Sunday, June 14, 2020

Belajar Naik Sepeda

Sebentar lagi Kakak Athar 8 tahun tapi dia belum bisa naik sepeda roda dua. Khawatir? Engga... khawatirnya udah pernah waktu Kakak Zidan juga belum bisa naik sepeda dulu 😁. Entah khawatir ke anaknya atau karena jiwa kompetitif emak-emak yang bergejolak saat anak-anak seusianya udah jago banget naik sepeda roda dua.

Dulu, aku sempat menyalahkan Mr. Right gegara Kakak Zidan belum bisa naik sepeda. Seharusnya, yang ngajarin anak naik sepeda itu ayahnya. Jadi, kalo sampe Kakak Zidan belom bisa naik sepeda sampe segede itu, berarti salah ayahnya yang ga ngajarin. Apalagi saat itu, aku dan Mr. Right masih LDM. Haha... aku ga nyantai blas πŸ˜…πŸ˜…

Memang masing-masing anak berbeda. Aku tahu dan  kekhawatiran itu tidak aku tunjukkan ke Kakak Zidan saat itu. Sempat curhat sama temen yang anaknya seusia Kakak Zidan. Kemudian dia bilang, "Kalo ga ada hambatan dalam perkembangan motorik, setiap anak akan bisa naik sepeda."
Pun ketika eyangnya tahu bahwa cucu pertamanya belum bisa naik sepeda, beliau cuma bilang, "Nanti juga bisa... sekarang belum pengen aja anaknya."
Oh bhaique...kedua kalimat itu sangat menenangkan. Jadi, meskipun ada kalimat-kalimat senada dengan "Kok belum bisa naik sepeda roda dua sih?" sudah berkali-kali aku dengar, dapat aku abaikan saja 🀣🀣.

Suatu hari, aku menemukan artikel bagus banget tentang "mengajari anak naik sepeda" dengan klaim sekian jam berhasil 😁. Dan akhirnya aku dan Mr. Right mempraktekkannya terhadap Kakak Zidan. Yang kami lakukan tidak sama persis dengan artikel tersebut. Tapi sebagian besar mengadopsi cara di artikel itu. Karena sudah lama dan ga simpan artikelnya, maka aku ga cantumkan sumbernya di sini. Yang jelas, cara ini aku adopsi dari suatu artikel yang aku baca di media sosial. Kalau ada yang pernah baca dan tahu sumbernya, feel free untuk share di komentar ya 😘.

Inti dari naik sepeda roda dua adalah menemukan titik keseimbangan. Setelah anak menemukan titik keseimbangan, maka naik sepeda roda dua, bukan lagi harapan kosongπŸ˜…. Dan aku baru menyadari bahwa balancing bike atau push bike sangat membantu anak untuk bisa menemukan titik keseimbangan, yang mana menjadi dasar dalam naik sepeda roda dua. 

Cara mengajari anak naik sepeda roda dua:
1. Lepas pedal. Tujuannya agar kaki anak tidak terganggu/terluka dengan adanya pedal. Jadi kayak balancing/push bike kan ya 😁. 
2. Atur sadel (dudukan) sepeda hingga ketika anak duduk, kaki bisa menyentuh tanah.
3. Cari jalanan yang menurun landai, jangan terlalu curam.
4. Dudukkan anak di sepeda, dorong di jalanan yang menurun. Lepaskan, biarkan sepeda berjalan dengan bantuan jalanan yang menurun tadi.
5. Ulangi perjalanan menurun hingga anak menemukan titik keseimbangan.
6. Setelah anak berhasil menjaga keseimbangan di jalanan menurun, lakukan menjalankan sepeda di jalan yang datar. Biarkan anak mendorong sepeda dengan bantuan kakinya, sambil tetap duduk di sadel. Prinsipnya sama seperti menaiki balancing/push bike.
7. Jika sudah bisa meluncur dalam jarak yang cukup jauh, pasang kembali pedal. 
8. Tara... sang anak sudah bisa mengendarai sepeda roda dua 😁😁.

Aku tidak ingat berapa lama total Kakak Zidan melakukan cara itu sampai berhasil naik sepeda roda dua. Tapi yang aku inget, cukup cepat. Alhamdulillah, jalanan depan rumah memang menurun. Jadi ga perlu cari lokasi yang cocok untuk latihan sepeda dengan cara ini. Untuk latihan jalanan datar, Kakak Zidan pindah ke lapangan deket rumah. Oh iya, untuk latihan di jalan menurun, orang tua harus persiapkan energi untuk mendorong sepda kembali ke atas πŸ˜†.

Kembali ke Kakak Athar. Sampai saat ini, dia belum mau latihan naik sepeda roda dua. Aku sudah siapkan sepeda untuk latihan. Tinggal tunggu dia mau latihan sambil sering dipanas-panasin ngliat kami sepedaan. Semoga dia tergerak hatinya untuk latihan sepeda roda dua supaya kita bisa sepedaan bareng-bareng 😁😁.

Merah Itu Aku
Jogja, 14 Juni 2020




0 comments:

Post a Comment