Assalamualaikum 💕💕
Hai... hai...
Hari ini, sebelas tahun yang lalu, aku resmi menjadi seorang istri... yiey!!!
Kami ga pernah ngraya-ngrayain wedding anniversary sebenernya. Jadi, ketika aku kepikiran buat pesen cupcake lucu, rasanya agak gimanaaa gitu 😆. Entahlah ya, tetiba aku pengen aja, mengungkapkan perasaan cinta melalui kueh 🤭.
Ecieee... 💕💕💕
Salah satu cara mengungkapkan perhatian adalah dengan memberi hadiah. Critanya, kueh ini hadiah lah ya buat Mr. Right dan aku?. Meskipun pada kenyataannya, yang hepi tentu saja anak-anak 😆😆.
Gemes banget ga sih 😍😍 |
Ya ampuunnn... melihat lucunya cupcake ini, rasanya sayang banget buat dimakan. Aku cuma bilang kalo aku suka warna merah. Dan hasilnya bener-bener aku banget. Mana ada mawarnya kan... huhu... terharu banget aku tuuu...
Makasih Farida, kawan SMA kami berdua, juragan kueh Skadifa. Cupcake nya cakep banget dan aku puas banget...nget..nget... 😘😘😘.
Refleksi sebelas tahun
Sebelas tahun, untuk ukuran manusia udah bukan usia 'anak-anak' lagi ya... Udah ga cengeng 😆.
Menurut Pak Cahyadi dalam buku Wonderful Family, usia pernikahan di atas lima tahun, sudah melewati masa romantis. Memang antara satu pasangan dengan lainnya, memiliki waktu yang berbeda untuk melewatinya.
Nah, kalo sebelas tahun, pasti udah lewat banget. Aku malah merasa, setelah kelahiran anak pertama, yang mana ketika usia pernikahan kami menjelang satu tahun, kami sudah melewati masa romantis dan masuk ke masa penuh konflik 😆.
Duh, bentar banget ya ngrasain jadi pengantin baru 😂. Ya..ya.. kami memang terpaksa melewati dengan secepat kilat karena dua bulan setelah menikah, kami menjalani LDM (Long Distance Married). Berat? Ya gitu deh...
Kalo saat ini, mengingat konflik-konflik yang pernah terjadi, aku sudah bisa menertawakannya. Haha... padahal, saat mengalaminya, aku bisa nangis-nangis saking ga tahannya.
Ya, semua pasangan pasti punya konflik berbeda dengan cara penyelesaian yang berbeda pula. Alhamdulillah, masa-masa penuh konflik bisa kami lalui meskipun penuh air mata (buatku).
Sebelas tahun, sudah banyak sekali kejadian yang membuat kami lebih dewasa bersikap. Kami seperti bertransformasi menjadi sosok baru yang lebih baik. Kami saling berusaha untuk mempersempit jarak yang ada. Ya, menikah adalah menyatukan dua pribadi yang berbeda. Bertahun-tahun kami berusaha untuk saling memahami dan mempersempit perbedaan itu.
Perbedaan pasti ada. Hingga saat ini, kami pun masih terus belajar untuk saling memahami. Cuma setelah sebelas tahun bersama, rasa kesel ketika ada perbedaan yang muncul, bisa kami hadapi dengan lebih santai.
Mungkin masa-masa romantis di awal menikah sudah tidak kami rasakan lagi. Mungkin perhatian-perhatian yang awalnya hanya untuk kami berdua, sudah harus terbagi dengan anak-anak. Tapi kami yakin, bahwa cinta kami sudah semakin dewasa. Selain sebagai sepasang kekasih, kami adalah sahabat yang saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Sebagai sahabat, kami sudah sampai pada tahap begitu nyaman untuk berbagi apa pun. Semoga kami akan selamanya saling memberi kenyamanan.
Hai, Mr Right...
Hari ini sebelas tahun yang lalu, kita mengikat janji yang disaksikan oleh seluruh penghuni langit.
Terima kasih atas sebelas tahun yang penuh warna.
Terima kasih sudah menerima dan memahami segala yang ada pada diriku.
Terima kasih sudah membuatku begitu nyaman.
Terima kasih sudah melindungiku selama ini.
Terima kasih, suamiku, ayah dari anak-anakku.
I love you more and more...
Merah Itu Aku
Jogja, 28 November 2020