Wednesday, March 6, 2019

Clutter

Clutter merupakan kata benda, diambil dari bahasa Inggris yang artinya kebisingan; kekacauan; kekusutan; keributan. Jika aku diterjemahkan secara bebas dalam bahasa berbenah, clutter aku artikan sebagai benda-benda yang tidak jelas fungsinya berada dalam rumah, yang jika benda tersebut tidak ada, hidup kita sebenarnya masih tetap baik-baik saja. Atau benda itu bermanfaat, tapi ketika kita cari, benda itu tidak tau di mana, atau bahkan kita lupa memilikinya, akhirnya kita beli lagi saat membutuhkannya.

Usaha menghilangkan clutter di rumah atau yang disebut declutter dapat diawali dengan mencari tahu penyebab clutter. Aku melibatkan Mr. Right dan anak-anak besar untuk mengidentifikasi penyebab dan dampak clutter di rumah.

List penyebab dan dampak clutter di rumah:

1. 
Penyebabaku penimbun karton dan botol bekas yang berdalih suatu saat benda-benda tersebut akan berguna
Dampak: terjadi penumpukan kardus dan botol bekas di beberapa titik di rumah

2.
Penyebab: aku pengkoleksi kain flanel, kain perca, benang, dan bahan craft lain
Dampak: meskipun sudah ada craft corner, nyatanya masih banyak bahan craft yang bergeletakan karena storage ga muat.πŸ˜“πŸ˜“

3.Penyebab: aku berpikir bahwa baju kakak pertama bisa diturunkan hingga adek terakhir. Mereka semua cowo yekan?πŸ˜†πŸ˜†
Dampak: lemari kak Athar penuh karena dapet hibah dari kak Zidan, sedangkan baju-baju dia yang kekecilan belum pindah ke lemari dek Lou karena jarak mereka terlalu jauh.

4.Penyebab: Mr. Right baru setahun ini tinggal bersama kami setelah LDM 8 tahun. Jadi barang-barang pindahannya masih ada yang belum punya tempat saking banyaknya.
Dampak: ada 2 box kontainer yang teronggok manis di pojokan ruang tamu karena ga punya tempat buat nyimpen barang-barang itu

5.Penyebab: Mr. Right sangat mudah tergoda belanja karena ingin bukan butuh
Dampak: meskipun udah banyak yang dikasihkan ke orang, barang-barang dia ga pernah berkurang. Ajaib banget dah😌

6.
Penyebab: anak-anak suka koleksi kertas yang berisi gambar buatan mereka
Dampak: storage khusus buat nyimpen koleksi mereka sudah penuh saking hobinya gambar dan koleksi (ga boleh dibuang). Akhirnya di setiap sudut rumah bisa ditemukan kertas berisi gambar yang mereka bikin. Udah lumayan banyak yang aku buang-buang. Tapi jumlahnya masih menakjubkan saja.

7.Penyebab: anak-anak terlalu mencintai mainannya
Dampak: mainan yang udah rusak-rusak tetep ga boleh dibuang. Kotak mainan udah ga muat menampung. Tiap laci ada mainan yang tergeletak. Dan mereka pun kesulitan mencari mainannya.

8.
Penyebab: para lelaki hobi sekali meletakkan barang-barang tidak pada tempat semula
Dampak: seringkali kesulitan mencari barang. Yang bisa berakhir dengan membeli lagi barang yang samaπŸ˜’πŸ˜’πŸ˜’πŸ˜’

Huhu...list nya kok panjang ya.. jadi ketauan deh rumahnya mirip-mirip gudangπŸ˜†πŸ˜†.

Dalam 5 - 10 tahun mendatang, aku ingin menjadikan rumah kami menjadi hunian yang :
1. Rapi dan teratur. Agar kami tidak kesulitan dalam menemukan barang di dalam rumah.

2. Aman dan nyaman. Agar tidak terjadi kecelakaan menginjak mainan atau tersandung tumpukan barang yang tidak jelas. Kami pun merasa nyaman berada di rumah.

3. Sehat dan bersih. Ingin sekali mengucapkan selamat tinggal onggokan barang-barang unfaedah yang bisa menjadi sarang hewan-hewan yang tidak diinginkan kehadirannya di dalam rumah. Ingin menjadikan rumah sebagai obat stress setelah seharian beraktivitas di luar.

4. Alami dan berkelanjutan. Ingin menjadikan gemar rapi sebagai gaya hidup sehingga menjaga kerapian rumah bukanlah suatu beban.

Hal yang memotivasi aku untuk bergaya hidup gemar rapi:
1. Aku ingin memberikan suasana rumah yang selalu dirindukan untuk pulang.
2. Aku ingin memiliki tempat yang nyaman untuk berkreasi.
3. Aku ingin anak-anak tumbuh sehat di rumah yang sehat.

Semoga kami bisa menata rumah seperti yang kami impikan. Aamiin😍😍😍

Merah Itu Aku
Jogja, 6 Maret 2019



0 comments:

Post a Comment