Wednesday, December 11, 2019

Selamat Jalan, Mbah Ma...

Sehari sebelumnya, kami mendapat kabar bahwa Mbah Ma, Ibu dari Ibu, mulai tidak mau makan dan tidak mau menghabiskan susunya. Saat itu, Ibu yang masih berada di Jogja sudah mulai gelisah. Bagaimana tidak, selama ini, Ibu hampir selalu ada saat Mbah Ma sakit.
Rencana awal memang pagi itu, Ibu dan Bapa pulang ke Cilacap setelah beberapa hari berkunjung ke Jogja. Namun siapa yang pernah menyangka bahwa di pagi yang sama, hari Kamis tanggal 5 Desember 2019, Mbah Ma berpulang. Ibu nampak sangat sedih dan kecewa karena di saat terakhir, beliau tidak ada di samping Mbah Ma🥺🥺🥺.

Aku tetap di Jogja karena anak-anak sudah berangkat sekolah dan masih ujian sampai hari Selasa. Ah, ternyata sebagai cucu, aku tidak bisa dengan mudah memberikan penghormatan terakhir. Apalagi Mr. Right sedang tidak di Jogja. Sedih? Pasti☹.

Banyak hal terjadi setelah kepergian Mbah Ma. Banyak cerita dan banyak pelajaran yang bisa diambil dari Beliau. Ada 2 hal yang nancep banget.

1. Ternyata sebelum ada Bujo, Mbah Ma punya buku yang berisi catatan tanggal pernikahan dan kelahiran. So sweet banget ya perhatian beliau ke kami-kami ini🥰🥰

Buku ini ditemukan saat beberes kamar Mbah Ma. (Foto diambil dari wag keluarga)

2. Mbah Ma adalah seorang cerdas finansial. Di kamar Beliau, ditemukan beberapa dompet yang berisi uang untuk pos-pos tertentu. Dua di antaranya adalah untuk infaq dan tabungan kurban. Untuk tabungan kurban sendiri, Mbah Ma menabung 300ribu tiap bulan. Tak heran, di usianya yang senja Mbah Ma tak pernah absen berkurban. 

Masya Allah... aku bangga sekali memiliki embah seperti Beliau. Semoga Allah memberikan tempat terbaik untuk Mbah Ma. 
Selamat jalan Mbah Ma... I love you and I miss you 🥺🤗.


Merah Itu Aku,
Jogja, 11 Desember 2019

0 comments:

Post a Comment