Sunday, September 12, 2010

Kakak Lelakiku...

Sudah H + 3 dan kakakku belum juga pulang. Ucapan selamat idul fitri yang aku kirimkan via sms pun belum dibalasnya. Teleponku tidak pernah dia angkat. Padahal aku hanya ingin mengucapkan selamat idul fitri dan meminta maaf seperti lebaran tahun-tahun sebelumnya. 

Tahun ini aku tidak bisa pulang ke Cilacap untuk ber-Idul Fitri bersama keluarga besarku. Dan ternyata begitu pula dengan kakakku. Aku sedang hamil besar. Tetapi entahlah ada apa dengan kakakku. Tidak mungkin dia sedang hamil besar juga (selain dia belum menikah, dia juga seorang laki-laki-ah, ini bukan saatnya melucu).

Tidak tahukah bahwa kepulangan kakakku begitu diharapkan kedua orang tua kami? Tidak tahukah dia bahwa kedua orang tua kami sudah semakin tua dan mudah sekali jatuh sakit ketika pikiran mereka terbebani? Tidak tahukah bahwa meskipun dia telah dewasa, kedua orang tua kami tetap menyayanginya? 

Mas, pulanglah... Jangan buat mereka terlalu lama menunggumu tanpa tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi...

Mereka sangat menyayangimu. Begitu pula aku...

Jakarta, 12 September 2010
merah itu aku 
Continue reading Kakak Lelakiku...

Saturday, September 4, 2010

Ramadhan Pertama

Ini adalah Ramadhan pertama bagiku sebagai seorang istri, dan alhamdulillah juga sebagai calon ibu. Aku sangat bahagia. Sepertinya, kebahagiaan ini tidak pernah ada habisnya. Semoga aku bisa menjalaninya tanpa merasa takabur.

Banyak cerita yang terlewatkan dalam bulan terakhir ini. Ulang tahun pertamaku setelah kami menikah dan kejutan dari Mr. Right yang tidak pernah aku harapkan dia berikan. Haha.. Dia bukan seseorang yang bisa diharapkan memberikan kejutan dalam bentuk apapun.. Sangat membahagiakan. Sangat mengharukan.

Bercerita tentang calon anak kami pun tidak kalah menariknya. Malah jauh lebih menarik dibandingkan dengan apapun juga. Semakin hari, gerakannya semakin kuat saja. Tak jarang mengagetkanku. Dia semakin menunjukkan keberadaannya. Aku semakin menyayanginya. Dan semakin tidak sabar untuk melihatnya lahir ke dunia ini.

merah itu aku, 
Jakarta, 4 September 2010
Continue reading Ramadhan Pertama

Monday, July 26, 2010

Selamat Ulang Tahun Saudara Lelaki Tertuaku

Selamat ulang taun yang ke-29, kakakku...
Malam ini, aku begitu merindukanmu
Merindukan tatapan lembutmu ketika menenangkanku saat aku menangis bertahun-tahun yang lalu
Merindukan kedekatan kita, yang akhir-akhir ini tidak pernah aku rasakan..


Di hari ini, aku hanya ingin mengucapkan
Selamat ulang tahun
Selamat bertambah dewasa
Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu..


Jakarta, 26 Juli 2010,
merah itu aku

Continue reading Selamat Ulang Tahun Saudara Lelaki Tertuaku

Saturday, June 5, 2010

Rindu Mendengar Tawanya

Aku mulai merasa kehilangan tawanya. Akhir-akhir ini, Mr Right begitu terbebani dengan jutaan pikiran di kepalanya. Berat. Terlalu berat untuk dipikirkan dalam waktu yang bersamaan, Aku pun tidak mempunyai cara bagaimana untuk membantunya. Yang aku tau hanya bersabar dan ikhlaslah yang bisa membantu untuk meringankan beban pikirannya. Dan nampaknya, itu hal mudah untuk diucapkan, namun terlalu sulit untuk dilakukan. Tetapi sulit, bukan berarti tidak bisa, kan?

Aku sangat ingin selalu ada di dekatnya. Menemaninya, membantu meringankan bebannya. Namun untuk saat ini, aku belum bisa melakukannya. Menyedihkan memang. Sangat.

Aku berada di sini. Jauh dari Mr Right. Tapi aku tidak sendiri. Selalu ada kecil yang menunjukkan kehadirannya dengan menyentuh dinding rahimku. Entah bagaimana dia melakukannya. Menyundul, menendang, atau memukul mungkin. Entahlah.. Tapi sentuhan-sentuhannya di dinding rahimku begitu menghiburku.

Mendengar tawanya merupakan hal yang mewah akhir-akhir ini. Aku merindukannya. Lepaskan beban itu.. Please... tertawalah untuk kami...

Jakarta, 5 Juni 2010
merah itu aku 
 
Continue reading Rindu Mendengar Tawanya

Sunday, May 2, 2010

we love you, d..

kalau tiba-tiba di suatu malam bunbun menangis, itu bukan karena ay menyakiti bunbun
bukan pula karena dd yang menyakiti bunbun dari dalam sana


bunbun begitu mencintai ay dan sangat ingin bertemu dengannya
ay tidak ada di sini bukan karena ay tidak sayang kita
ay hanya pergi sebentar untuk kita
hanya dengan menangis lah, bunbun bisa melepaskan rasa rindu itu...

jangan gelisah ketika bunbun menangis ya, d..
bunbun dan ay sayang dd.. sangat..

merah itu aku,
Jakarta, 2 Mei 2010
Continue reading we love you, d..

Saturday, April 24, 2010

minggu ke-16

16 minggu sudah usia mu, dek... Saatnya Allah Meniupkan roh ke dalam tubuh mungilmu. 
Setiap mengingat bahwa janin dalam rahimku sudah memiliki roh, mataku selalu basah. Aku terharu. Seindah inikah rasanya? Aku benar-benar bahagia...

Minggu lalu, aku datang ke rumah sakit untuk melakukan kontrol rutinku. Anak kami sudah bisa menggerakkan kaki dan tangan kecilnya. Tulang punggungnya pun sudah terbentuk. Terlihat jelas dan begitu kecil. Aku semakin menyayangimu. Dan selalu berdoa untuk kesehatanmu. 

Jadilah anak yang kuat dan selalu menjadi kebanggaan kami...


merah itu aku,
Jakarta, 24 April 2010


 
Continue reading minggu ke-16

Wednesday, March 24, 2010

Terima kasih karena sudah menjadi kuat dan sehat...

Hari Sabtu kemaren, kunjungan ketigaku ke dokter kandungan. Bahagianya, Mr Right bisa pulang dan menemani kami. Tidak direncanakan sebelumnya Mr Right pulang. Begitu mendadak. Dan begitu membahagiakan.

Kunjungan ketigaku di minggu ke sebelas kehamilanku. Kata dokter cantik itu, seharusnya bayi dalam rahimku sudah mempunyai detak jantung. Kemudian dengan alat seperti stamper tetapi berfungsi seperti stetoskop yang ditempelkan di atas perut sebelah kiriku, detak jantung itu terdengar cepat dan keras melalui speaker yang tersambung dengan alat tersebut.
Seketika itu juga, aku ingin menangis. Senang, terharu, dan lega menjadi satu. Anakku tumbuh sesuai dengan usia pertumbuhannya. Anakku benar-benar tumbuh di dalam tubuhku. Aku benar-benar mencintainya. Melebihi cintaku pada ayahnya.


Terima kasih Tuhan atas karunia yang begitu indah ini

Terima kasih karena sudah menjadi kuat dan sehat, nak...


merah itu aku,
Jakarta, 24 Maret 2010
 
Continue reading Terima kasih karena sudah menjadi kuat dan sehat...

Wednesday, March 10, 2010

Hujan

Aku menyukai suara hujan turun. Bukan bau tanah basah seperti yang disukai kakakku, karena memang indra penciumanku tidak terlalu bisa diandalkan. Aku menyukai suaranya. Membuatku tidak merasa sepi.

Aku masih berada di sini. Mr Right sudah pergi ke ujung dunia tiga minggu yang lalu. Beberapa kali aku menangis karena begitu merindukannya. Tetapi seringkali aku menahan untuk tidak menangis. Untuk calon anak kami, karena kami berharap dia menjadi anak yang tegar dan tidak cengeng.

Aku hamil. Berumur hampir tujuh minggu ketika Mr Right harus pergi. Aku bahagia mendapatkannya. Dia membuatku merasa lebih kuat. Dia selalu menemaniku. Aku tidak sendirian meskipun tidak ada Mr Right di dekatku.

Terima kasih atas kebahagian yang tak kunjung putus. Terima kasih, Ya Allah... 

merah itu aku,
Jakarta, 10 Maret 2010
Continue reading Hujan

Thursday, February 4, 2010

testpack

Semakin hari, aku semakin berharap dan mungkin sedikit terobsesi. Aku jadi pingin banget hamil, melahirkan, dan punya anak.

Aku sudah merasa hamil dan mulai menyayangi janin (yang aku harapkan) sudah ada di rahimku. Tidak jarang aku mengajaknya berkomunikasi. Dan beberapa kali, tanpa sadar, tiba-tiba tanganku mengusap perutku dengan lembut. 

Bunda benar-benar mengharapkan kamu ada, nak....

aku menjadi lebih terlihat terobsesi daripada kamu, mas...


merah itu aku
jakarta, 4 Februari 2010
Continue reading testpack

Monday, January 25, 2010

Tik.. Tok.. Tik.. Tok..

Aku benar-benar mencintainya dan akan selalu mencintainya.

Beberapa minggu sebelum kepergiannya, aku sering tiba-tiba menangis. Memikirkan bahwa bukan lagi weekend yang aku tunggu untuk dapat bertemu dengannya, tapi bulan, bahkan mungkin tahun. Ini benar-benar menyakitiku, dan hampir membunuhku.


Aku semakin mencintainya. Setiap hari, setelah hari pernikahan kami.


Mendadak, membahasnya membuat mataku basah. Berbicara dengannya, mengaduk-aduk emosiku. Aku menjadi pemarah, sensitif, dan cengeng. Tanpanya, aku begitu lemah. Saat ini, dialah duniaku.


Aku terus mencintainya. Aku jatuh cinta padanya berkali-kali.


Aku ingin membuatnya bahagia sebelum dia pergi. Benar-benar bahagia. Mawujudkan mimpinya yang tidak pernah dia katakan. Tapi aku tau, dia sangat menginginkannya. Bahkan mungkin melebihi keinginanku untuk mendapatkannya.


Tuhan, ijinkan aku.. percayakan padaku.. pada kami...


merah itu aku,
Jakarta, 25 Januari 2010

 
Continue reading Tik.. Tok.. Tik.. Tok..

Thursday, January 21, 2010

Ingin Selalu Bersama

Aku mencintainya. Seperti yang selama ini aku katakan.

Setelah menikah, aku sangat bahagia. Yah.. Kami bahagia. Tanpa tapi, sebelum turun perintah menempatkan Mr Right jauh dari peradaban. Aku mencoba tegar. Namun pada akhirnya, aku menagis juga. Aku sudah merasa kehilangan, bahkan sebelum Mr Right benar-benar pergi.

Sebulan sebelum keberangkatannya, Mr Right harus mengikuti serangkaian diklat, dan memaksanya tinggal di mess, yang artinya, kami tidak bisa bertemu setiap hari. Kami hanya mempunyai kesempatan bertemu saat weekend dan itu pun tidak setiap weekend. Aku berusaha kuat. Namun, malam ini aku menangis juga. Aku merasa dunia tidak berpihak padaku. 
Kenapa tidak membiarkan kami tetap bersama selamanya?
Kenapa tidak membiarkan kami melalui hari-hari bersama sebelum keberangkatan Mr Right ke ujung dunia?
Dan aku hanya tertunduk diam tanpa tau jawabannya....


merah itu aku,
Jakarta, 21 januari 2010  
Continue reading Ingin Selalu Bersama

Monday, January 4, 2010