Alhamdulillah, hari ini buku antologiku yang ke-12 mendarat dengan mulus di rumah. Buku ini adalah antologi ke-12 yang dicetak tahun kemarin. Karena terhalang libur akhir atau awal tahun, akhirnya baru dikirim awal tahun ini.
Aku benar-benar tak menyangka akan memiliki koleksi buku antologi hingga sejumlah ini. Masya Allah Tabarakallah... mimpi pun aku tak pernah.
Semua berawal dari buku antologi bersama komunitas Gemar Rapi. Saat itu, aku benar-benar tak ada pengalaman menulis antologi sekali pun. Modalnya nekat. Hanya punya keinginan untuk membukukan tulisanku. Pengen merasakan punya buku, di mana ada namaku sebagai salah satu kontributornya.
Aku berterima kasih kepada komunitas Gemar Rapi, terutama kepada Mbak Nik tentu saja, yang sudah memberi kesempatan dan membimbing kami dalam menulis. Tak menyangka, menulis bersama komunitas Gemar Rapi adalah gerbang menuju antologi-antologi berikutnya.
Setelah buku antologi Membangun Budaya Gemar Rapi terbit pada bulan Januari 2020, aku jadi ketagihan untuk menulis antologi lain. Alhamdulillah, puji syukur tak henti-hentinya aku panjatkan, atas jalan yang ditunjukkan melalui orang-orang yang peduli kepadaku.
Antologi kedua terbit pada bulan Mei 2020. Aku masih menulis non-fiksi. Kali ini tentang pengalamanku menjalani operasi caesar. Bersama Indsript, kami menulis antologi Pejuang Caesar. Aku merasakan writing for healing ketika menulis di buku ini. Aku mencoba untuk memaafkan diriku dengan menulis.
Buku antologi ketiga dan keempat, aku tulis bersama teman-teman di @nulisbarengrobi. Untuk pertama kalinya, aku menulis cerita fiksi. Buku antologi ketiga berjudul Jangan Khawatir, Semua Akan Baik-Baik Saja, terbit bulan Juni 2020. Sedangkan buku antologi keempat yang berjudul Jadilah yang Terbaik Menurut Versimu Sendiri, Bukan Versi Orang Lain, terbit sebulan setelahnya, yaitu bulan Juli 2020.
Bersama @nulisbarengrobi, aku mendapat banyak ilmu tentang kepenulisan. Bagaimana menulis awalan, akhiran, dialog, dan kata-kata yang sering salah karena sudah terbiasa. Setelah ikut kelas menulis tersebut, aku semakin haus mencari ilmu tentang kepenulisan.
Aku berkenalan dengan @nuliskeroyokan saat Ramadan. Kemudian aku mengikuti proyek antologi Ramadan di Tengah Pandemi, yang terbit bulan November 2020, sebagai buku antologi yang kesembilan. Pada buku antologi ini, masing-masing kontributor menulis sepuluh cerita mini dengan tema seperti judul buku. Aku kembali menulis cerita fiksi.
Antologi kelima yang terbit bulan Oktober 2020, merupakan proyek bersama teman-teman Upload DIY Jogja. Dalam buku Upload DIY Jogja Bagiku ... kami bercerita tentang awal mula mengenal Upload DIY Jogja, bagaimana bisa tertarik dengan crafting, dan keseruan-keseruan apa yang kami rasakan selama bergabung bersama komunitas ini. Baby Dinata sebagai founder komunitas pun, ikut menjadi salah satu kontributor bersama kami.
Pada bulan yang sama, buku antologi keenam yang ditulis bersama Nulis Pengalaman Hidup (NPH) terbit. Awalnya, aku mengikuti postingan IG NPH tentang menulis gratis dengan persyaratan tertentu. Kemudian aku mengirimkan persyaratannya melalui email. Agak lama aku baru mendapatkan balasan yang mengabarkan bahwa kuota untuk antologi yang aku daftar, sudah habis. Aku pun ditawari untuk mengikuti proyek antologi lainnya. Tanpa pikir panjang, aku menyanggupi dan terbitlah buku antologi berjudul Seseorang yang Berarti.
Buku antologi ketujuh dan kedelapan, terbit di bulan yang sama dengan Ramadan di Tengah Pandemi, yaitu pada bulan November.
Parentouch, buku antologi ketujuh, aku tulis bersama @nulisyuk. Aku mengenal nulisyuk melalui IG. Mereka sering lho membuka pendaftaran proyek buku antologi.
Buku antologi kedelapan ini penuh perjuangan panjang dan berliku. Buku antologi ini digarap bersama teman-teman Kelas Menulis Online (KMO) batch 26. Kami berangkat bersama-sama di awal hingga seribuan peserta. Ohiya, KMO ini gratis, dan kami mendapat banyak ilmu kepenulisan. Karena gratis, memang banyak orang yang tertarik untuk ikut. Namun, di KMO ada sistem gugur. Bagi peserta yang tidak berkomitmen mengerjakan tugas yang diberikan, maka akan gugur. Hingga akhir kelas, kelompok kami, tersisa kurang dari separuh jumlah awal.
Buku antologi Enigma Virus Cinta, memberiku kesempatan mencicipi jadi editor cabutan. Masya Allah, ilmu mengedit itu benar-benar membekas. Bahkan ketika aku menulis chat pesan singkat, otomatis aku mengetik dengan minimal kesalahan ejaan 😅😅.
Candrawama (Antara Aku dan Luka) merupakan buku antologi yang kesepuluh, terbit pada bulan November. Bersama Ghirah Racita Comunity GRC), aku belajar lebih banyak lagi ilmu kepenulisan. Aku mengakui bahwa editor di GRC sangat luar biasa teliti dan tegas. Pertama kali menerima pengembalian naskah, aku langsung terhenyak melihat berbagai warna yang tertoreh di naskahku. Dari mereka, aku belajar semakin banyak lagi.
Pada bulan Desember, buku antologi bersama @nuliskeroyokan terbit lagi. Buku antologi kesebelas, berjudul Bintang dan Mentari.
Buku terakhir yang terbit di tahun 2020 adalah buku antologi keduabelas berjudul Aku Ingin Jadi Anak Berbakti. Ini adalah cerita anak pertama yang aku tulis. Aku menulis buku antologi ini bersama teman-teman di BPOT.
Pojok display buku-buku yang memuat tulisanku |
Foto di atas adalah penampakan pojok display buku-buku yang memuat tulisanku. Sengaja dipisahkan dari rak buku bacaan yang lain, untuk memberi semangat agar terus menulis.
List judul buku antologi yang aku tulis, beserta bulan terbit, pada tahun 2020:
1. Membangun Budaya Gemar Rapi (Januari)
2. Pejuang Caesar (Mei)
3. Jangan Khawatir, Semua Akan Baik-Baik Saja (Juni)
4. Jadilah yang Terbaik Menurut Versimu Sendiri, Bukan Versi Orang Lain (Juli)
5. Upload DIY Jogja Bagiku ... (Oktober)
6. Seseorang yang Berarti (Oktober)
7. Parentouch (November)
8. Enigma Virus Cinta (November)
9. Ramadan di Tengah Pandemi (November)
10. Candrawama (Antara Aku dan Luka) (November)
11. Bintang dan Mentari (Desember)
12. Aku Mau Jadi Anak Berbakti (Desember).
Pengalaman menulis buku antologi di tahun 2020 sangat mengesankan. Bertemu editor dengan berbagai tipe, tetapi sama-sama mau memberi masukan yang membangun. Aku semakin butuh untuk belajar literasi. Mengasah kemampuan menulis dengan tata cara penulisan yang benar. Alhamdulillah... aku bertemu dengan orang-orang hebat.
Merah Itu Aku
Jogja, 9 Januari 2021
0 comments:
Post a Comment