Kemudian, kegagalanku sebagai perempuan semakin bertambah ketika cek-cek krim pagi dan malam
Memang selama ini, aku merasa tidak cukup perempuan sebagai perempuan😆. Sudah tak usah dipikirkan susunan kalimatnya. Yang pasti, sebagai perempuan, aku sangat jauh dari perawatan muka dan badan. Semoga segera dibukakan pintu hatinya....
Aku tau bahwa apa yang terjadi sudah digariskan Allah... termasuk aku yang punya tiga anak laki-laki semua. Menghadapi perayaan hari Kartini, aku ga perlu pusing mikirin kostum dan make up. Cukup pake baju lurik dan celana hitam
Tersebutlah Athar harus berbaju adat hari Kamis kemaren. Karena baju luriknya udah kekecilan, dia pake punya Zidan. Gitu aja...dan Athar sudah semangat. Dasar aku yang terlalu nyante ato males, ga ada pikiran buat sewa-sewa baju ke salon. Aku pikir kan cowok juga ya... meskipun nyatanya, ada lho temen cowonya yang total banget pake kostum adatnya. Jadi fix, ini tergantung orang tuanya😄.
Begitu turun dari mobil, bu guru tanya "mana blangkonnya?"
Melihat Athar yang rada kecewa, aku hanya tersenyum lebar "wah...lupa bu" 😅.
Maafkan bunda yang penuh kekurangan ini ya dek... bahkan untuk baju yang segampang itu aja masih ada yang terlewat.
Dan sejujurnya, aku bener-bener ga terbersit untuk nyiapin blangkon😂. Karena sesungguhnya, blangkon Kartinian beberapa tahun yang lalu udah ga jelas bentuknya😁.
Merah Itu Aku
Jogja, 20 April 2019
0 comments:
Post a Comment