Friday, January 14, 2022

Menulis Riddle

Bulan Januari ini, aku kembali mengikuti tantangan dari @ruang_nulis. Nama event-nya, Our January Writing Planner (OJWP).

Tantangan terbit setiap tanggal genap, dengan deadline hingga tantangan berikutnya muncul.

Minru, sebutan bagi admin @ruang_nulis, mengirim pesan melalui jalur pribadi kepada semua peserta. Alasannya, agar yang bukan peserta tidak bisa ikut, yang mana dapat mengganggu data admin. Kira-kira begitulah.

Media menulis menggunakan instagram dan disetorkan melalui google form.

Karena segala informasi diberikan secara langsung oleh Minru kepada peserta, maka gform untuk setoran pun tidak tersebar di muka umum seperti pada tantangan September Menulis. Ohiya, selain itu, di OJWP tidak menyediakan grup khusus peserta.

Wow, benar-benar mendapat treatment eksklusif.

Minru yang kirim tantangan pun sesekali membalas pertanyaanku tentang tantangan. Bahkan, dia juga menimpali kala aku mengomentari tantangan yang diberikan.

Dari lima belas tantangan yang rencananya diberikan, kami sudah sampai pada tantangan ke-6.

Semua tantangannya benar-benar menantang. Hanya tantangan pertama saja yang lumayan jadi zona nyamanku. Genre komedi romantis. Saat itu, temanya kompetisi.

Tantangan selanjutnya benar-benar keluar dari zona nyaman. Sebutlah, artikel di tantangan ke-2, lalu memoar, senandika, dan puisi, yang mana semua itu belum pernah aku tulis sebelumnya. Yah, puisi mungkin pernah. Zaman sekolah dulu. Haha ...

Dahlah ... yang pakai kata-kata setinggi langit hingga luar angkasa, aku lambaikan tangan ke kamera.

Aku dikejutkan kembali dengan tantangan dari Minru di tanggal 12 malam. Genre horor dan thriller memang tidak asing, meskipun bukan zona nyamanku juga. Apalagi horor. Aku benar-benar menghindari tulisan tersebut.

Riddle? Apaan sih, Min? 😆😆



Minru memberi clue tentang tantangan ke-6, terkait riddle. Ohiya, tantangannya itu, menulis horor/ thriller/ riddle. Boleh pilih salah satu.

Jadi, Gaes, riddle itu merupakan cerita yang menyembunyikan misteri. Semacam teka teki di dalam cerita. Pembaca yang diminta untuk memecahkan misteri, bahkan keanehan yang tersembunyi di dalam cerita.

Mungkin, kalau nggak ngerti, bakalan kayak plot hole. "Kok gini, sih?" "Kok bisa gitu, sih?"

Menurutku, kalau penulis tidak berhati-hati, bakalan terjebak dalam plot hole yang dibuat sendiri.

Aku mencari tahu lebih jauh lagi tentang riddle. Ternyata banyak sekali contohnya. Seperti terlihat dari namanya, riddle memang bukan dari Indonesia. Jadi, contoh yang aku baca juga banyak dari luar. Makanya agak loading, ya, kalau ceritanya terkait budaya dan kebiasaan setempat, atau peristiwa alam yang tidak terjadi di Indonesia.

Dari sekian tulisan tentang riddle, sebagian besar memang agak bergenre horor dan thriller. Kuberharap dapet yang lucu-lucu, tetapi nihil 😊.

Etapi, beberapa riddle versi Indonesia, lebih menjurus pada tebak-tebakan sih. Dan itu receh banget. Haha .... Ah, ini sih daerah kekuasaan Kakak Zidan. Yang sering kasih tebak-tebakan menggemaskan dan memancing emosi 😆.

Setelah aku mencari-cari, aku mencoba menulis riddle malam itu juga. Eh, pas udah jadi, aku baru sadar ada tema yang harus diikuti dan ternyata tulisanku tidak memenuhinya.

Jadi, aku putuskan untuk membaginya di sini saja.

Sudah berkali-kali aku menghilangkan kunci apartemen. Sebanyak itu pula aku menggantinya dengan yang baru.


Siang itu, aku memanggil tukang kunci untuk mengganti kunci pintu apartemenku dengan smart lock agar tidak perlu pusing menghadapi kehilangan lagi. Cukup dengan sidik jariku saja, pintu itu sudah bisa terbuka.


Setelah kunci terpasang dengan baik, aku pergi ke restaurant bawah untuk makan siang.

Aku sempat mampir ke minimarket sebentar untuk membeli beberapa kebutuhan.

Saat kembali, kedua orang tuaku sudah duduk di sofa apartemen sambil menonton televisi.


Ada yang aneh? Itu bukan plot hole, tapi emang disengaja untuk membuat pembaca menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi.


Entah bener atau engga maksud riddle di tulisanku. Aku mengikuti step by step dari sebuah artikel yang aku baca. Pertama, tentukan jawaban dari misteri yang akan dimasukkan dalam tulisan.

Yah, sekian cerita tentang riddle. Untuk memenuhi tantangan OJWP, sudah aku post di instagram. Silakan mampir, beri like dan komen, ya 😘.

Sebelum udahan, aku mau kasih tebak-tebakan yang aku dapet dari anak sulung.

Hewan apa yang selalu benar?



Merah Itu Aku

Jogja, 14 Januari 2022

Continue reading Menulis Riddle

Thursday, January 6, 2022

Mencari Sekolah Anak (Ketiga)

Aku sungguh merasa bersalah karena lupa kalau tahun lalu, Dek Lou sudah empat tahun. Pada usia yang sama, kedua kakaknya sudah mengenyam bangku Kelompok Bermain atau lebih dikenal dengan Playgroup.

Kemarin, aku mengajak Dek Lou untuk mengunjungi sekolah dekat rumah. Sebenarnya, aku sudah pernah berniat memasukkan kakak Athar ke sana. Akan tetapi, beberapa tahun yang lalu, aku belum berhasil menemukan lokasi TK-nya. Dulu, TK dan SD belum berada dalam satu lokasi. Yah, mungkin aku yang kurang berusaha atau memang tidak terlalu niat.

Akhirnya, kami ke sana dan ternyata Dek Lou sangat senang dan tampak nyaman.

Setelah berdiskusi dengan Mr. Right, kami memutuskan untuk mendaftarkan Dek Lou ke sana.

Ada alasan yang mendasari untuk memilih sekolah yang berbeda dengan kedua kakaknya. Dengan memisahkan mereka, maka Dek Lou terlepas dari bayang-bayang kakaknya. Hal ini juga menghindari ‘dibanding-bandingkan’.

Kami sudah berusaha untuk tidak membandingkan mereka bertiga, tetapi perlakuan orang lain, siapa yang bisa mencegah?

Cara yang kami tempuh adalah dengan memisahkan sekolah Dek Lou dengan kakak-kakaknya.

Kenapa dulu tidak memisahkan Kakak Zidan dan Kakak Athar?

Karena setelah mereka berada dalam satu sekolah dan mau tidak mau terlihat perbedaan di antara mereka, aku merasa perlu mengambil langkah ini.

Selain itu, menyatukan sekolah kedua anak kami, ternyata juga membuat anak kedua jadi banyak mengikuti peminatan kakaknya.

Aku pikir, dengan memisahkan anak ketiga ini, dapat menjadikannya mudah dalam menemukan minat dan bakat lebih luas lagi.

Aku jadi teringat bahwa aku dan kakakku tidak pernah berada dalam sekolah yang sama. Kami berdua terpaut dua tahun. Apakah pertimbangan yang sama juga menjadi dasar orang tua kami? Mungkin iya, mungkin juga tidak.

Dulu, aku pikir, takdirlah yang memisahkan kami. Saat TK, aku dan kakakku memang satu almamater. Akan tetapi, saat aku masuk TK, tentu saja kakakku sudah tidak bersekolah di sana. Kami mengenyam bangku TK hanya setahun. Sangat berbeda dengan anak zaman now yang bisa menghabiskan lebih dari dua tahun untuk pendidikan usia dini.

Sekolah dasar kami terletak dalam komplek yang sama, tetapi beda sekolah. Entah apa pertimbangan kedua orang tua kami dalam pemilihan sekolah yang berbeda. Alhamdulillah sih, aku tidak terintimidasi dengan kecerdasan kakakku karena guru kami berbeda.

Untuk kedua sekolah itu, tentu ada andil kedua orang tua untuk memilihkan. Nyatanya, di tingkat yang lebih lanjut, kami pun tidak pernah berada dalam sekolah yang sama. Inilah yang aku sebut sebagai takdir yang patut disyukuri.

Pada tingkat SMP, SMA, dan perguruan tinggi, ada banyak faktor penentu yang menyebabkan kami terpisah. Dengan terpisah, kami terselamatkan dari dibanding-bandingin. Aku pun tidak hidup di bawah bayang-bayang kesuksesan kakakku.

Kalau adikku, karena berbeda enam tahun, yang mana ketika dia masuk SD, aku lulus, maka meskipun kami satu almamater, tetap saja tidak pernah bersama.

Mungkin itu pula yang membuat orang tuaki memsukkannya ke SD yang sama denganku. Sayangnya, dikarenakan guru kami sama, mau tak mau, ada saja perbandingan yang keluar tanpa bisa dicegah. Pikirku sangat berat menjadi seorang adik yang dibayang-bayangi kakaknya.

Kata anak zaman sekarang, bisa kena mental 😜.

Pertimbangan memilih sekolah, meskipun berbeda, tetapi tetap sama secara kualitas. Semoga ya …


Merah Itu Aku

Jogja, 6 Januari 2022



Continue reading Mencari Sekolah Anak (Ketiga)

Wednesday, January 5, 2022

Lihat ke Dalam

Konon katanya, jari jemari nitizen itu maha benar. Ia seolah-olah paling mengetahui apa yang ada di lubuk hati orang lain.

Memang tidak semua. Akan tetapi, jumlahnya cukup banyak, hingga sanggup membuat orang yang diserang menjadi depresi.

Apakah hanya berlaku bagi para selebgram dan artis? Tentu tyda. Jari jemari itu, tidak pandang bulu jika sudah menyerang. 

Pada lingkungan yang lebih kecil, ucapan seseorang akan menjadi pisau bermata dua. Maksud dari orang yang mengucapkan maupun penerimaan orang yang mendengar pun bisa berbeda.

Jika hal yang dikatakan itu benar dan disampaikan dengan baik, bisa jadi akan memberi pengaruh baik pula bagi yang bersangkutan. Namun, jika penyampaiannya kurang baik, atau yang bersangkutan tidak bisa menerima, maka sebenar apa pun yang dikatakan, tidak akan berdampak sesuai dengan yang seharusnya.

Sebaiknya, kita cukup cerdas untuk menyampaikan maksud dan tujuan dengan baik. Secara lisan atau pun tulisan.


Ada sikap yang perlu kita jaga agar hubungan dengan orang lain tetap baik. 

1. Jangan sok tahu perasaan orang lain

Apa yang kita lihat, sebenarnya tidak selalu merupakan apa yang terjadi. Kita tidak pernah bisa menilai perasaan orang lain, pun apa yang ada di balik sikap yang ditunjukkan.

Belum tentu yang tampak bahagia memang benar-benar bahagia. Atau yang sedih, memang benar-benar sedih.

Ingat pencitraan? Ya, begitulah kira-kira.


2. Jangan ikut campur urusan orang lain

Kadang, ada rasa gemas untuk berkomentar padahal kita tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Kecuali jika orang tersebut menghendaki kita untuk mengetahui masalahnya dan berkenan mendengarkan pendapat kita.


3. Kalau hidup kita masih punya masalah, tidak usah menambah-nambah masalah dengan mencari-cari masalah orang lain 

Kecuali hidupmu sudah begitu sempurna, mungkin kamu perlu mencari masalah dengan memikirkan masalah orang lain.


Untuk menghadapi kemungkinan buruk yang menyerang, sebaiknya kita dapat membentengi diri dengan cara:

1. Berpikir positif

Melihat semua yang terjadi menggunakan sisi positif. Jika tidak bisa, maka abaikan saja.


2. Pikirkan kebaikan untuk diri sendiri

Tidak ada salahnya bersikap sedikit egois. Daripada kita sakit hati, lebih baik fokus pada diri sendiri.


Tidak perlu terlalu berusaha melihat ke dalam diri orang lain dan mencari-cari kesalahan mereka. Kita tidak pernah benar-benar tahu, apa yang sebenarnya dihadapinya.



Merah Itu Aku

Jogja, 5 Januari 2022


Continue reading Lihat ke Dalam

Monday, January 3, 2022

Jurnal X (Bagian 2)

Setelah liburan yang cukup panjang, ada jurnal yang harus dikumpulkan.

Jurnal X bagian kedua ini memuat tentang:

1. Parade project passion

2. Semarak Konferensi Ibu Pembaharu di kota

3. Cerita singkat tentang Konferensi Ibu Pembaharu.



1. Parade Project Passion

Parade ini dilakukan sebelum penyelenggaraan Konferensi Ibu Pembaharu. Untuk Co-house ArtaCraft, menampilkan video tentang filosofi desain, proses pembuatan desain, cetak kain, serta proses produksi OOTD.

Beberapa produk yang sudah jadi, membuat kami, para Hexagonia CH ArtaCraft, tidak sabar untuk memilikinya. Bahkan, saat kain baru selesai cetak, kami sudah sangat bersemangat untuk mengadopsi. 

Kami juga akan membuka kelas desain sebagai awalan untuk open order yang pertama.

Bismillah ... semoga diberi kelancaran untuk semuanya.


2. Semarak Konferensi Ibu Pembaharu (KIP) di kota

Beberapa hari menjelang pelaksanaan KIP, kebahagiaan sudah mulai terasa. Ada beasiswa berupa tiket gratis bagi teman-teman yang sudah berhasil terpilih. Untuk aku sendiri, tentu saja tidak mendapatkan. Hehe ...

Nama-nama narasumber sudah dirilis sejak jauh-jauh hari. Membuat para peserta tidak sabar untuk mengikuti perhelatan besar Ibu Profesional.


3. Cerita singkat tentang Konferensi Ibu Pembaharu

Aku sudah mendaftar sejak bulan Oktober 2021. Sempat kesulitan juga di awal karena antusiasme member IP untuk mengikuti KIP ini sangat besar. Atas bantuan teman-teman, akhirnya aku berhasil mendaftar dan mendapatkan e-tiket peserta KIP.

Konferensi Ibu Pembaharu dibuka pada tanggal 18 Desember 2021. Akan tetapi, sehari sebelumnya, sudah ada narasumber yang tampil. Acara awal itu aku ikuti melalui siaran youtube karena tidak berhasil masuk hall. Padahal beberapa jam sebelumnya, aku sudah berjalan-jalan mengunjungi beranda.

Alhamdulillah, untuk acara-acara selanjutnya, aku lebih mudah memasuki pintu-pintu yang ada.

Konferensi Ibu Pembaharu digelar tanggal 17 - 22 Desember 2021 dengan 14 narasumber yang sangat menarik. Sebagai narasumber penutup, Bu Septi Wulandani, founding mother Ibu Profesional, membawakan tema Saya Ibu Rumah Tangga dan Saya Bangga. Beliau benar-benar membuat KIP 2021 sangat membekas di hati.

Konferensi Ibu Pembaharu juga ditutup dengan Deklarasi Konferensi Ibu Pembaharu oleh Ibu Septi Wulandani.

Tidak semua acara KIP, aku ikuti sesuai jadwal. Bersyukur karena kami bisa mengikuti siaran tunda.

Acara KIP tahun ini memang yang kuikuti pertama kalinya. Karena dilaksanakan secara daring, maka semakin memudahkan kami untuk mengikuti, kapan pun dan di mana pun.

Dari Rumah Untuk Dunia, KIP menyajikan 22 sesi acara, dengan mengangkat enam tema utama, yaitu:

1. Saya Ibu Rumah Tangga dan Saya Bangga

2. Perempuan di Era Digital

3. Disabilitas Unggul

4. Ibu dan Anak Bahagia 

5. Aku Berdaya dan Aku Berkarya

6. Lingkungan dan Kehidupan yang Berkelanjutan.


Acara KIP tahun ini memang sangat meriah karena bertepatan dengan usia Ibu Profesional yang menginjak 1 dekade. Masya Allah, semoga semakin bermanfaat bagi para perempuan dan keluarga.



Merah Itu Aku

Jogja, 3 Januari 2022


Referensi: konferensiibupembaharu.id

Continue reading Jurnal X (Bagian 2)

Sunday, January 2, 2022

Bubur Ayam Favorit

Heihooo ...

Assalamualaikum,

Kali ini, aku mau cerita tentang bubur ayam favorit, yang nyaris wajib dimakan saat pulang ke Cilacap.

Aku agak lupa kapan tepatnya mulai suka makan bubur ayam itu. Kalau tidak salah, mungkin awal-awal SMP atau akhir SD gitu lah .... Dah cukup lama, ya, sekitar xx tahun yang lalu.

Perkenalanku dengan bubur ayam ini sanggup menggeser kedudukan lontong opor hits yang sempat jadi favorit menu sarapan saat libur sekolah.

Warung bubur ayam ini terletak di deket rumah Ibu dan tepat berada di seberang pintu masuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap. 

Saking deketnya dari rumah, aku memilih jalan kaki ke sana dibanding berkendaraan. Yah, itu terjadi setelah aku merantau. Waktu zaman-zaman sekolah, lebih sering nitip dibeliin kakak 😁.

Setelah pandemi, lebih memilih pesan antar.

Dilihat dari lokasi yang dekat dengan RSUD, mungkin sasaran awalnya adalah pasien atau keluarga pasien. Orang sakit kan lebih sering makan bubur, ya .... (Udaaah ... iyain aja).

Buka jam enam pagi, selalu ramai saat liburan tiba (baca: musim mudik). Kalau mau makan di tempat, lebih baik datang pagi sebelum jam enam, atau siang sekalian sekitar jam delapan atau sembilan. Waktu di antaranya adalah saat-saat sibuk. Harus sabar banget dan siap-siap jagain tempat duduk orang yang kira-kira udah hampir kelar makan.

Waktu hamil anak pertama, aku sempat kepengenan makan bubur itu. Saat itu, aku masih tinggal di Jakarta. Kondisi hamil, tentu saja membuatku tidak bisa sesering biasanya untuk pulang. 

Alhamdulillah, punya temen yang bisa dititipin 😆. Dia, temen SMA-ku dan Mr. Right, tinggal cukup dekat dengan kontrakan kami. Dengan baik hati, dia bawain dan anter ke kontrakan aku. Ah, aku sungguh terharu ....





Namanya Bubur Ayam Priangan.

Selain bubur ayam, sebenarnya ada menu lontong opor dan aneka gorengan. Namun, menu favorit di sini, selalu bubur ayam. Sesuai dengan judul warungnya.

Kalau ditilik dari nama, tampaknya sih, ini merupakan bubur ayam Bandung. Akan tetapi, hingga saat ini, aku belum pernah menemukan bubur ayam Bandung yang sama, ataupun mendekati bubur Priangan ini. Baik selama tinggal di Jakarta maupun di Jogja. Entahlah kalo di bumi Priangan apakah ada yang mirip.

Bubur ayam Priangan, disajikan tanpa kuah dengan topping suwiran ayam, kriuk-kriuk, daun bawang, dan bawang goreng. Yang paling khas adalah kriuk-kriuknya. Bukan cakwe seperti yang ada di bubur ayam Bandung (yang sudah pernah aku cicipi).

Tanpa kacang kedelai atau kacang-kacangan lain. Cukup sepi, tetapi niqmad 😆.

Aku teringat saat hamil dulu, temanku sampai minta ekstra kriuk-kriuk karena mengetahui bahwa itu favoritku 😁. Dengan alasan untuk ibu hamil, dia berhasil mendapatkannya. Benar-benar sangat besar jasanya 😌.

Bagi teman-teman yang penasaran dengan bubur ayam ini, bisa main-main ke Cilacap, ya ...


Berikut lokasinya:

Bubur Ayam Priangan

https://maps.app.goo.gl/MrHKsveESjctqj2eA


Merah Itu Aku

Jogja, 2 Januari 2022




Continue reading Bubur Ayam Favorit

Saturday, January 1, 2022

Ayo Kita Mulai!



Awal tahun, selalu terasa tepat untuk mulai menancapkan rencana setahun ke depan. Namun ternyata, bagi beberapa orang yang aku kenal (baik secara dekat mau pun tidak), akhir tahun justru merupakan saat untuk merencanakan. Jadi, mereka sudah mulai bergerak di awal tahun.

Seperti beberapa penulis favorit, sudah mulai mengeluarkan cerita baru di tanggal 1 Januari ini.

Yah, membuat rencana juga termasuk gerakan sih (duh …)

Aku pribadi, sudah mulai berencana akhir tahun lalu. Apa yang ingin aku perbaiki, apa yang harus dihilangkan, dan apa yang harus dipertahankan di tahun ini.

Tahun lalu merupakan tahun patah hati bagiku. Bukan patah hati semacam karena Raisa menikah atau Song Song Couple menikah kemudian bercerai. Patah hati yang aku rasakan benar-benar tidak ada obat.

Tahun 2021 sangat tak terlupakan karena aku kehilangan cinta pertamaku untuk selamanya. Kejadian itu, sempat membuatku ingin menarik diri dari semua hal. Meskipun akhirnya kembali, tetapi aku merasa tidak utuh lagi.

Tahun 2021 juga merupakan tahun kedua bagi kita semua menghadapi pandemi Covid 19. Setelah ada vaksin, ternyata tidak serta merta kehidupan kita kembali normal. Memang sudah diinformasikan sebelumnya, sih … hanya saja, lama-lama terasa melelahkan. 

Aku dan Mr. Right sudah vaksin dua dosis di tahun lalu. Rencananya, Kakak pertama dan kedua akan vaksin dosis pertama di awal tahun ini.

Entahlah, apakah pandemi akan berakhir di tahun 2022 ini? Jika melihat tren akhir-akhir ini, semua nampak membahagiakan. Semoga keriuhan malam tahun baru, tidak serta merta berimbas pada kenaikan kasus. Aamiin ....

Selain kesedihan yang aku rasakan tahun lalu, ada beberapa kejadian yang cukup membahagiakan. Aku masih mendapat kesempatan untuk terlibat dalam lebih dari sepuluh buku antologi. Selain itu, aku mulai kembali menemukan ritme berolah raga yang nyaman.

Target yang aku pasang tahun 2022 tidak sebanyak tahun lalu. Nanti aku buat tulisan khusus untuk masing-masing target.

Tahun ini, aku akan lebih fokus pada Kakak Sulung dan Adek Bungsu. 

Aku berencana memasukkan Adek Bungsu ke TK bulan Juli besok. Sedangkan Kakak Sulung, tahun depan sudah SMP. Berdasarkan pengalaman teman-teman, menghadapi anak kelas 6 dan mencari SMP sangat menguras energi, di samping menguras isi dompet tentunya ðŸĪŠ.

Yiimpiiiin ... anakku sudah mulai besar dan aku mulai menua.

Belum ada perubahan dari blog ini. Awalnya, aku sempat berencana merubah template di awal tahun supaya terlihat fresh. Namun, aku pikir belum terlalu mau fokus merapikan blog ini. Isinya masih suka-suka sebahagia aku. Karena tujuan blog ini dibuat memang buat curhat-curhat dan kadang untuk bikin tugas. Hehe ...

Apa pun yang kalian lakukan di awal tahun ini, semoga semakin menambah semangat dan kebahagiaan.

Bismillah ... yuk, bisa yuk ❤❤❤


Merah Itu Aku

Cilacap, 1 Januari 2022



Continue reading Ayo Kita Mulai!