Haiii ...
Keluarga merupakan entitas terkecil di sekitar kita. Dengannya, kita bisa menjadi diri sendiri dan mendapat dukungan serta masukan secara jujur.
Awalnya, aku tidak peduli bagaimana keluargaku mendukung setiap kegiatan yang kulakukan. Beberapa tahun belakangan, barulah aku sering berdiskusi dengan Mr. Right, tentang apa yang akan aku lakukan terkait dengan pengembangan diri.
Sebagai ibu rumah tangga yang pernah bekerja di ranah publik, merupakan hal yang membosankan ketika aku berada di rumah, tanpa melakukan kegiatan, selain yang rutin aku lakukan. Beberes dan menyiapkan makanan sudah menjadi hal yang kukerjakan sehari-hari. Kadang, seorang ibu seperti aku, juga perlu untuk me time.
Ada kegiatan yang sering kujadikan sebagai me time mudah, murah, dan meriah.
1. Menulis.
2. Crafting.
Aku menyukai kedua kegiatan tersebut karena dapat dilakukan di rumah, tanpa meninggalkan anak-anak, dan dengan peralatan yang sudah ada.
Sebagai seseorang yang memiliki kepribadian intovert, aku memang membutuhkan waktu sendiri untuk meningkatkan semangat. Dengan kedua kegiatan tersebut di atas, aku sudah bisa mendapatkannya.
Bahagianya lagi, keluargaku tidak pernah menghalangi, bahkan sangat mendukung apa yang menjadi kegemaranku ini. Mereka, terutama Mr. Right, sudah tahu bahwa kegiatan tersebut sangat membahagiakan untukku.
Keluarga juga banyak menjadi sumber inspirasiku dalam menulis. Pada awal-awal kembali ke dunia perblogan pun, aku banyak bercerita tentang keluarga. Bagaimana menyambut kehadiran anak pertama, kedua, kemudian disusul dengan keputusan berhenti bekerja karena alasan keluarga, dan seterusnya. Aku berasa menjadi buku terbuka yang bisa dibaca oleh siapa pun.
Menulis kisah hidup, terkadang membuat kurang percaya diri. Apakah sepenting itu kehidupanku untuk dibagikan? Akan tetapi aku sadar, bahwa menulis merupakan kebutuhan untuk mengalirkan rasa. Bukan tentang bagaimana orang lain akan menyukai tulisanku atau tidak.
Bagiku, dukungan keluarga dapat memperlancar ide dan meningkatkan rasa percaya diri dalam melakukan maupun memutuskan sesuatu. Beberapa saat yang lalu, untuk pertama kalinya, aku meminta Mr. Right membaca tulisanku. Seperti yang sudah kuduga, komentarnya tidak panjang kali lebar. Akan tetapi, aku mendapat apresiasi yang mampu membuat tersenyum bahagia.
Selain menulis, Mr. Right juga mendukungku dalam meningkatkan kemampuan crafting. Beberapa kali, dia mendorongku untuk berani membuka kelas atau workshop. Selain untuk mengembangkan diri, dorongannya juga bertujuan untuk membuatku semakin melebarkan jangkauan. Sebenarnya, aku belum sepercaya diri itu. Melihat kepercayaan yang diberikan padaku, rasanya aku malu jika tidak melakukan saran darinya.
Beberapa kali aku mengisi workshop karena dukungan darinya. Tanpa izin dan rida dari Mr. Right, apa yang aku lakukan selama ini tidak akan mungkin berjalan lancar.
Aku bersyukur sekali dengan semua kemudahan yang telah diberikan. Bahagia sekali karena dapat melakukan kegiatan yang aku sukai tanpa harus meninggalkan keluarga.
Merah Itu Aku
Jogja, 12 Maret 2022