Sunday, December 6, 2020

Merangkai Kata 2020

Sudah bulan Desember, saatnya melihat apa yang sudah terjadi sepanjang 2020. Tahun ini, tampaknya masih merupakan tahun menulis untukku. Ada banyak hal yang terjadi, banyak hal yang membuatku bahagia, tetapi ada juga yang masih menyisakan kecewa.

Mari kita telusuri πŸ’…πŸ’…


Konsisten menulis di KLIP

Tahun ini adalah tahun keduaku di KLIP. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, badge yang aku peroleh tahun ini tidak lebih baik. Artinya, jumlah tulisan (yang aku setorkan ke form setoran KLIP) sepanjang tahun ini, tidak sebanyak tahun sebelumnya.

Memang tiap bulan berhasil memperoleh badge, tapi jumlah setoran begitu mepet untuk mencapai badge dasar (10 tulisan dalam sebulan) πŸ™ˆ. 

Mungkin hal ini dipengaruhi oleh persyaratan jumlah minimal kata dalam tulisan yang disetorkan (300 kata). Atau bisa jadi karena adanya pilihan minat menulis yang membuatku memaksa menyetorkan tulisan dari blog (walopun kadang tetep setor tulisan di g-drive juga sih 😁).

Aku memilih jurusan blogger. Niatnya supaya aku lebih rajin nulis di blog, menghindari menyembunyikan tulisan di g-drive πŸ˜‚.

Tapi aselik, semua hal baru di KLIP membuatku banyak belajar untuk meningkatkan kemampuan dan konsistensiku dalam menulis.


Buku antologi

Tahun ini, aku bertemu mainan baru, yaitu jadi kontributor buku antologi. Alhamdulillah, sampe bulan Desember ini, aku berhasil menulis di 12 buku antologi yang sudah terbit 😍😍.

Buku antologi pertama terbit di awal Januari. Benar-benar menjadi awal ketertarikanku menulis buku antologi 😁.

Bukan hanya jumlahnya yang patut disyukuri, tetapi juga ilmu dan pengalaman yang begitu banyak aku dapatkan. Sungguh, aku tak pernah menyangka bisa terlibat dalam dunia penulis antologi seperti sekarang.


KMO (Kelas Menulis Online) club

Pada bulan September, aku mengikuti KMO. Di sana, aku mendapat banyak pengalaman. Salah satunya yang paling membekas adalah kegiatan sarapan kata (sarkat) yang memaksaku untuk menulis selama 30 hari berturut-turut. 

Jumlah kata minimal adalah 300. Sama kayak di KLIP, tetapi ga semua tulisan di sarkat, aku setorkan juga di KLIP πŸ˜‚. Entah karena lupa setor di gform, atau karena sudah berniat menulis di blog.

Dipaksa menulis setiap hari, membuatku memutar otak untuk menuangkan ide-ide dalam tulisan. Ada rasa tidak puas dengan alur ceritanya. Banyak plot hole di sana sini. Tapi aku tetap memberi apresiasi terhadap pencapaian yang telah aku raih.

Ternyata jika dipaksa, aku bisa juga menulis setiap hari πŸ˜†.


Mulai kuliah Gemari Madya

Setelah menunggu lebih dari setahun sejak lulus Gemari Pratama, akhirnya Gemari Madya batch kedua dibuka juga. Alhamdulillah, aku bisa keangkut 😁.

Aku merasa berat banget mengikuti kuliah ini karena harus membuka banyak kenangan di awal perkuliahan. Banyak beban jiwa yang aku angkat ke alam sadar supaya bisa aku regulasi. Berat pada awalnya, tetapi memudahkanku untuk melangkah lebih jauh lagi.

Mengobati jiwa yang pernah terluka, memaafkan, dan menerima diri dengan ikhlas. Aku masih harus banyak belajar untuk mengurangi beban yang ada dalam jiwaku.


Menjadi Srikandi Ibu Profesional Yogyakarta New Chapter

Dalam setahun ini, aku sudah dua kali pindah posisi. Di awal New Chapter, aku menjadi Manajer Operasional. Beberapa bulan setelahnya, aku digeser menjadi Manajer Aktivitas.

Jujurly, aku masih sering oleng πŸ˜‚. Tapi aku menikmati segala keriwehan dan privilege nya. Hihi... gimana ga happy coba, sebagai Manajer Aktivitas, aku bisa masuk semua Rumah Belajar di Komunitas IP Yogyakarta. Sedangkan member lainnya hanya boleh memilih maksimal 2 rumbel. Hoho...

Tapi ya konsekuensinya, kadang banyak yang terlewat karena kebanyakan notifikasi grup 🀭. Aku tetep fokus di dua rumbel pilihan untuk diikuti. Rumbel lainnya aku intip-intip untuk nambah pengetahuan 😁.


Covid 19

Hwaaa... ini bener-bener ga pengen aku tulis. Tapi wabah ini bikin kehidupan berubah. Sempat bertahan di rumah saja hampir selama setengah tahun. Sampe urusan belanja bulanan di-handle Me. Right πŸ™ˆ.

Merasakan kekhawatiran yang luar biasa untuk keluar rumah. Sampe akhirnya aku dan Mr. Right sepakat buat kasih tab ke anak-anak biar mereka ga bosen di rumah.

School From Home (SFH) yang bikin anak-anak dan orang tua senewen. Bayangkan saja, anak-anak yang biasa ketemu banyak temen, tiba-tiba harus dikurung di dalam rumah. Ga ketemu temen sekolah dan ga ketemu juga sama tetangga samping rumah. 

SFH masih berlangsung hingga saat ini. Mungkin sudah 8 bulan lebih. Kemaren-kemaren sempet ada kegiatan di sekolah sebentar, sebelum daerah kami 'memerah' kembali.

Entah kondisi seperti ini akan bertahan hingga kapan 😭😭.


Kira-kira itulah sekelumit kejadian di tahun 2020 yang tertangkap oleh ingatan.

Ada banyak hal yang terjadi. Ada bahagia dan ada juga kecewa. Bahagia karena beberapa passion punya kesempatan untuk dilakukan.

Harapan di tahun 2021 adalah semakin konsisten menulis yang berbobot (ga cuma curhat-curhat belakaπŸ˜‚). Aku juga akan berusaha untuk menjalani pola hidup yang lebih sehat. Selain itu, aku ingin menjadi teman yang baik untuk anak-anakku.


Merah Itu Aku

Jogja, 6 Desember 2020



0 comments:

Post a Comment