Tuesday, July 7, 2020

Mudik

Setelah setengah tahun ga mudik ke Cilacap, -alhamdulillah- akhirnya kami mudik juga. Yieeeyyyy!!!! 🎉🎉🎉🎉

Rencananya awal, kami mudik dua minggu lalu. Tapi karena Mr. Right ada acara mendadak, mudik pun diundur Sabtu kemaren. 

Kenapa kami memutuskan untuk berani mudik?

1. Perbatasan antar daerah sudah terbuka untuk keluar masuk. 
Artinya, bepergian sudah dianggap aman. Atau,  masyarakat sudah dianggap mengetahui protokol kesehatan. Atau, masyarakat sudah dianggap mengetahui resiko bepergian di saat seperti ini. 
Memang tetap lah keputusan itu ada di tangan kami ya... mau pergi, atau tetap berada di rumah.

2. Beberapa minggu yang lalu, Eyang Putri dan Eyang Kakung sudah melakukan perjalanan Cilacap - Semarang - Jogja - Cilacap, yang alhamdulillah lancar, sehat, selamat.
Sebenarnya, sebagai orang yang termasuk beresiko karena usia sudah di atas 60 tahun, beliau-beliau sebaiknya di rumah saja. Daripada nanti beliau-beliau yang bepergian lagi, lebih baik kami tetap mudik.
Terlepas dari kemungkinan kami yang lebih muda membawa virus, akan lebih beresiko ketika para orang tua yang melakukan perjalanan.

3. Insya Allah kemungkinan kami membawa virus cukup kecil karena selama di Jogja pun kami di rumah saja. Dan jika ke luar rumah, mengikuti protokol kesehatan. Yang beresiko membawa memang Mr. Right yang sejak awal tidak pernah mengenal WFH.
Sempat mau rapid test dulu sebelum mudik. Tapi kami ga melakukannya. Kenapa? Ga ada alasan khusus sih... engga aja 😁


Kami berangkat setelah salat duhur dan makan siang. Sempet kesel karena menunggu Mr. Right yang belum juga pulang dari sepedaan. Saking lamanya, aku udah berniat mau nguras lautan dulu 😌😌. Menjelang duhur, beliau baru pulang cobak. 

Persiapan kami lakukan sebelum berangkat supaya ga perlu mampir ke mana-mana sepanjang perjalanan. Bawa air minum, maianan anak, masker cadangan, handsanitazer, tissue kering, dan tissue basah. Anak-anak disuruh ke toilet dulu sebelum berangkat biar ga mampir-mampir toilet juga.

Yang biasanya kami mampir ke minimarket buat beli jajanan, pada perjalanan kali ini, kami tidak berniat melakukannya. Pun tidak mampir di mie nyemek langganan, padahal aku sangat merindukannya 🤧🤧. Tak apalah...mie nyemek buatan Eyang Kakung tidak kalah enak kok 🤤🤤.

Alhamdulillah perjalanan lancar. Ohiya, kami terpaksa berhenti sekali di pom bensin karena mau ke toilet. Meskipun sudah diantisipasi, tetap saja ya ada hal-hal di luar kuasa kita. Setelah dari toilet, langsung bersihkan tangan pakai handsanitizer. Semoga kami terlindungi.

Sepanjang perjalanan, kendaraan sudah mulai ramai berlalu lalang. Tidak semua orang yang keluar rumah memakai masker. Aku sampai bertanya-tanya, apakah wabah corona tidak sampai ke daerah yang aku lalui tersebut. Sedih, heran, dan takjub menjadi satu.
Bahkan ada anak-anak yang sudah mulai latihan sepak bola. Duh..duh...


Bulan purnama di atas rumah Eyang

Kami sampai Cilacap menjelang maghrib. Alhamdulillah... akhirnya kami mudik juga... 


Merah Itu Aku
Cilacap, 7 Juli 2020

0 comments:

Post a Comment