Wednesday, September 2, 2020

Mas dan Dek

Waktu kecil, aku punya tetangga yang kalo panggil kami yang lebih muda, dengan panggilan 'Dek'. Buatku, panggilan 'Dek' itu sangat menyatakan kedekatan dan kasih sayang.

Semenjak itu, aku memiliki keinginan untuk memanggil 'Mas' pada suamiku kelak, dan berharap dipanggil 'Dek' oleh suamiku (pamrih bener dah 😁). Nyatanya, aku menikah dengan teman sekelas di SMA dan sayangnya, aku lebih tua 23 hari darinya. Jadi, atas nama kesopanan dan penghormatan, aku menyebut Mr. Right dengan 'Mas', tapi aku ga dipanggil 'Dek'. Sebel. 

Setelah punya anak, panggilan kamipun ikut berubah mengikuti panggilan anak-anak. Ih, ga romantis banget 😑. Aku dipanggil 'Bun' dan Mr. Right dipanggil 'Ay'. Yaaaa...biar ada romantis-romantis dikit lah. Eh, romantis di sebelah mananya sih? 🤣🤣

Waktu hamil anak kedua, aku sudah mengutarakan keinginanku untuk menerapkan panggilan Mas dan Dek pada anak-anak. Eh, Mr. Right lebih suka panggilan Kakak untuk anak tertua. Alasannya, kalo Mas itu seperti panggilan orang yang baru ketemu. Lha, kita baru ketemu juga dong 🙄. Ah, Mr. Right ga inget ya kalo jalan-jalan di pertokoan, selalu ada pramuniaga yang menawarkan dagangannya dengan "Diskonnya, Kakak...". Coba, lebih saling asing yang mana?

Menurutku, panggilan Mas itu lebih Jawa banget. Secara kami kan orang Jawa, jadi panggilan Mas lebih cocok dan dekat. Namun, akhirnya keputusan jatuh pada panggilan Kakak untuk anak pertama kami. Ya sudahlah ya....

Kegalauan terjadi ketika lahirlah anak ketiga kami. Panggilan apa yang akan kami sematkan pada anak tengah. Dia merupakan adek dari anak pertama, sekaligus kakak bagi anak terakhir. Setelah menanyakan pada si empunya panggilan, dia memilih dipanggil Kakak aja. Mungkin biar nampak dewasa 😋.




Kesleo lidah dalam memanggil anak tengah pun kerap terjadi. Kadang aku panggil Kakak, tapi ga jarang aku panggil Dek. Ga konsisten banget ya... dan itu berimbas pada anak terakhir yang sering panggil kakak kedua dengan panggilan Dek 🤣🤣🤣. Cubit lho..

Qodarullah, saat ini kami tinggal di Jogja, di mana kearifan lokal begitu dijunjung tinggi. Lingkungan sekolah anak-anak, mengajarkan untuk memanggil teman sekelas dan kakak kelas dengan panggilan Mas dan Mba. Sedangkan untuk penggilan ke adek kelas, diwajibkan memanggil Dek.
Konon katanya, panggilan-panggilan itu bertujuan untuk mengurangi kejadian perundungan di sekolah. 
Panggilan Mas dan Mba, diharapkan dapat meningkatkan rasa kasih sayang dan kekeluargaan di lingkungan sekolah.

Setelah bertahun-tahun menggunakan panggilan Kak dan Dek, aku jadi merasa aneh kalo ada yang panggil adeknya langsung nama. Terdengar jauh, gitu. Pernah suatu hari, Kakak Zidan memanggil adeknya dengan panggilan Athar (tanpa dek), dan aku langsung menegurnya 😁. 

Buatku, salah satu cara saling menghormati dan menyayangi antar kakak adek adalah dengan memanggil mereka dengan panggilan Mas/Mba/Kak/Dek. ❤❤❤❤


Merah Itu Aku
Jogja, 2 September 2020




0 comments:

Post a Comment