?

Panggilan anak-anak dan suami 😁


Pada akhirnya, setinggi apa pun keinginanku, secinta apa pun aku pada sesuatu, aku harus kembali pada keluarga sebagai prioritas utama.


Ya ... ini salah satu insight yang aku dapat setelah mengikuti journaling challenge hingga hari ketujuh.

Aku memang semakin yakin bahwa menulis dan crafting adalah passion-ku. Menulis merupakan kebutuhan untuk mengekspresikan perasaan dan menyampaikan pikiran, sedangkan crafting sebagai penyeimbang dari rutinitas kehidupan. Semua butuh keseimbangan.

Setiap menuangkan kata demi kata dengan perasaan menggebu tentang passion, ada bagian dari hatiku yang meronta-ronta ingin memberontak keluar. Bagaimana anak-anak? Bagaimana keluarga kecilku? Apakah aku mampu bersikap adil pada mereka?

Selama ini, mereka tidak pernah memintaku berhenti. Namun, kadang ada rasa bersalah ketika semua kegiatanku begitu menyedot banyak perhatian. Aku ingin semua bisa berjalan beriringan dengan porsi yang adil.

Ini yang menjadi PR buatku sebagai ibu dan istri. Jangan sampai passion yang dikejar membuat lalai terhadap prioritas utama.

Passion memang penting untuk kita kejar dan perjuangkan. Namun, di atas itu ada prioritas yang lebih tinggi. Keluarga.

Aku teringat kejadian beberapa tahun yang lalu. Saat itu, aku masih bekerja di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Aku pernah ditawari sebuah posisi yang lumayan tinggi. Kemudian atasanku menjelaskan segala konsekuensinya jika aku mau dipromosikan. 

Konsekuensi yang paling ditekankan adalah aku akan menghabiskan banyak waktu dan perhatian untuk pekerjaan. Itu akan berimbas pada waktu untuk keluarga.

Dia juga berkata bahwa sebagai ibu, aku pasti punya prioritas yang berbeda. Dari situ aku mulai yakin bahwa karirku tidak akan ke mana-mana. Berapa tahun kemudian, aku memilih berhenti dan mengurus anak-anak di rumah.

Alangkah membahagiakannya jika passion kita bisa dilakukan bersama anggota keluarga yang lain 💕💕💕.


Merah Itu Aku
Jogja, 7 Oktober 2020

Continue reading Day 7. What did you always want to do? What stops you?

Day 6. How does your perfect day look like?



Assalamualaikum 💕💕

Tantangan hari keenam adalah menceritakan seperti apa hari yang sempurna bagiku ...

Mari kita tuliskan bagaimana hari itu dengan sedikit mendetail.


Bangun dengan tubuh sehat dan segar

Diawali dengan bangun di sepertiga malam dengan segar dan bahagia.

Melakukan serangkaian ritual dalam suasana sunyi.

Dilanjutkan dengan cek ulang to do list hari ini.

Menulis sebentar sebelum membangunkan anak-anak salat subuh.

Anak-anak bangun tanpa drama. Kemudian kami bisa salat subuh berjamaah.

Hari yang dibuka dengan perasaan bahagia, biasanya akan berimbas pada semangat untuk melewati hari.

Jadi, mengawali hari dengan perasaan bahagia adalah koentji awal kesempurnaan hari tersebut 😁.


Olah raga

Bisa berolah raga bersama anak-anak dan Mr. Right.

Memberikan hak pada tubuh untuk senantiasa sehat dan bugar.

Jika kita mulai merasa malas, maka berolah raga lah. Jangan dibalik ya 😄.

Seorang teman mengatakan, bahwa olah raga bisa bikin hepi. Ketika kita olahraga, tubuh akan menghasilkan hormon endorfin yang dapat menghilangkan rasa sakit dan memberikan energi positif. Enggak percaya? Coba aja 🤸‍♀️🤸‍♀️


Ide menulis mengalir lancar saat jadwal menulis

Bahagia banget ini. Karena kalo udah kelar nulis, bisanya kerjaan yang lain bisa fokus. Ga kepikiran lagi mau nulis apaan. Sebisa mungkin, ide menulis sudah ada di malam hari. Jadi ketika bangun, kegiatan menulis sudah lancar.

Ide menulis itu seperti jaelangkung yang datang tak diundang, pulang tak diantar. Untuk mengatasi 'kelakuan' ide yang suka semena-mena, biasanya aku langsung menuliskan ide itu di hp supaya enggak lari. Sayangnya, kadang menuliskan ide itu membawaku terlena, mengalihkan perhatian dari kegiatan yang sedang aku lakukan. Duh ... jangan ditiru ...


Bisa masak makanan bergizi mudah dan enak

Salah satu kesempurnaan lainnya adalah bisa menyajikan makanan sehat yang laris dimakan anak-anak. Apalagi akhir-akhir ini, mereka sedang pilih-pilih makanan banget. Kesedihan ibu-ibu yang hakiki. Udah masak, tapi ga dilirik anak-anak T.T


Melewati hari tanpa drama

Karena kondisi beberapa bulan ini yang memaksa semua dilakukan di rumah, aku benar-benar mensyukuri jika bisa melewati sehari tanpa drama apa pun 💕💕.

Menutup hari dengan memberi check list pada semua jadwal harian, sambil memandang lantai rumah yang sudah bersih dari segala mainan yang berserakan.


Aku selalu menginginkan hari-hari berjalan sesuai dengan rencana yang sudah aku susun sebelumnya. Sejak mengenal bujo (Bullet Journal) setahun yang lalu, kegiatanku jadi lebih teratur. Bujo merupakan sebuah fitur analog yang dapat menampung semua keinginanku terhadap sebuah jurnal. 

Sejak kecil, aku terbiasa membuat to do list harian. Bahagia adalah ketika menjelang tidur, semua jadwal harian berhasil aku coret. Hal ini berlanjut hingga aku dewasa.  

Selain membantu merapikan to do list, bujo juga  bisa aku gunakan sebagai tempat untuk menuangkan isi hati berupa tulisan-tulisan ringan tentang yang aku alami seharian. Kadang berisi jurnal syukur atau pujian terhadap diri sendiri. 

Ke-fleksibel-an bujo benar-benar membuatku jatuh cinta.  

Sebagai orang yang terobsesi dengan keteraturan, aku akan sangat gusar ketika ada jadwal yang terlewatkan. Meskipun semakin ke sini, kadarnya semakin berkurang atas nama kewarasan. Berkurang ya, bukan hilang sepenuhnya karena masih bikin kesel juga 😆.  

Alhamdulillah, dengan bujo, aku mengenal fitur migrate yang bisa mengurangi kegusaranku ketika ada agenda yang harus mundur dan terpaksa masuk ke agenda hari selanjutnya. Kenapa bisa begitu? Karena hanya dengan menulis bujo saja, bisa membuatku mengurangi stres. Tampilan bujo sendiri sudah berhasil menghiburku meskipun melihat deretan to do list yang begitu menyita perhatian 🤣. 

Ah, jadi inget masih punya PR buat bikin tulisan tentang bujo #langsungadukadukdraft.


How does your perfect day look like?

Ketika semua agenda berjalan sesuai dengan rencana 😁. 

Apakah ada hari seperti itu? Ada dong... meskipun tidak selalu bisa terjadi 😂. Tetapi bisa diusahakan 😌.

Rasanya bisa tidur dengan nyenyak tanpa beban kalo bisa melewati hari seperti itu 😁

Sederhana ya perfect day yang aku bayangkan. Karena aku bukan orang yang suka travelling ke mana-mana, aku tidak memasukkan itu dalam perfect day-ku. Anak rumahan banget, yang di rumah aja udah bisa hepi.


Ternyata dengan menuliskan bagaimana hari yang sempurna seperti ini, dapat memberikan efek positif terhadap alam bawah sadarku. Ada rasa ingin mewujudkan semua yang tertulis. Memang benar, ketika kita memiliki keinginan, maka tuliskanlah. Dengan begitu, kita akan lebih mudah mencapainya.



Merah Itu Aku

Jogja, 7 Oktober 2020






Continue reading Day 6. How does your perfect day look like?

Tuesday, October 6, 2020

Day 5. If you had 3 extra hours a day, what would you do with them?

 


Assalamualaikum,

Hari kelima aku ketiduran 🙈🙈

Apa yang kamu lakukan jika memiliki tambahan waktu tiga jam dalam sehari?

Really? Cuma tiga jam nambahnya? 😆😆

Minta ditoyor 😌.

Jika itu terjadi, aku akan:

1. Menulis

Aku punya tanggungan beberapa naskah yang belum kelar. Padahal deadline sudah di depan mata. Ternyata nulis stripping menyedot banyak energi dan pikiran. Semoga bikin kurus #eh 🙈🙈.


2. Kurasi naskah 

Hmmm ... ternyata ini bikin pusing dan pening, Gengs. Mengurasi naskah orang lain memang membutuhkan banyak waktu. Namun, dengan melakukannya, aku banyak mendapat ilmu. Mau enggak mau, aku harus berkawan baik dengan KBBI dan PEUBI. 

Ketika kita sedang menuangkan ide ke dalam tulisan, kita memang tidak perlu memikirkan segala aturan dalam menulis. Tulis saja semua yang ada di kepala kita. Namun, jika tulisan itu akan dibaca orang lain, sebaiknya dalam bentuk yang sudah enak dibaca. Ada salah-salah itu wajar kok, tetapi jangan keterlaluan.

Bagi penulis, jangan malas untuk membaca. Dari sana, kita akan mendapat banyak pelajaran tentang cara menulis. Jadi, bacaannya juga harus yang tulisannya bener ya 😁.

Jangan malu untuk memulai menulis. Salah di awal tak mengapa. Yang penting, kita harus mau belajar memperbaiki kesalahan.

Aku pun masih banyak belajar. Salah satu cara belajar menulis adalah dengan membaca dan mengurasi naskah orang lain.


3. Revisi naskah

Duh, Gusti ... sudah memegang naskah orang lain, bukan berarti naskahku sudah beres 😆. Aku pun dapet tinta merah dari kurator lain. Haha ...

Revisi naskah kalau cuma beresin ejaan dan hal-hal teknis bisa cepet kelar. Kalo harus mempertajam konflik dan menambah adegan, itu yang mesti semedi dulu 😂.


4. Baca buku

Baca buku dan menulis memang paling enak kalo dalam suasana sepi dan tanpa gangguan. Semoga ekstra tiga jam diberikan pas anak-anak udah tidur 😁.


5. Selesaikan pesanan

Kekurangan dari craft adalah minimnya sumber daya manusia. Buat crafter rumahan macam aku, mana mungkin nambah tenaga buat ngerjain pesenan. Bingung juga kalo nambah orang buat bantuin apaan. Secara crafting itu melibatkan rasa. Jadi, memang enggak bisa diserahkan pada orang lain pengerjaannya.

(Ternyata nomer 1 - 3 masih dalam sekelompok aktivitas menulis ya 😂. )


Itulah lima hal yang ingin aku lakukan jika mendapat tambahan tiga jam sehari. Haha... enggak cukup juga ya kalo cuma tiga jam 🤣🤣. 


Merah Itu Aku

Jogja, 6 Oktober 2020


Continue reading Day 5. If you had 3 extra hours a day, what would you do with them?

Sunday, October 4, 2020

Day 4. What makes you loose track of time?



Assalamualaikum 💕💕

Masih melanjutkan 31-days journaling challenge, kita memasuki hari keempat. 

-- apa yang membuatmu lupa waktu? --

Buka media sosial, nge-game, dan scroll marketplace 😂😂😂. Siapa yang begitu? 🙈🙈🙈

Aku juga kok kadang-kadang😁. Apalagi kalo lagi stres 🤣🤣.

Tapi kalo lagi bener, ada empat kegiatan yang bikin aku sering lupa waktu:


1. Membaca

Aku sering lupa waktu kalo udah baca buku yang menarik banget. Biasanya adalah buku-buku bergenre fiksi. Para penulis itu pinter banget ya bikin pembaca penasaran. Mau udahan, tapi tanggung pengen tau terusannya 😆.

Padahal kalo udah kelar baca, sering enggak rela kalo ceritanya tamat. Dizzeg... pembaca labil.

Buku yang kuinget bikin aku sering banget lupa waktu adalah buku Dee Lestari. Meskipun udah dibaca ulang, aku bisa sampe begadang buat nyelesein. Hihi ... 

Bayangkan, enam buku Supernova bisa aku baca selama tiga hari saja. Iyaaa ... aku baru baca Supernova setelah buku Inteligensi Embun Pagi terbit. Bacanya maraton 😆.

Buku Dee Lestari yang Perahu Kertas dan Aroma Karsa cuma butuh waktu sehari buat kelar. Membaca buku-buku Dee memang kerap kali membuatku lupa waktu.

Buku lain yang bikin aku lupa waktu adalah Harry Potter 😁😁. Bikin penasaran banget kan ya 😌😌.

Sebenernya masih banyak buku yang aku suka sampe ga rela buat berhenti baca. Kebanyakan novel romance, misteri, fiksi fantasi, dan yang penting bukan horor 😱.

Kalo buku non-fiksi, belom ada yang berhasil meraih perhatian dan rasa penasaranku sampe lupa waktu 🙈😌.


2. Menulis

Ini sodara kembarnya membaca ya .... Beberapa kali aku lupa waktu ketika sudah asik menulis. Kadang, ide menulis memang tak kenal waktu untuk muncul. 

Konon katanya, ide itu mudah sekali kabur sehingga kita harus segera mengikatnya dengan menulis 😁😁. Memang bener kan, kalo kita menunda-nunda, kadang momennya udah lewat.

Apalagi kalo udah mepet deadline. Eaaa ....

Jadi, kalo udah ada ide nulis, aku langsung aja mengikatnya. Setelah jadwal nulis, baru aku rapi-rapikan. 


3. Beberes

Nah, aku kalo udah beberes, tipe-tipenya harus kelar. Tanggung aja gitu kalo belum kelar tapi harus berhenti. 

Thanks to gemar rapi yang udah mengajarkan untuk mengalokasikan waktu khusus buat beberes dengan klaster-klaster. Jadi, meskipun tetep sering lupa waktu, aku ga terlalu kebablasen.


4. Crafting

Semua crafting biasanya menarik banget buatku. Apalagi ketika mencoba hal-hal baru. Ada rasa penasaran untuk mencoba dan balajar.

Ada tiga yang bikin aku terlena:

1. Mengerjakan pesanan (terkait dengan amanah.)

2. Mempelajari hal baru (memuaskan rasa penasaran.)

3. Mengerjakan challenge/task (terkait dengan tanggung jawab.)


Sebenernya permasalahan lupa waktu begini, bisa kita minimalisir dengan membuat kandang waktu. Aku sudah membuat waktu-waktu khusus untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. 

Namun, memang lah ya ... yang namanya udah keasikan sering juga kelewatan. Apalagi buat menulis yang tergantung pada ide yang muncul di waktu yang tak terduga 😆😆😆.


Merah Itu Aku

Jogja, 4 Oktober 2020

Continue reading Day 4. What makes you loose track of time?

Saturday, October 3, 2020

Day 3. Who are you envious of? Why?



Assalamualaikum 💕

Baca pertanyaan hari ketiga, agak mengernyit. Haaa?? Gimana?

Jadi, pertanyaan hari ketiga adalah ...

'Siapa yang membuatmu iri? Kenapa?'

Kalo iri, auto pengen nyinyir ga sih? Trus kebayang-bayang Bu Tejo si ratu nyiyir sejagad raya 😆😆

Enggak dong ah ... iri di sini pasti iri yang membuat kita berubah menjadi lebih baik. Karena sesungguhnya, kita boleh lho iri untuk sesuatu yang bisa membawa kita ke arah kebaikan.

Jelas yang dimaksud di sini, bukan iri yang membuat kita pengen ngata-ngatain dan menjatuhkannya. Bukan iri yang begitu ya, Pemirsah ... 😌😌😌


Jadi, siapa yang selama ini membuatku iri?

Mereka adalah orang yang sudah menemukan dan bisa fokus pada passionnya selama bertahun-tahun, serta menjadi ahli di bidang tersebut. Keirianku semakin bertambah ketika orang tersebut dapat berperan dengan baik sebagai ibu bagi anak-anaknya.

Siapa sih orangnya? Penasaran deh ... 

Jika di antara kalian ada yang merasa memiliki ciri-ciri seperti yang aku sebutkan di atas, berarti aku iri padamu 😆.

Tambahan lagi, aku beneran iri sama orang yang bisa menulis buku, isinya bermanfaat bagi orang lain, tidak terkesan menggurui, kata-katanya enak dibaca, dan best seller pulak 😂😂.

Aku juga iri sama orang yang jago bikin macrame, punya toko online yang jual bahan-bahan pendukungnya, dan bisa kasih pelatihan ke orang lain.


Kenapa aku iri? 

Karena hingga saat ini, aku masih sering pengen 'selingkuh' coba-coba hal baru. Meskipun akhir-akhir ini, aku sedang berusaha untuk mencoba setia 😁.

Menurut seseorang yang aku kenal, untuk bisa melihat passion kita ada di sana atau enggak, coba lakukan hal tersebut selama tiga tahun. Kalau kamu bisa bertahan, enggak bosen, enggak selingkuh-selingkuh, berarti itu memang passion-mu.

Nilai tambahnya lagi, dalam waktu tiga tahun menekuni satu hal, kamu bisa jago di bidang tersebut. Setuju, yekan ....

Yuk ... yuk ... kita coba bareng-bareng 😁.

Alasan iri selanjutnya adalah karena aku pengen bisa bermanfaat bagi orang lain. Entah melalui tulisanku, atau ilmu macrame yang aku miliki nantinya.


Apa dampak dari rasa iri tersebut?

Aku berusaha untuk bisa sepertinya agar lebih fokus pada satu atau dua bidang dalam jangka waktu yang lama.

Aku juga akan berusaha belajar lebih giat lagi untuk menghasilkan tulisan-tulisan yang bermanfaat untuk orang lain.


Doakan aku ya ... semoga diberi kelancaran dalam menemukan arah yang tepat 😁.


Merah Itu Aku

Jogja, 3 Oktober 2020




Continue reading Day 3. Who are you envious of? Why?

Friday, October 2, 2020

Day 2. What do you want to get better at?



Assalamualaikum 💕💕

Hari kedua, Gaes 🤔🤔🤔

Pertanyaan yang dilontarkan ke diri sendiri adalah ...

What do you want to get better at?

Sebagai orang yang kepengen jago di segala jurusan, pertanyaan ini bikin mikir banget. Tapi ya memang kita harus fokus. Enggak semua-semua harus bisa. Akhirnya teringat kuliah di salah satu materi Ibu Profesional tentang sesuatu yang kita suka dan bisa. Dari situ, aku mulai mikir. Kalau kepengen, berarti kita harus suka dulu. Kalo mau bisa, kita harus usaha, belajar sana sini. Kalo bisa tapi enggak suka, ya ngapain juga didalami dan diusahakan.

Tsaah... mulai muter-muter.

Akhirnya aku menemukan jawaban atas peetanyaan tersebut.

Aku pengen lebih baik lagi dalam :

M.E.N.U.L.I.S

Ini yang kepikiran pertama. Mungkin karena beberapa waktu terakhir ini, aku banyak berhubungan dengan kegiatan tulis menulis, bahkan sampe salto-salto ngejar deadline dan revisi naskah 🤸‍♀️🤸‍♀️🤸‍♀️.

Aku suka nulis dari SD, trus mulai ngeblog ala-ala sejak delapan belas tahun yang lalu 🙈. Namun, aku baru mulai serius (rajin) nulis sejak awal 2019. Keliatan kan, blog ini mulai rame berisi curhatan sejak tahun lalu 😆.

Supaya hobi ini tidak hanya sekadar hobi, aku perlu membekali diri dengan ilmu. Saat ini, aku masih belajar di beberapa kelas menulis. Aku merasa membutuhkan banyak pertolongan untuk bisa lebih jago menulis.

Aku belum menemukan passion menulisku ada di mana. Fiksi--kah? Non-fiksi--kah? Menulis hanya untuk bersenang-senang--kah? Atau ingin mendalami menjadi blogger profesional?

Aku jadi inget penjurusan di KLIP bulan lalu, aku pilih peminatan di blogger profesional. Aku pengen belajar ilmu perbloggeran, tapi di saat yang sama, aku malah ikutan stripping nulis cerita fiksi selama tiga puluh hari🙈. Ampun dah ...

Jadi, aku memang pengen lebih baik dalam menulis, meskipun aku belum menemukan passion genre menulisku ada di mana.

Semoga seiring berjalannya waktu, aku bisa menemukan passion menulisku, agar aku fokus dan tak salah arah, hingga aku tersesat, dan tak tau arah jalan pulang.


Yang kedua, aku pingin lebih menguasai ...

M.A.C.R.A.M.E

Nah, kalo ini, Insya Allah udah cinta setelah pencarian lama. Namun, dibandingkan menulis, spesialisasi crafting ini, tidak menawarkan banyak kelas belajar.

Aku belajar macrame secara otodidak. Pernah beberapa kali ikut workshop. Beberapa hal yang ingin aku kuasai dari macrame adalah cara menghitung perkiraan panjang tali dan menemukan knot khusus. Eh, satu lagi. Aku juga pengen bisa memainkan rasa di dalam karya-karya macrame-ku.


Yang ketiga, aku pengen lebih jago dalam ...

M.A.N.A.J.E.M.E.N. W.A.K.T.U

Jangan salah ya ... manajemen waktu itu butuh ilmu juga lho. Orang-orang sukses, kebanyakan adalah orang yang jago dalam mengatur waktunya.

Buat aku yang kemaruk pengen banyak belajar, aku butuh kemampuan untuk manajemen waktu.

Sekarang aku bikin bullet journal untuk membantuku memanajemen waktu. Masih belum taat sih, tapi selalu berusaha memperbaiki setiap saat.


Yang keempat, aku pengen lebih baik dalam ...

M.A.N.A.J.E.M.E.N E.M.O.S.I

Diletakkan terakhir bukan karena tidak penting.

Keinginanku untuk lebih pandai mengelola emosi, tentu tak lepas dari kegiatan utamaku sebagai ibu dari tiga anak lelaki yang lucu dan menggemaskan. Jangan sampai karena mengejar passion, aku jadi kelelahan dan tidak bisa mengelola emosi ketika berhadapan dengan mereka.

Manajemen waktu dan manajemen emosi ini sebenernya saling bersinergi. Aku menyadari bahwa emosiku kerap kali meledak ketika aku gagal mengatur waktu. 


What do you want to get better at?


Merah Itu Aku

Jogja, 2 Oktober 2020





Continue reading Day 2. What do you want to get better at?

Thursday, October 1, 2020

Day 1. What would you be doing if money wasn't an issue?

 







Assalamualaikum,
Welcome October 💕💕

Pagi ini, begitu menyadari sudah memasuki bulan Oktober, aku langsung teringat pada challenge di grup antologi Gemar Rapi. Bulan lalu, Mba Nikmah, salah satu founder Gemar Rapi, memberikan tantangan journaling untuk tiga puluh satu hari di bulan Oktober. Waktu baca list-nya, aku langsung degdegan. Ya ampuuunnn... berat amat yaa.... tapi sekaligus menarik banget, yekaan....

Journaling tiga puluh satu hari untuk lebih mengenal diri sendiri, sepertinya sayang untuk dilewatkan. Mari kita nikmati perjalanannya 💃🏼💃🏼💃🏼.

Bismillah... semoga bisa semangat sampai akhir 💪💪💪.

Day 1. What would you be doing if money wasn't an issue?

Beberapa hal yang akan aku lakukan jika uang bukan masalah:

1. Bikin ruang kerja yang nyaman
Selama ini, aku masih numpang di kamar anak 😆. Aku pengen punya ruangan khusus buat crafting dan menulis. Harapannya biar ide mengalir deras 😁.

Aku pingin punya lemari besar berisi peralatan crafting yang tertata dengan rapi.
Aku juga pingin ada meja khusus buat nulis di pojokan kamar. Baru bayangin aja udah happy 😂😌.

2. Naik haji bareng keluarga besar
Aku mau ambil paket ONH plus yang enggak perlu ngantri-ngantri. Pake pesawat pribadi 😂. 
Sekalian semua keluarga besar diajakin naik haji bareng 🕋🕋🕋🕋🕋

3. Bikin masjid deket rumah
Mesjid paling deket rumah saat ini, enggak bisa dibilang deket juga. Kalo mau ke sana harus naik motor. Sedih ya...
Sejak pandemi Covid 19, anak-anak belom pernah ke masjid. Pengen banget bangun masjid deket rumah yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki 🕌🕌🕌.

4. Bikin rumah sakit
Ini panggilan jiwa yang terpendam terlalu dalam. Sangat dalam .... 🤣🤣🤣.
Sebagai apoteker, terkadang ada panggilan jiwa untuk berkontribusi dalam bidang kesehatan. Kalo cuma bikin apotek, halunya kurang nampol ya 😋.
Eh, kenapa ga bikin pabrik obat aja?
Enggak deh ... bikin rumah sakit aja. Lebih bisa menyentuh orang-orang.

Rumah sakit yang pengen aku bangun, akan memberikan pelayanan gratis bagi orang-orang yang tidak mampu. Saat ini, pelayanan kesehatan masih PR banget ya ....
🏨🏨🏨


Jadi, itulah empat ke-halu-an yang kepikiran akan aku lakukan jika uang bukan masalah 😁😁.

Kalau kamu, apa yang akan kamu lakukan? 🥰🥰🥰


Merah Itu Aku
Jogja, 1 Oktober 2020

Continue reading Day 1. What would you be doing if money wasn't an issue?