Pada suatu malam yang dingin dan gelap sepi, Mr. Right ngliat aku yang lagi sibuk dengan buku dan aneka warna pen bergeletakan di sekelilingku. Dengan perhatiannya, dia bertanya, "Ecie... yang lagi ngerjain tugas. Rajin bener."
Merasa diperhatikan, aku geer dong ya... padahal tuduhan dia tidak sepenuhnya benarπ€. Iya sih, aku lagi bikin tugas pribadi, nulis bujo untuk persiapan tahun 2021.
Percakapan absurd suami istri pun berlanjut, di suatu malam 30 Desember 2020.
Mrs. Always Right: "Bukan tugas-tugas banget sih. Lagi persiapan 2021. Mau menyusun resolusi" (pas ngomong begini, aku beneran berasa sok kece banget π€£). Trus aku terpancing buat tjoerhat.
"Taun ini banyak yang meleset. Jadi, taun depan harus meningkatkan prestasi, nih."
Mr. Right: "Kalo meleset gitu, ada punishment-nya ga?"
Mrs. Always Right: "Ga ada lah... orang bikin-bikin rencana sendiri kok. Paling ya konsekuensinya, targetnya ga terpenuhi."
Mr. Right: "Lha kok enak bener begitu. Trus ngapain dibikin rencana-rencana gitu?"
Mrs. Always Right: "Ya biar bisa ngukur aja sih. Dan biar inget terus kalo ada sesuatu yang dikejar. Emangnya, Ay ga pernah bikin beginian?"
Mr. Right: "Ga pernah. Adanya rencana kerja."
Dan percakapan pun berakhir π .
Setelah itu, aku jadi teringat tentang reward dan punishment. Apakah memang perlu? (Jadi inget pembahasan CoC Ibu Profesional juga, ga sih? π).
Reward bisa kita artikan sebagai hadiah atas sesuatu yang telah berhasil kita lakukan. Aku pernah memberikan hadiah berupa bintang kepada diri sendiri ketika men-challenge diri sendiri untuk mandi pagi. Iya... aku terinspirasi dari tulisan Teh Shanty tentang mandi. Jadi, ada tingkatan jumlah bintang tiap kita berhasil menaklukkan challenge. Begitu pula di KLIP yang memberikan reward berupa badge.
Sedangkan punishment dapat diartikan sebagai hukuman terhadap tindakan yang salah atau tidak sesuai. Hukuman lebih mengarah pada tindakan negatif.
Untuk punishment, aku merasa tidak perlu. Tanpa adanya punishment, aku sudah menanggung konsekuensi terhadap apa yang aku lakukan. Bagiku, melihat habit tracker yang bolong-bolong atau list buku bacaan yang sepi udah ngeslin. Jadi ga perlu pake hukuman segala. Karena aku sudah merasa terhukum dengan sendirinya π.
Mari semangat memperbaiki diri. Berikan reward yang bisa meningkatkan semangat seperti memberi bintang atau badge atau pujian untuk diri sendiri. Ga perlu yang wah, tapi cukup bikin diri kita happy ππ.
Merah Itu Aku
Jogja, 3 Januari 2021
0 comments:
Post a Comment